- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Sholat Jenazah Untuk Trans 7 Dan Presenter Dwi Putri


TS
sempak.baru
Sholat Jenazah Untuk Trans 7 Dan Presenter Dwi Putri

Buntut panjang dari dugaan penghinaan terhadap kiai dan institusi pesantren Ponpes Lirboyo yang ditayangkan stasiun televisi Trans7 terus bergulir.
Meski permintaan maaf resmi telah dilayangkan, gelombang kekecewaan dari kalangan masyarakat agamis tampaknya belum surut.
Puncaknya, sebuah aksi protes simbolik yang unik dan mendalam viral di media sosial, sekelompok warga di Indramayu menggelar salat jenazah untuk Trans7.
Aksi yang menggegerkan jagat maya ini dilakukan oleh sekelompok pria yang menamakan diri Jamiyah Jaosan Karangampel, Indramayu, Jawa Barat.
Dalam sebuah video yang beredar luas, terlihat belasan pria dewasa mengenakan sarung dan peci berbaris rapi membentuk saf salat.
Di depan mereka, tergeletak sebuah guling yang dibungkus kain, diibaratkan sebagai jenazah.
Di atas jenazah tersebut, diletakkan selembar kertas bertuliskan tangan, TRANS7 DWI PUTRI.
Suasana menjadi begitu dramatis ketika seorang pria di barisan depan dengan lantang menyatakan niat mereka.
"Kami dari Jamiyah Jaosan Karangampel, Indramayu, mau melaksanakan salat jenazah untuk Trans7 dan Dwi Putri," ujarnya. "Mudah-mudahan keduanya hancur," lanjutnya, yang kemudian diikuti dengan seruan takbir, "Allahu Akbar!", oleh seluruh jemaah yang memulai salat.
Aksi ini merupakan bentuk protes keras yang menyimbolkan bahwa Trans7, beserta salah satu presenternya, Dwi Putri, dianggap telah meninggal secara moral".
Bagi mereka, tayangan stasiun televisi tersebut telah melukai hati umat dan merendahkan kehormatan para ulama yang selama ini menjadi panutan.
Kemarahan publik ini bermula dari salah satu episode program investigasi Xpose Uncensored di Trans7. Episode tersebut menyoroti dugaan praktik politik uang dan penyalahgunaan dana di lingkungan pesantren.
Namun, cara penyajian, narasi, dan visual yang digunakan dalam program tersebut dinilai oleh banyak pihak telah menyudutkan dan melakukan generalisasi terhadap seluruh institusi pesantren dan figur kiai di Indonesia.
Tayangan itu dianggap tidak hanya gagal menyajikan pemberitaan yang berimbang, tetapi juga secara serampangan menodai citra pesantren yang merupakan pilar pendidikan karakter bangsa.
Kalangan santri, alumni pesantren, dan berbagai organisasi keagamaan serentak menyuarakan protes keras.
Mereka menilai Trans7 telah abai terhadap sensitivitas isu dan merendahkan martabat para kiai yang seharusnya dihormati.
Pihak Trans7 sendiri telah menyampaikan permohonan maaf secara resmi. Manajemen mengakui adanya kekeliruan dan berjanji akan melakukan evaluasi internal.
Namun, permintaan maaf tersebut tampaknya belum cukup untuk memulihkan luka dan kemarahan yang sudah terlanjur meluas.
Aksi salat jenazah di Indramayu ini menjadi bukti nyata bahwa bagi sebagian masyarakat, persoalan ini bukan sekadar kesalahan jurnalistik, melainkan sebuah kematian nurani dan etika.
Aksi simbolik ini mengirimkan pesan kuat bahwa kepercayaan publik yang telah "terbunuh" tidak bisa dihidupkan kembali hanya dengan selembar surat permohonan maaf.
Sumur
Orang2 SDM rendah dan idiot







soelojo4503 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
675
66


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan