KPK Bongkar Modus Korupsi Logam Antam yang Rugikan Negara Rp 100 M
Yustinus Patris Paat
~3 minutes

Jakarta, Beritasatu.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap modus korupsi dalam kerja sama pengolahan anoda logam antara PT Aneka Tambang (Antam) Tbk dan PT Loco Montrado (LCM). Dari kerja sama tersebut, negara diperkirakan merugi hingga Rp 100 miliar.

Juru Bicara KPK Budi Prasetyo menjelaskan modus korupsi itu terjadi karena setiap 1 kilogram (kg) anoda logam yang dikirimkan PT Antam ke PT LCM hanya ditukar dengan 3 gram emas.

“Dari modus-modus itu kemudian merugikan keuangan negara hingga lebih dari Rp 100 miliar,” ujar Budi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).
Menurut Budi, pengembalian 3 gram emas per kilogram anoda logam itu tidak sesuai ketentuan. Dalam proses pengolahan yang benar, anoda logam seharusnya menghasilkan dua produk, yakni emas dan perak. Namun, PT LCM hanya mengembalikan emas tanpa perak.

“Padahal setiap kilogram anoda logam yang diolah harusnya menghasilkan emas dan perak. Namun, hasilnya hanya emas saja,” tegasnya.

KPK mendalami modus tersebut dengan memeriksa empat saksi dari internal PT Antam, yakni Fakhri Reza, Hardianto Tumpak Manurung, Helminto Jaharjo Sitanggang, dan Ilham Iskandar Siregar. Keempatnya diperiksa terkait proses dan mekanisme pengolahan anoda logam di Antam.

Kasus ini berawal dari kerja sama pengolahan anoda logam antara PT Antam dan PT Loco Montrado pada 2017. KPK sebelumnya telah menetapkan Direktur Utama PT Loco Montrado, Siman Bahar, sebagai tersangka, meski status itu sempat dibatalkan lewat gugatan praperadilan. Kini KPK kembali menetapkannya sebagai tersangka.
Selain itu, KPK juga menetapkan PT Loco Montrado sebagai tersangka korporasi dan telah memproses mantan General Manager Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia (UBPP LM) Antam, Dodi Martimbang. Ia didakwa merugikan negara sekitar Rp 100 miliar dalam kasus ini.

Kasus korupsi logam Antam ini menjadi salah satu sorotan besar KPK pada sektor pertambangan karena menyangkut potensi kerugian besar dari hasil sumber daya alam negara.

https://www.beritasatu.com/nasional/...egara-rp-100-m


segala sesuatu yg hilang, sudah jadi milik orang lain