- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Guru SMKN 7 Palembang Buka Suara soal Dugaan Fitnah Siswa Pakai Narkoba yang Viral


TS
mabdulkarim
Guru SMKN 7 Palembang Buka Suara soal Dugaan Fitnah Siswa Pakai Narkoba yang Viral
Guru SMKN 7 Palembang Buka Suara soal Dugaan Fitnah Siswa Pakai Narkoba yang Viral

Kompas.com - 13/10/2025, 20:44 WIB Aji YK Putra, Eris Eka Jaya Tim Redaksi 1 Lihat Foto Kepala Program Keahlian Teknik Sepeda Motor (TSM), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 7 Palembang, Maya Handayani, saat memberikan di sekolah, Senin (13/10/2025).(KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA)
PALEMBANG, KOMPAS.com - Kepala Program Keahlian Teknik Sepeda Motor (TSM) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 7 Palembang, Maya Handayani, akhirnya buka suara setelah videonya viral karena menyebut salah satu siswanya berinisial M menggunakan narkoba.
Video tersebut sebelumnya viral setelah diunggah oleh akun Instagram @nita_fsagung. Nita diketahui adalah ibu kandung dari M, murid SMK Negeri 7 Palembang yang dituding menggunakan narkoba oleh Maya.
Maya mengaku, awal mula kejadian itu berlangsung ketika ia dihubungi oleh salah satu wali kelas yang mengatakan bahwa ada siswa yang menggunakan narkoba.
Pada Senin (15/9/2025), wali kelas kemudian membawa M ke ruangannya.
Di dalam ruangan tersebut, wali kelas mengaku bahwa M membeli obat terlarang bersama siswa lain dari jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV).
“Wali kelas bilang anak ini bersama siswa dari DKV membeli obat terlarang.[/b] Saya tanya, apa benar kamu beli narkoba, dan anak itu menjawab ‘iya Bu’,[/b]” kata Maya kepada wartawan, Senin (13/10/2025).
Dalam kejadian tersebut, Maya pun mendapatkan cerita berbeda dari pihak lain. Namun, ia langsung merekam percakapan tersebut untuk memastikan kebenarannya tanpa disebar.
“Rekaman itu saya simpan pribadi, tidak saya sebarkan. Hanya untuk memastikan kebenaran,” jelasnya.
Menurut Maya, dalam rekaman itu, siswa tersebut bahkan mengaku telah tiga kali menggunakan barang terlarang sejak masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atas ajakan temannya. Ketika menggunakan barang tersebut, M pun mengaku pusing.
"Saya bilang ke dia, 'kalau sudah tahu pusing, jangan dipakai lagi'," tutur Maya.
Setelah kejadian tersebut, Kamis (18/9/2025), Maya mendapat informasi dari Wakil Kepala Kesiswaan bahwa kasus tersebut telah diselesaikan oleh kepala sekolah. M kembali diperbolehkan ke sekolah dan mendapatkan poin pelanggaran 99 persen.
"Kalau satu kali lagi melanggar, langsung dikembalikan ke orangtua," katanya.
Namun, M ternyata dua kali tidak hadir tanpa keterangan dan tidak mengikuti ujian MID Semester pada Selasa (23/9/2025), sehingga nilai ujiannya pun nol.
“Nilainya nol karena tidak ikut ujian. Tapi wali kelas bilang kasus narkoba sudah selesai dan anak itu tidak terbukti. Saya jawab, ya sudah, tapi saya punya rekaman percakapan itu. Dari situ mulai muncul ketegangan,” ungkapnya.
Lalu, pada Jumat (26/9/2025), Nita, orang tua dari M, datang ke bengkel TSM dan membawa beberapa orang yang merekam kejadian. Keduanya pun sempat terjadi perdebatan hingga akhirnya video tersebut viral.
“Saya tanya, kenapa di video? Mereka bilang karena pihak sekolah juga memvideokan anak mereka. Saya kaget dan menjelaskan bahwa rekaman saya itu hanya untuk mencari kebenaran, bukan untuk disebarkan,” ungkap Maya.
Pihak sekolah kemudian mengambil langkah dengan meminta maaf kepada orang tua M. Poin pelanggaran sebelumnya diberikan akhirnya dihapus menjadi nol. Bahkan, kepala sekolah dan sejumlah guru pun datang ke rumah siswa untuk meminta maaf.
“Permintaan maaf kami diterima, tapi orangtua siswa tetap meminta saya klarifikasi di media sosial. Saya bingung, karena saya tidak pernah memviralkan video itu,” kata Maya.
Tak berhenti di situ, pada Selasa (30/9/2025), orangtua siswa kembali datang ke sekolah dan meminta Maya meminta maaf di depan seluruh siswa.
“Saya lakukan itu di lapangan, menjelaskan bahwa telah terjadi miskomunikasi. Tapi tetap saja dianggap tidak ikhlas,” katanya
Ketegangan kembali memuncak setelah Senin, (6/10/2025), saat pihak orangtua siswa mengunggah video baru di media sosial.
"Dalam video itu saya hanya diam karena takut salah bicara, tetapi justru disebut sengak dan tidak minta maaf. Saya benar-benar bingung," ungkap Maya.
Keterangan Kepala Sekolah Sementara itu, Kepala SMK Negeri 7 Palembang, Aliyas Samsudin, mengungkapkan, guru di sekolahnya tidak pernah menuduh siswa berinisial M menggunakan narkoba.
Pengakuan tersebut justru datang dari siswa itu sendiri saat dimintai keterangan oleh guru.
"Awalnya guru Kaprodi mendapat pengakuan dari salah satu siswa yang mengatakan telah memakai narkoba.
Laporan itu kemudian disampaikan ke wali kelas dan ke saya," kata Aliyas.
Menurut Aliyas, pihak sekolah juga memperoleh informasi dari Cyber Polda Sumsel, yang menyebut ada dua siswa SMK Negeri 7 Palembang terindikasi menggunakan narkoba, masing-masing dari jurusan Teknik Sepeda Motor (TSM) dan Desain Komunikasi Visual (DKV).
"Kami langsung memanggil keduanya untuk dimintai keterangan. Saat ditanya oleh wali kelas dan guru BK, keduanya mengaku telah memakai narkoba," jelasnya.
Aliyas mengaku sangat terkejut dengan pengakuan tersebut dan menegaskan bahwa pihak sekolah tidak akan gegabah dalam mengambil keputusan.
"Saya kaget mendengar pengakuan mereka. Katanya hanya untuk senang-senang. Tapi kami tetap berhati-hati, semua harus diklarifikasi dengan bukti yang sah," kata dia.
https://regional.kompas.com/read/202...age=all#page3.
NITA Kuak 2 Kesalahan Fatal Oknum Guru SMKN 7 Palembang yang Bikin Mental Anaknya Hancur: Intimidasi

Tayang: Rabu, 15 Oktober 2025 12:04 WIB
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: pairat
zoom-inlihat fotoNITA Kuak 2 Kesalahan Fatal Oknum Guru SMKN 7 Palembang yang Bikin Mental Anaknya Hancur: Intimidasi
Tiktok
AMARAH NITA - NITA Kuak 2 Kesalahan Fatal Oknum Guru SMKN 7 Palembang yang Bikin Mental Anaknya Hancur Intimidasi
SRIPOKU.COM - Nita mengungkapkan dua kesalahan fatal yang dilakukan oknum guru di SMKN 7 Palembang yang membuatnya meradang.
Ia juga menyadari bahwa ada misskomunikasi yang dilakukan oleh pihak guru hingga berujung intimidasi kepada anaknya.
Konten kreator asal Palembang ini menyebut oknum guru terus mengintimidasi anak-anak di sana tanpa adanya bukti konkret.
Hal itulah yang membuatnya meradang dan maju paling depan mengawal keadilan untuk anaknya.
Adapun kesalahan fatal yang dilakukan guru tersebut, pertama telah menuduh anaknya memakai narkoba dan menuliskan absen Alfa pada anaknya.
"MAKIN MUNCUL KALIAN
MAKIN SALAH
KARENA SEMUA KESALAHAN INI
DIMULAI DARI KALIAN SEMUA
PIHAK SEKOLAH
Yang MISS KOMUNIKASI antar Guru, Terus Tanpa mencari barang bukti dulu sudah mengintimidasi Anak-anak dengan Ancaman,
MEREKAN ANAK-ANAK di saat intimidasi, Terus Kalian Ada Treck RECORD dimana Kalian Benar Tetap memberikan Sanksi HUKUMAN 99.9 persen Hanya Memberi KESEMPATAN ANAK-ANAK 1 persen Lagi!!!
Tiba-tiba Sih MAYA ini Dengan SENGAJA MENAMBAHKAN 1 persen nya dengan MENUDUH ANAK SAYA ALFA-kan di Absensi nya
PADAHAL ANAK SAYA MASUK SEKOLAH Di Tgl tersebut!!!!," tulis Nita.

MAYA HANDAYANI KLARIFIKASI - Maya Guru SMKN 7 Palembang Bela Diri, Nita Meradang Bongkar Kepalsuan, Permintaan Maaf tak Tulus (Sripoku.com)
Ungkap Alasan tak Beri Maaf
Dikutip dari akun Tiktoknya @NitaFsagung, Nita mengunggah video Maya saat diwawancarai wartawan.
Mendengar cerita versi Maya Handayani membuat Nita geram.
Ia mengungkapkan alasan tak mau memaafkan Maya buntut dugaan fitnah terhadap anaknya.
Nita juga menyebut permintaan maaf Maya tidak tulus dan penuh kebohongan.
Konten kreator asal Palembang ini juga menyebut Maya adalah sosok yang senang mengkambinghitamkan orang lain.
"INI DIA ALASAN KENAPA SAYA TIDAK TERIMA PERMINTAAN MAAF NYA !!
SEMUA PERMINTAAN MAAF DY DARI AWAL PALSUUUUUUU TIDAK PERNAH TULUS SELALU ADA TAPI , TAPI NYA & SELALU BERBOHONG HOBY MENGKAMBING HITAMKAN ORANG LAIN," tulis Nita.
Sebelumnya, Maya Handayani, Kepala Program Studi (Kaprodi) Teknik Sepeda Motor (TSM) di SMKN 7 Palembang akhirnya angkat bicara setelah polemik tersebut tak kunjung berakhir.
Maya telah mengetahui bahwa dirinya dilaporkan ke pihak kepolisian.
Namun ia belum mengambil langkah hukum atau pernyataan terbuka karena masih berada di bawah koordinasi pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Sumatera Selatan (Sumsel).
"Saya belum ada langkah apa-apa. Saya ini masih di bawah perlindungan Dinas Pendidikan, kepala sekolah, dan ada Kabid SMK. Saya tidak mau bertindak gegabah tanpa persetujuan mereka,” kata Maya, Senin (13/10/2025).
Maya juga menilai, tuduhan yang dilayangkan kepadanya telah merugikan nama baik pribadi maupun profesionalnya sebagai tenaga pendidik.
"Saya merasa sudah dicemarkan oleh wali murid, padahal tuduhan itu tidak benar. Saya pribadi sangat dirugikan. Bahkan sudah masuk di ranah pencemaran nama baik,” katanya.
Kronologi Versi Guru
Maya menceritakan, peristiwa itu bermula ketika wali kelas siswa yang bersangkutan menghubunginya dan mengabarkan bahwa ada informasi siswa diduga mengonsumsi narkoba.
"Saya tanya, informasinya dari mana, katanya dari orang tua dan pihak kepolisian. Wali kelas juga bilang biarkan dulu pihak kepolisian yang menindaklanjuti,” kata Maya.
Setelah itu, Maya mengaku tidak lagi menindaklanjuti sampai pada Senin, 15 September 2025, saat wali kelas membawa siswa tersebut ke ruangannya.
"Di ruangan saya ada saksi, Pak Rohmansyah dan Pak Lukman. Wali kelas bilang anak ini bersama siswa lain membeli obat terlarang. Saya tanya, apa benar kamu beli narkoba, dan anak itu menjawab "iya bu," kata Maya saat menceritakan ulang kejadiannya.
Namun, karena masih bingung dengan versi cerita yang berbeda, Maya mengaku sempat merekam percakapan dengan siswa tersebut untuk memastikan kebenarannya.
"Namun rekaman itu saya simpan pribadi, tidak saya sebarkan. Hanya untuk mencari kejelasan,” katanya.
Lalu, beberapa hari kemudian, tepatnya 18 September 2025, Maya mendapat informasi dari Wakil Kepala Kesiswaan bahwa kasus tersebut telah diselesaikan oleh kepala sekolah.
“Anak tersebut diperbolehkan sekolah kembali, tapi mendapat poin pelanggaran 99 persen. Kalau satu kali lagi melanggar, langsung dikembalikan ke orang tua,” ucapnya.
Maya kemudian kembali menemukan bahwa siswa tersebut dua kali tidak hadir tanpa keterangan (alpa). Ia pun melaporkan hal itu ke Waka Kesiswaan.
“Wali kelas bilang anak itu izin terlambat karena ambil ijazah, tapi guru yang mengajar tidak dikonfirmasi. Selain itu, pada 23 September anak tersebut tidak ikut ujian MID Semester dan nilainya nol,” kata Maya.
Namun, wali kelas kemudian mengatakan bahwa masalah narkoba sudah dianggap selesai dan siswa tidak terbukti terlibat.
“Saya jawab, ya sudah, tapi saya punya rekaman percakapan itu. Dari situ mulai muncul ketegangan,” katanya.
Kemudian pada Jumat, 26 September 2025, orang tua siswa datang ke bengkel TSM dan sempat membawa beberapa orang yang merekam kejadian.
"Saya tanya, kenapa divideokan? Mereka bilang karena pihak sekolah juga memvideokan anak mereka. Saya kaget dan menjelaskan bahwa rekaman yang saya buat hanya untuk mencari kebenaran, bukan untuk disebarkan,” kata Maya.
Perdebatan pun terjadi dan terekam dalam video yang kemudian viral di media sosial.
“Padahal saya sudah minta maaf di ruang kepala sekolah, dan bahkan poin pelanggaran anak itu sudah dihapus menjadi nol persen,” katanya.
Keesokan harinya, Sabtu, 27 September 2025, Maya bersama kepala sekolah, waka humas, dan wali kelas bahkan sudah datang ke rumah siswa untuk meminta maaf.
“Permintaan maaf kami diterima, tapi orang tua siswa tetap meminta saya klarifikasi di media sosial. Saya bingung, karena saya tidak pernah memviralkan video itu,” kata Maya.
Kemudian pada 30 September 2025, pihak orang tua kembali datang ke sekolah meminta agar Maya meminta maaf di depan seluruh siswa.
“Saya lakukan itu. Saya minta maaf di lapangan, menjelaskan bahwa telah terjadi miskomunikasi. Saya juga tanya ke siswa-siswa, apakah pernah menerima rekaman dari saya, mereka semua menjawab tidak,” kata Maya.
Namun, orang tua siswa disebut tetap belum puas. “Dia bilang permintaan maaf saya tidak ikhlas,” kata Maya.
https://palembang.tribunnews.com/met...&s=paging_new.
Ketua PGRI Palembang Minta Perselisihan Guru dan Orangtua Siswa SMKN 7 Diakhiri

Published by radarbahtera at Oktober 15, 2025Categories Tags
Post Views: 3,150
SUMSEL, RADARBAHTERA.COM – Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Palembang, H. Ahmad Zulinto, S.Pd., M.M, mengunjungi SMK Negeri 7 Palembang, Rabu (15/10/2025), guna mengetahui secara langsung kronologis perselisihan antara orang tua siswa dan salah satu guru di sekolah tersebut.
Dalam kunjungan itu, Zulinto menegaskan bahwa kedatangannya bertujuan untuk mendengarkan keterangan dari semua pihak agar permasalahan dapat diselesaikan secara bijak tanpa memperpanjang polemik.
“Langkah yang diambil sekolah sudah tepat. Gurunya juga sudah meminta maaf jika ada perkataan yang menyinggung. Saya harap persoalan ini segera diakhiri,”ujar Zulinto.
Ia menambahkan, dalam dunia pendidikan, hubungan antara guru, siswa, dan orang tua harus dijaga dengan rasa saling menghormati dan kasih sayang.
Menurutnya, tidak ada guru yang berniat menyakiti atau merendahkan muridnya, karena setiap guru bekerja dengan dasar keikhlasan dan tanggung jawab moral untuk mendidik.
“Sebagai guru selama 40 tahun, saya tahu betul lika-liku profesi ini. Guru tidak akan pernah mendoakan muridnya gagal. Semua yang dilakukan guru adalah bentuk kasih sayang dan upaya mendidik anak-anak menjadi lebih baik,” tegasnya.
Zulinto menilai peristiwa tersebut murni miskomunikasi dan ego yang tidak terkendali. Karena itu, ia meminta kepada pihak orang tua agar menghentikan permasalahan ini demi kebaikan anak yang masih harus melanjutkan pendidikannya.
“Niatkanlah anak sekolah di sini untuk jadi anak pintar, punya masa depan. Jagalah kebersamaan dan kekeluargaan antara orang tua dan guru. Kalau kita saling memahami, tidak akan ada persoalan seperti ini,” tambahnya.
Ketua PGRI Palembang itu juga menjelaskan, pihaknya siap memberikan pendampingan hukum kepada guru apabila terjadi pelaporan dari pihak luar.
“Di PGRI ada tim hukum. Jika guru dilaporkan, kami akan mendampingi. Termasuk dalam kasus ini, tim hukum PGRI bersama Dewan Pendidikan Kota Palembang siap turun untuk memberikan pendampingan,” jelas Zulinto.
Lebih lanjut, Zulinto berpesan kepada seluruh guru di Palembang yang berjumlah lebih dari 20.000 orang anggota PGRI, agar tetap sabar dalam menghadapi setiap permasalahan dengan peserta didik maupun orang tua.
“Kita jaga kenyamanan bersama. Guru harus tetap sabar, karena persoalan pasti ada. Tapi saya yakin guru tidak akan pernah berniat jahat kepada anak didiknya,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 7 Palembang, Aliyas, S.Pd., M.Pd, mengungkapkan bahwa pihak sekolah sangat berharap persoalan ini segera diselesaikan agar proses belajar mengajar bisa kembali berjalan dengan normal.
“Kejadian ini tentu mengganggu aktivitas belajar di sekolah. Kami berharap semua pihak bisa menahan diri, dan semoga dengan dukungan PGRI serta Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel, persoalan ini cepat selesai,” ujarnya.
Aliyas menegaskan, pihak sekolah akan terus menjaga suasana kondusif agar guru dan siswa dapat kembali fokus pada proses pembelajaran.
“Kami ingin suasana belajar yang aman dan nyaman, agar kegiatan pendidikan bisa berjalan sebagaimana mestinya,” pungkasnya. (tk)
https://www.radarbahtera.com/ketua-p...kn-7-diakhiri/
masalah murid pakai narkoba di mana ibunya seorang konten kreator tak terima atas guru dan sekolah.

Kompas.com - 13/10/2025, 20:44 WIB Aji YK Putra, Eris Eka Jaya Tim Redaksi 1 Lihat Foto Kepala Program Keahlian Teknik Sepeda Motor (TSM), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 7 Palembang, Maya Handayani, saat memberikan di sekolah, Senin (13/10/2025).(KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA)
PALEMBANG, KOMPAS.com - Kepala Program Keahlian Teknik Sepeda Motor (TSM) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 7 Palembang, Maya Handayani, akhirnya buka suara setelah videonya viral karena menyebut salah satu siswanya berinisial M menggunakan narkoba.
Video tersebut sebelumnya viral setelah diunggah oleh akun Instagram @nita_fsagung. Nita diketahui adalah ibu kandung dari M, murid SMK Negeri 7 Palembang yang dituding menggunakan narkoba oleh Maya.
Maya mengaku, awal mula kejadian itu berlangsung ketika ia dihubungi oleh salah satu wali kelas yang mengatakan bahwa ada siswa yang menggunakan narkoba.
Pada Senin (15/9/2025), wali kelas kemudian membawa M ke ruangannya.
Di dalam ruangan tersebut, wali kelas mengaku bahwa M membeli obat terlarang bersama siswa lain dari jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV).
“Wali kelas bilang anak ini bersama siswa dari DKV membeli obat terlarang.[/b] Saya tanya, apa benar kamu beli narkoba, dan anak itu menjawab ‘iya Bu’,[/b]” kata Maya kepada wartawan, Senin (13/10/2025).
Dalam kejadian tersebut, Maya pun mendapatkan cerita berbeda dari pihak lain. Namun, ia langsung merekam percakapan tersebut untuk memastikan kebenarannya tanpa disebar.
“Rekaman itu saya simpan pribadi, tidak saya sebarkan. Hanya untuk memastikan kebenaran,” jelasnya.
Menurut Maya, dalam rekaman itu, siswa tersebut bahkan mengaku telah tiga kali menggunakan barang terlarang sejak masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atas ajakan temannya. Ketika menggunakan barang tersebut, M pun mengaku pusing.
"Saya bilang ke dia, 'kalau sudah tahu pusing, jangan dipakai lagi'," tutur Maya.
Setelah kejadian tersebut, Kamis (18/9/2025), Maya mendapat informasi dari Wakil Kepala Kesiswaan bahwa kasus tersebut telah diselesaikan oleh kepala sekolah. M kembali diperbolehkan ke sekolah dan mendapatkan poin pelanggaran 99 persen.
"Kalau satu kali lagi melanggar, langsung dikembalikan ke orangtua," katanya.
Namun, M ternyata dua kali tidak hadir tanpa keterangan dan tidak mengikuti ujian MID Semester pada Selasa (23/9/2025), sehingga nilai ujiannya pun nol.
“Nilainya nol karena tidak ikut ujian. Tapi wali kelas bilang kasus narkoba sudah selesai dan anak itu tidak terbukti. Saya jawab, ya sudah, tapi saya punya rekaman percakapan itu. Dari situ mulai muncul ketegangan,” ungkapnya.
Lalu, pada Jumat (26/9/2025), Nita, orang tua dari M, datang ke bengkel TSM dan membawa beberapa orang yang merekam kejadian. Keduanya pun sempat terjadi perdebatan hingga akhirnya video tersebut viral.
“Saya tanya, kenapa di video? Mereka bilang karena pihak sekolah juga memvideokan anak mereka. Saya kaget dan menjelaskan bahwa rekaman saya itu hanya untuk mencari kebenaran, bukan untuk disebarkan,” ungkap Maya.
Pihak sekolah kemudian mengambil langkah dengan meminta maaf kepada orang tua M. Poin pelanggaran sebelumnya diberikan akhirnya dihapus menjadi nol. Bahkan, kepala sekolah dan sejumlah guru pun datang ke rumah siswa untuk meminta maaf.
“Permintaan maaf kami diterima, tapi orangtua siswa tetap meminta saya klarifikasi di media sosial. Saya bingung, karena saya tidak pernah memviralkan video itu,” kata Maya.
Tak berhenti di situ, pada Selasa (30/9/2025), orangtua siswa kembali datang ke sekolah dan meminta Maya meminta maaf di depan seluruh siswa.
“Saya lakukan itu di lapangan, menjelaskan bahwa telah terjadi miskomunikasi. Tapi tetap saja dianggap tidak ikhlas,” katanya
Ketegangan kembali memuncak setelah Senin, (6/10/2025), saat pihak orangtua siswa mengunggah video baru di media sosial.
"Dalam video itu saya hanya diam karena takut salah bicara, tetapi justru disebut sengak dan tidak minta maaf. Saya benar-benar bingung," ungkap Maya.
Keterangan Kepala Sekolah Sementara itu, Kepala SMK Negeri 7 Palembang, Aliyas Samsudin, mengungkapkan, guru di sekolahnya tidak pernah menuduh siswa berinisial M menggunakan narkoba.
Pengakuan tersebut justru datang dari siswa itu sendiri saat dimintai keterangan oleh guru.
"Awalnya guru Kaprodi mendapat pengakuan dari salah satu siswa yang mengatakan telah memakai narkoba.
Laporan itu kemudian disampaikan ke wali kelas dan ke saya," kata Aliyas.
Menurut Aliyas, pihak sekolah juga memperoleh informasi dari Cyber Polda Sumsel, yang menyebut ada dua siswa SMK Negeri 7 Palembang terindikasi menggunakan narkoba, masing-masing dari jurusan Teknik Sepeda Motor (TSM) dan Desain Komunikasi Visual (DKV).
"Kami langsung memanggil keduanya untuk dimintai keterangan. Saat ditanya oleh wali kelas dan guru BK, keduanya mengaku telah memakai narkoba," jelasnya.
Aliyas mengaku sangat terkejut dengan pengakuan tersebut dan menegaskan bahwa pihak sekolah tidak akan gegabah dalam mengambil keputusan.
"Saya kaget mendengar pengakuan mereka. Katanya hanya untuk senang-senang. Tapi kami tetap berhati-hati, semua harus diklarifikasi dengan bukti yang sah," kata dia.
https://regional.kompas.com/read/202...age=all#page3.
NITA Kuak 2 Kesalahan Fatal Oknum Guru SMKN 7 Palembang yang Bikin Mental Anaknya Hancur: Intimidasi

Tayang: Rabu, 15 Oktober 2025 12:04 WIB
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: pairat
zoom-inlihat fotoNITA Kuak 2 Kesalahan Fatal Oknum Guru SMKN 7 Palembang yang Bikin Mental Anaknya Hancur: Intimidasi
Tiktok
AMARAH NITA - NITA Kuak 2 Kesalahan Fatal Oknum Guru SMKN 7 Palembang yang Bikin Mental Anaknya Hancur Intimidasi
SRIPOKU.COM - Nita mengungkapkan dua kesalahan fatal yang dilakukan oknum guru di SMKN 7 Palembang yang membuatnya meradang.
Ia juga menyadari bahwa ada misskomunikasi yang dilakukan oleh pihak guru hingga berujung intimidasi kepada anaknya.
Konten kreator asal Palembang ini menyebut oknum guru terus mengintimidasi anak-anak di sana tanpa adanya bukti konkret.
Hal itulah yang membuatnya meradang dan maju paling depan mengawal keadilan untuk anaknya.
Adapun kesalahan fatal yang dilakukan guru tersebut, pertama telah menuduh anaknya memakai narkoba dan menuliskan absen Alfa pada anaknya.
"MAKIN MUNCUL KALIAN
MAKIN SALAH
KARENA SEMUA KESALAHAN INI
DIMULAI DARI KALIAN SEMUA
PIHAK SEKOLAH
Yang MISS KOMUNIKASI antar Guru, Terus Tanpa mencari barang bukti dulu sudah mengintimidasi Anak-anak dengan Ancaman,
MEREKAN ANAK-ANAK di saat intimidasi, Terus Kalian Ada Treck RECORD dimana Kalian Benar Tetap memberikan Sanksi HUKUMAN 99.9 persen Hanya Memberi KESEMPATAN ANAK-ANAK 1 persen Lagi!!!
Tiba-tiba Sih MAYA ini Dengan SENGAJA MENAMBAHKAN 1 persen nya dengan MENUDUH ANAK SAYA ALFA-kan di Absensi nya
PADAHAL ANAK SAYA MASUK SEKOLAH Di Tgl tersebut!!!!," tulis Nita.

MAYA HANDAYANI KLARIFIKASI - Maya Guru SMKN 7 Palembang Bela Diri, Nita Meradang Bongkar Kepalsuan, Permintaan Maaf tak Tulus (Sripoku.com)
Ungkap Alasan tak Beri Maaf
Dikutip dari akun Tiktoknya @NitaFsagung, Nita mengunggah video Maya saat diwawancarai wartawan.
Mendengar cerita versi Maya Handayani membuat Nita geram.
Ia mengungkapkan alasan tak mau memaafkan Maya buntut dugaan fitnah terhadap anaknya.
Nita juga menyebut permintaan maaf Maya tidak tulus dan penuh kebohongan.
Konten kreator asal Palembang ini juga menyebut Maya adalah sosok yang senang mengkambinghitamkan orang lain.
"INI DIA ALASAN KENAPA SAYA TIDAK TERIMA PERMINTAAN MAAF NYA !!
SEMUA PERMINTAAN MAAF DY DARI AWAL PALSUUUUUUU TIDAK PERNAH TULUS SELALU ADA TAPI , TAPI NYA & SELALU BERBOHONG HOBY MENGKAMBING HITAMKAN ORANG LAIN," tulis Nita.
Sebelumnya, Maya Handayani, Kepala Program Studi (Kaprodi) Teknik Sepeda Motor (TSM) di SMKN 7 Palembang akhirnya angkat bicara setelah polemik tersebut tak kunjung berakhir.
Maya telah mengetahui bahwa dirinya dilaporkan ke pihak kepolisian.
Namun ia belum mengambil langkah hukum atau pernyataan terbuka karena masih berada di bawah koordinasi pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Sumatera Selatan (Sumsel).
"Saya belum ada langkah apa-apa. Saya ini masih di bawah perlindungan Dinas Pendidikan, kepala sekolah, dan ada Kabid SMK. Saya tidak mau bertindak gegabah tanpa persetujuan mereka,” kata Maya, Senin (13/10/2025).
Maya juga menilai, tuduhan yang dilayangkan kepadanya telah merugikan nama baik pribadi maupun profesionalnya sebagai tenaga pendidik.
"Saya merasa sudah dicemarkan oleh wali murid, padahal tuduhan itu tidak benar. Saya pribadi sangat dirugikan. Bahkan sudah masuk di ranah pencemaran nama baik,” katanya.
Kronologi Versi Guru
Maya menceritakan, peristiwa itu bermula ketika wali kelas siswa yang bersangkutan menghubunginya dan mengabarkan bahwa ada informasi siswa diduga mengonsumsi narkoba.
"Saya tanya, informasinya dari mana, katanya dari orang tua dan pihak kepolisian. Wali kelas juga bilang biarkan dulu pihak kepolisian yang menindaklanjuti,” kata Maya.
Setelah itu, Maya mengaku tidak lagi menindaklanjuti sampai pada Senin, 15 September 2025, saat wali kelas membawa siswa tersebut ke ruangannya.
"Di ruangan saya ada saksi, Pak Rohmansyah dan Pak Lukman. Wali kelas bilang anak ini bersama siswa lain membeli obat terlarang. Saya tanya, apa benar kamu beli narkoba, dan anak itu menjawab "iya bu," kata Maya saat menceritakan ulang kejadiannya.
Namun, karena masih bingung dengan versi cerita yang berbeda, Maya mengaku sempat merekam percakapan dengan siswa tersebut untuk memastikan kebenarannya.
"Namun rekaman itu saya simpan pribadi, tidak saya sebarkan. Hanya untuk mencari kejelasan,” katanya.
Lalu, beberapa hari kemudian, tepatnya 18 September 2025, Maya mendapat informasi dari Wakil Kepala Kesiswaan bahwa kasus tersebut telah diselesaikan oleh kepala sekolah.
“Anak tersebut diperbolehkan sekolah kembali, tapi mendapat poin pelanggaran 99 persen. Kalau satu kali lagi melanggar, langsung dikembalikan ke orang tua,” ucapnya.
Maya kemudian kembali menemukan bahwa siswa tersebut dua kali tidak hadir tanpa keterangan (alpa). Ia pun melaporkan hal itu ke Waka Kesiswaan.
“Wali kelas bilang anak itu izin terlambat karena ambil ijazah, tapi guru yang mengajar tidak dikonfirmasi. Selain itu, pada 23 September anak tersebut tidak ikut ujian MID Semester dan nilainya nol,” kata Maya.
Namun, wali kelas kemudian mengatakan bahwa masalah narkoba sudah dianggap selesai dan siswa tidak terbukti terlibat.
“Saya jawab, ya sudah, tapi saya punya rekaman percakapan itu. Dari situ mulai muncul ketegangan,” katanya.
Kemudian pada Jumat, 26 September 2025, orang tua siswa datang ke bengkel TSM dan sempat membawa beberapa orang yang merekam kejadian.
"Saya tanya, kenapa divideokan? Mereka bilang karena pihak sekolah juga memvideokan anak mereka. Saya kaget dan menjelaskan bahwa rekaman yang saya buat hanya untuk mencari kebenaran, bukan untuk disebarkan,” kata Maya.
Perdebatan pun terjadi dan terekam dalam video yang kemudian viral di media sosial.
“Padahal saya sudah minta maaf di ruang kepala sekolah, dan bahkan poin pelanggaran anak itu sudah dihapus menjadi nol persen,” katanya.
Keesokan harinya, Sabtu, 27 September 2025, Maya bersama kepala sekolah, waka humas, dan wali kelas bahkan sudah datang ke rumah siswa untuk meminta maaf.
“Permintaan maaf kami diterima, tapi orang tua siswa tetap meminta saya klarifikasi di media sosial. Saya bingung, karena saya tidak pernah memviralkan video itu,” kata Maya.
Kemudian pada 30 September 2025, pihak orang tua kembali datang ke sekolah meminta agar Maya meminta maaf di depan seluruh siswa.
“Saya lakukan itu. Saya minta maaf di lapangan, menjelaskan bahwa telah terjadi miskomunikasi. Saya juga tanya ke siswa-siswa, apakah pernah menerima rekaman dari saya, mereka semua menjawab tidak,” kata Maya.
Namun, orang tua siswa disebut tetap belum puas. “Dia bilang permintaan maaf saya tidak ikhlas,” kata Maya.
https://palembang.tribunnews.com/met...&s=paging_new.
Ketua PGRI Palembang Minta Perselisihan Guru dan Orangtua Siswa SMKN 7 Diakhiri

Published by radarbahtera at Oktober 15, 2025Categories Tags
Post Views: 3,150
SUMSEL, RADARBAHTERA.COM – Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Palembang, H. Ahmad Zulinto, S.Pd., M.M, mengunjungi SMK Negeri 7 Palembang, Rabu (15/10/2025), guna mengetahui secara langsung kronologis perselisihan antara orang tua siswa dan salah satu guru di sekolah tersebut.
Dalam kunjungan itu, Zulinto menegaskan bahwa kedatangannya bertujuan untuk mendengarkan keterangan dari semua pihak agar permasalahan dapat diselesaikan secara bijak tanpa memperpanjang polemik.
“Langkah yang diambil sekolah sudah tepat. Gurunya juga sudah meminta maaf jika ada perkataan yang menyinggung. Saya harap persoalan ini segera diakhiri,”ujar Zulinto.
Ia menambahkan, dalam dunia pendidikan, hubungan antara guru, siswa, dan orang tua harus dijaga dengan rasa saling menghormati dan kasih sayang.
Menurutnya, tidak ada guru yang berniat menyakiti atau merendahkan muridnya, karena setiap guru bekerja dengan dasar keikhlasan dan tanggung jawab moral untuk mendidik.
“Sebagai guru selama 40 tahun, saya tahu betul lika-liku profesi ini. Guru tidak akan pernah mendoakan muridnya gagal. Semua yang dilakukan guru adalah bentuk kasih sayang dan upaya mendidik anak-anak menjadi lebih baik,” tegasnya.
Zulinto menilai peristiwa tersebut murni miskomunikasi dan ego yang tidak terkendali. Karena itu, ia meminta kepada pihak orang tua agar menghentikan permasalahan ini demi kebaikan anak yang masih harus melanjutkan pendidikannya.
“Niatkanlah anak sekolah di sini untuk jadi anak pintar, punya masa depan. Jagalah kebersamaan dan kekeluargaan antara orang tua dan guru. Kalau kita saling memahami, tidak akan ada persoalan seperti ini,” tambahnya.
Ketua PGRI Palembang itu juga menjelaskan, pihaknya siap memberikan pendampingan hukum kepada guru apabila terjadi pelaporan dari pihak luar.
“Di PGRI ada tim hukum. Jika guru dilaporkan, kami akan mendampingi. Termasuk dalam kasus ini, tim hukum PGRI bersama Dewan Pendidikan Kota Palembang siap turun untuk memberikan pendampingan,” jelas Zulinto.
Lebih lanjut, Zulinto berpesan kepada seluruh guru di Palembang yang berjumlah lebih dari 20.000 orang anggota PGRI, agar tetap sabar dalam menghadapi setiap permasalahan dengan peserta didik maupun orang tua.
“Kita jaga kenyamanan bersama. Guru harus tetap sabar, karena persoalan pasti ada. Tapi saya yakin guru tidak akan pernah berniat jahat kepada anak didiknya,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 7 Palembang, Aliyas, S.Pd., M.Pd, mengungkapkan bahwa pihak sekolah sangat berharap persoalan ini segera diselesaikan agar proses belajar mengajar bisa kembali berjalan dengan normal.
“Kejadian ini tentu mengganggu aktivitas belajar di sekolah. Kami berharap semua pihak bisa menahan diri, dan semoga dengan dukungan PGRI serta Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel, persoalan ini cepat selesai,” ujarnya.
Aliyas menegaskan, pihak sekolah akan terus menjaga suasana kondusif agar guru dan siswa dapat kembali fokus pada proses pembelajaran.
“Kami ingin suasana belajar yang aman dan nyaman, agar kegiatan pendidikan bisa berjalan sebagaimana mestinya,” pungkasnya. (tk)
https://www.radarbahtera.com/ketua-p...kn-7-diakhiri/
masalah murid pakai narkoba di mana ibunya seorang konten kreator tak terima atas guru dan sekolah.




69banditos dan itkgid memberi reputasi
2
306
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan