Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Tolak Kekerasan, Alasan Murid SMAN 1 Cimarga Mogok Sekolah

Tolak Kekerasan, Alasan Murid SMAN 1 Cimarga Mogok Sekolah
16 Okt 2025, 05:58 WIB
Muhamad Iqbal
Murid SMAN 1 Cimarga, Lebak, Banten
Murid SMAN 1 Cimarga, Lebak, Banten (Dok. IDN Times/Aldi)

Lebak, IDN Times – Sejumlah siswa SMA Negeri 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, akhirnya buka suara soal aksi mogok sekolah yang mereka lakukan selama dua hari terakhir.

Mereka menegaskan, aksi tersebut bukan bentuk pembelaan terhadap teman yang ketahuan merokok, melainkan bentuk penolakan terhadap tindakan kekerasan yang dilakukan kepala sekolah.

Kami sudah mau sekolah lagi hari ini karena kepsek kabarnya sudah dinonaktifkan,” ujar salah satu siswi yang enggan disebut namanya, Rabu (15/10/2025).

1. Aksi dilakukan spontan oleh para siswa
Tolak Kekerasan, Alasan Murid SMAN 1 Cimarga Mogok Sekolah
Murid SMAN 1 Cimarga, Lebak, Banten (Dok. IDN Times/Aldi)
Menurut siswi tersebut, aksi mogok dilakukan spontan oleh seluruh siswa setelah insiden penamparan terhadap seorang murid kelas 12 pada Jumat pekan lalu. Selama dua hari mogok, guru tetap memberikan tugas melalui daring.

“Iya, selama dua hari tetap ada tugas lewat WhatsApp. Jadi pelajaran enggak tertinggal,” katanya.

Ia juga mengaku sempat diminta orangtuanya untuk tetap berangkat ke sekolah, namun karena semua teman sekelas tidak masuk, ia memilih ikut mogok.

2. Pihak sekolah membantah siswa mogok untuk membela temannya yang merokok
Tolak Kekerasan, Alasan Murid SMAN 1 Cimarga Mogok Sekolah
Murid SMAN 1 Cimarga, Lebak, Banten (Dok. IDN Times/Aldi)
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 1 Cimarga, Dhea Najmi Layali, membantah anggapan bahwa siswa yang mogok sedang membela rekan mereka yang ketahuan merokok.

“Jadi siswa itu mogok karena tidak ingin ada kekerasan di sekolah, bukan membela temannya yang merokok,” tegas Dhea.


https://banten.idntimes.com/news/ban...0-xwfcr-62byt6

Solidaritas menolak kekerasan

Komnas PA Soroti Aksi Mogok Sekolah Ratusan Siswa SMAN 1 Cimarga
Tolak Kekerasan, Alasan Murid SMAN 1 Cimarga Mogok Sekolah
16 Okt 2025, 06:13 WIB
Khairil Anwar
Jp
Ketua Komnas PA Banten Hendry Gunawan (Dok. Khaerul Anwar)

Serang, IDN Times – Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) turun tangan menyikapi insiden ratusan siswa SMA Negeri 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, yang sempat mogok sekolah usai peristiwa penamparan seorang murid oleh kepala sekolah.

Ketua Komnas PA Banten, Hendry Gunawan, mengatakan pihaknya tengah mendalami alasan di balik aksi ratusan siswa tersebut. Ia menilai perlu ditelusuri apakah aksi itu bentuk solidaritas terhadap teman mereka atau dipicu oleh faktor lain.

“Kami ingin memastikan apakah mereka tidak setuju dengan kekerasan yang terjadi, atau justru mendukung pelanggaran yang dilakukan. Ini sedang kami dalami lebih lanjut,” kata Hendry, Rabu (15/10/2025).

1. Komnas PA: ingat, anak punya hak dan kewajiban
Tolak Kekerasan, Alasan Murid SMAN 1 Cimarga Mogok Sekolah
Murid dan kepsek saat saling memaafkan (Dok. Tangkapan layar)
Hendry menegaskan bahwa pembahasan mengenai hak anak juga harus diiringi dengan pemahaman mengenai kewajiban anak sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Anak.

“Hak anak memang dijamin dalam undang-undang. Namun di Pasal 19 disebutkan juga ada lima kewajiban anak, salah satunya menghormati orangtua, wali, dan guru, serta berperilaku sopan dan berakhlak mulia,” katanya.

2. Batasan guru menegakkan disiplin sudah diatur dalam Peraturan Mendikbud
Tolak Kekerasan, Alasan Murid SMAN 1 Cimarga Mogok Sekolah
Kepsek SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria (Dok tangkapan layar)
Terkait tindakan guru terhadap siswa, Hendry menjelaskan bahwa batasan dan mekanisme penanganan kekerasan di sekolah telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 46 Tahun 2023 Tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.

“TPPK (Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan) harus bekerja sama dengan orang tua, guru, dan siswa dalam menyusun tata tertib sekolah. Jika ada pelanggaran, konsekuensinya sudah jelas berupa pembinaan, bukan kekerasan,” katanya.

Hendry menilai tindakan guru dalam kasus ini bersifat reaktif, kemungkinan dipicu oleh niat menegur, namun dengan cara yang keliru.

"Bisa jadi guru ingin mengingatkan, tapi caranya salah. Seperti orangtua yang sedang kesal, tapi tetap harus ada cara lain yang lebih membangun, tanpa menjatuhkan mental anak,” tuturnya.

3. Komnas PA menduga ada pihak yang memprovokasi siswa
Tolak Kekerasan, Alasan Murid SMAN 1 Cimarga Mogok Sekolah
Ketua Komnas PA Banten Hendry Gunawan (Dok. Khaerul Anwar)
Hendry juga menyoroti adanya dugaan pihak tertentu yang menggerakkan siswa untuk tidak masuk sekolah. Ia menilai hal itu perlu diselidiki lebih lanjut karena masuk dalam eksploitasi anak.

“Kalau memang terbukti ada yang mengoordinasi atau memprovokasi anak-anak untuk melakukan hal tertentu, Undang-Undang Perlindungan Anak sudah jelas melarang itu,” tegasnya.

Menanggapi laporan orang tua siswa ke pihak kepolisian, Hendry menyebut langkah tersebut sah selama berlandaskan prinsip perlindungan anak. Namun ia mendorong agar penyelesaian ditempuh melalui pendekatan keadilan restoratif.

“Memang ada unsur kekerasan, tetapi tujuannya bukan menghukum, melainkan memulihkan. Gurunya bisa introspeksi, dan anak juga mengakui kesalahannya. Mekanisme diversi atau keadilan restoratif bisa jadi jalan tengah,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, aksi mogok para siswa itu menyusul penamparan salah satu siswa SMA tersebut yang kedapatan merokok di area sekolah, beberapa waktu lalu. Kepala Sekolah Negeri 1 Cimarga, Dini Fitria menampar siswa berinisial I dan sempat berujung penonaktifan Dini dari jabatan.

Kasus ini berujung damai pada Rabu (15/10/2025) setelah Dini dan siswa I bertemu di ruang kerja Gubernur Banten, Andra Soni.

https://banten.idntimes.com/news/ban...1-4wb6z-hdsl3f



Ramai di Sosmed Lulusan SMAN 1 Cimarga di Blacklist HRD Perusahaan
Tolak Kekerasan, Alasan Murid SMAN 1 Cimarga Mogok Sekolah
Kamis 16 Oktober 2025, 08:02 WIB

LEBAK – Kasus aksi mogok sekolah yang dilakukan oleh siswa SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, semakin memanas setelah video aksi tersebut tersebar luas di media sosial.

Video yang menunjukkan ratusan siswa yang mogok sekolah untuk membela rekan mereka yang ketahuan merokok, segera menjadi viral dan memicu reaksi keras dari warganet.

Pada awalnya, aksi mogok dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap teman mereka yang ditampar oleh kepala sekolah karena ketahuan merokok. Kejadian tersebut langsung tersebar luas setelah salah satu siswa mengunggah video aksi mogok di media sosial, yang kemudian mendapat perhatian luas dari netizen.

Reaksi publik mulai terpecah, sebagian mendukung aksi siswa dengan alasan empati, namun sebagian besar mengecam tindakan tersebut karena dianggap tidak sesuai dengan nilai kedisiplinan yang seharusnya diterapkan di sekolah.

Bahkan, beberapa pengguna Threads (aplikasi media sosial) mengaku bekerja di HRD perusahaan dan berencana untuk mencatat serta memasukkan nama SMAN 1 Cimarga ke dalam daftar hitam bagi alumni yang lulus pada tahun 2026 hingga 2028.

Mereka mengungkapkan bahwa dalam proses rekrutmen kerja, mereka akan mempertimbangkan kedisiplinan siswa dan hal ini menjadi pertimbangan serius.

“Saya sebagai orang yang biasa melakukan rekrutmen karyawan, akan mencatat dan memasukkan nama alumni SMAN 1 Cimarga ke dalam daftar hitam untuk lulusan 2026 hingga 2028,” tulis salah satu pengguna di media sosial.

Sejumlah unggahan yang bernada serupa terus bermunculan di berbagai platform media sosial, dengan banyak warganet yang mendukung langkah tegas tersebut. Mereka menilai bahwa kedisiplinan adalah aspek penting yang harus diajarkan sejak dini, apalagi di lingkungan pendidikan yang diharapkan menjadi dasar pembentukan karakter siswa.

“Banyak warganet yang mendukung langkah tersebut dengan alasan moral, karena kedisiplinan pelajar harus dijaga sejak dini dan jangan sampai merusak citra pendidikan di Indonesia,” tulis salah seorang pengguna Twitter.

Tak hanya itu, beberapa pengusaha dan pemilik usaha juga memberikan pendapat serupa. Seorang pengguna dengan akun @ipungkasih mengungkapkan bahwa dia akan mem-blacklist alumni SMAN 1 Cimarga dari proses rekrutmen pekerjaan di wilayah Banten.

“Saya punya usaha yang mencakup seluruh area Banten. Saya pastikan ketika merekrut pegawai nanti, SMAN 1 Cimarga akan saya blacklist! RIP Mental,” ungkapnya dengan tegas.

Reaksi warganet terhadap kejadian ini semakin meluas, baik dalam bentuk protes maupun dukungan terhadap kebijakan sekolah dalam menegakkan kedisiplinan. Beberapa pihak mendukung langkah sekolah untuk memberikan sanksi yang tegas terhadap siswa yang melanggar aturan, sementara yang lain berpendapat bahwa tindakan yang terlalu keras akan berdampak negatif pada psikologi siswa dan memperburuk citra sekolah.

Kejadian ini menggambarkan betapa pentingnya keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan penerapan kedisiplinan di lingkungan pendidikan. Sekolah diharapkan tidak hanya menjadi tempat belajar akademik, tetapi juga menjadi tempat pembentukan karakter dan moral siswa yang nantinya akan berkontribusi dalam masyarakat.

Namun, di sisi lain, kasus ini juga menyoroti pentingnya komunikasi yang baik antara pihak sekolah, siswa, dan orang tua dalam menyelesaikan masalah disiplin, tanpa mengorbankan hak-hak siswa untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Tentu saja, langkah tegas yang diambil oleh banyak pihak ini akan berdampak pada keputusan kebijakan pendidikan di masa depan, baik di SMAN 1 Cimarga maupun sekolah-sekolah lainnya.
https://www.bantennews.co.id/ramai-d...rd-perusahaan/

ancaman para pengusaha menolak aalumni SMAN 1 Cimarga


casper69Avatar border
michaeljohnr875Avatar border
4l3x4ndr4Avatar border
4l3x4ndr4 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
580
54
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan