Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Bintang Daud, Bintang Kejora, dan Klaim OPM Didukung Israel
Bintang Daud, Bintang Kejora, dan Klaim OPM Didukung Israel
Dukungan politik terhadap Israel di Papua berkelindan dengan sentimen agama.

Rep: Fitriyan Zamzami/ Red: Fitriyan Zamzami

[ilustrasi] Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) berpose dengan latar bendera Bintang Kejora.Foto: Dok TPNPB
[ilustrasi] Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) berpose dengan latar bendera Bintang Kejora.
Oleh Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Dari Catalunya sampai Irlandia, perlawanan Palestina terhadap Israel menyatukan semangat kelompok-kelompok antipenjajahan. Namun di Papua lain hal, kelompok separatis justru melayangkan dukungan dan mendaku didukung Israel. Bagaimana bisa begitu?

Untuk seseorang yang tinggal nun di pedalaman Papua, berita-berita soal agresi Israel ke Palestina seperti tak lepas dari pengamatan Sebby Sambom. “Jabatannya” sebagai juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) tak membuat isi kepalanya soal konflik dengan TNI semata.

Saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di Majelis Umum PBB, ia menyimak dengan khidmat. Perdana “Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa ‘Jerusalem adalah kota kami, dan disini hanya ada satu negara’. Dan tidak akan ada negara Palestina, karena Jerusalem hanya satu yaitu kota Daud,” tulisnya kepada Republika mengomentari pidato tersebut.

Ia menekankan, dukungan terhadap Israel ini semata mencerminkan sentimen di Papua. “Bukan OPM yang dukung Israel, tetapi 99 persen warga Papua mendukung Israel,” kata dia ketika ditanyai soal ini.

Dukungan tersebut terkesan janggal di permukaan. Awam diketahui, gerakan-gerakan pembebasan sedunia berdiri di belakang Palestina yang hingga saat ini masih mengejar kemerdekaan.

“Orang-orang seperti Nelson Mandela, Che Guevara, ini hanya mimpi-mimpi saja, ilusi kosong,”kata Sebby menanggapi para tokoh revolusioner yang mendukung Palestina.

Keterangan Juru Bicara TPNPB OPM Sebby Sambom soal dukungan kepada Israel.
Ia juga mendaku, dukungan ini belakangan tak lagi bertepuk sebelah tangan.”Orang Yahudi Israel di Amerika berjanji bahwa mereka akan lobi Pemerintah Amerika Dan juga Pemerintah Israel, karena selama ini Indonesia menuduh Israel lakukan genosida di Gaza, namun justru Indonesia sendiri yang sebenarnya penjahat kemanusiaan di Papua,” ujarnya.

Sebby mengungkapkan, sejumlah perwakilan Papua diundang ke New York, Amerika Serikat pada awal Oktober lalu. Di antara yang diundang adalah Pendeta Marthen Su yang merupakan presiden International Sion Kids Movement (ISKM), kemudian aktivis Marthen Goo, penginjil Nebon Pahabol, serta perwakilan TPNPB John Anari.

“Mereka bertemu dengan komunitas Yahudi Amerika pada 5 Oktober 2025,” kata Sebby kepada Republika, Kamis. Mereka kemudian berdoa dan berpuasa bersama sebelum mengikuti pawai mengecam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.

Delegasi Papua juga diundang untuk menghadiri kebaktian doa bersama dengan orang-orang Yahudi Amerika di makam rabi terkenal Ohel Chabad Lubavitch, di New York, Amerika Serikat. Dalam kesempatan tersebut, Sebby mengeklaim, rabi Yahudi Amerika mengirimkan pesan video kepada TPNPB pada 8 Oktober 2025.

Keterangan Juru Bicara TPNPB-OPM soal dukungan terhadap Israel, Jumat (10/10/2025).
“Dalam pesannya, Rabi Yahudi Israel dari Amerika menyampaikan bahwa seluruh pejuang Papua harus bersatu dengan rakyat dan menentang pendudukan ilegal militer Indonesia di Papua,” kata Sebby.

Ia mengeklaim rakyat Israel mengetahui pendudukan Indonesia di Papua Barat. “Israel berjanji akan berdiri bersama rakyat Papua untuk mengusir Indonesia dan mengembalikan hak kemerdekaan rakyat Papua yang direbut pada 1 Desember 1961 oleh teroris Islam radikal Indonesia,” kata Sebby.

Terlepas dari klaim tersebut, awal oktober ini beredar video perayaan hari raya Yahudi Sukkot alias Pondok Daun yang menyerukan ziarah ke Yerusalem oleh kelompok Beth Am Messiah di Amerika Serikat yang dihadiri delegasi Papua. Video tersebut dilansir kelompok Beth Am Messiah, menggambarkan acara Messiah di Amerika Serikat. Kelompok ini dalam situs resminya mendaku sebagai kelompok Yahudi yang mengakui Yesus Kristus sebagai juru selamat.

Namun, jemaat Yahudi Amerika ini juga memiliki Komite Advokasi Yahudi dan Israel (JIAC) yang bekerja untuk mendukung Negara Israel dan melawan sentimen anti-Israel. JIAC mendidik anggotanya tentang antisemitisme, anti-Zionisme, dan peristiwa yang berdampak pada keamanan Israel, dan mendorong tindakan. Jemaat ini didirikan pada tahun 1966 oleh mendiang Rabbi Morris Hershman dan bersifat non-Mesianik, bukan Kristen.

Dalam acara yang disiarkan pada awal Oktober ini, pemandu utama adalah Rabi Aharon Mendez, pimpinan Beth Am Messiah, seorang Yahudi Sephardi yang lahir di Corpus Christi, Texas. Marthen Su, Marthen Goo, dan Nebon Pahabol hadir dalam acara itu.

Dalam video di acara perayaan Sukot, Rabi Aharon mengundang Marthen Su untuk maju memberikan sambutan sembari mengibarkan bendera Bintang Kejora, kemudian bendera Papua Nugini.
{thread_title}

Acara perayaan Sukkot oleh kelompok Beth Am Messiah yang dihadiri tokoh dari Papua di Amerika Serikat pada Oktober 2025.
“Ini Pastor Marthen. Dia memiliki kongregasi terbesar di West Papua,” penerjemah memperkenalkan Marthen Su. “Dan mereka datang ke sini untuk mendukung Israel di UN,” ia melanjutkan.

Mengawali pidato, Pendeta Marthen Su bersaksi soal kisahnya mula-mula menjadi penganut “Kristen Zionis”. “19 tahun lalu, Tuhan mengubah doktrin saya tentang Kristianitas di Jerusalem ketika saya berdoa di tembok ratapan,” ujarnya. Ia mendaku mendapat pencerahan bahwa keselamatan akan datang dari Zion.

“Saya pulang ke Papua, saya membakar semua buku yang adalah Replacement Theology dan saya berhenti berkhutbah,” kata dia. Teologi Penggantian yang diajarkan di gereja-gereja Kristen tradisional soal status umat Kristiani yang telah menggantikan Bani Israil sebagai umat pilihan Tuhan.

Sejak kunjungan ke Yerusalem itu, Marthen Su menolak teologi ini. “Saya memiliki 15 anak yang bergabung, dan kami mulai berdoa untuk Israel,” kata dia. “Dan menjadi setia dan berdiri dengan Israel. Kemudian membawa pemulihan ke negeriku, Papua Barat.

Bintang Daud, Bintang Kejora, dan Klaim OPM Didukung Israel
Petugas penyelamat dan pasukan keamanan bekerja di lokasi serangan rudal langsung yang diluncurkan dari Iran di Tel Aviv, Israel, pada Ahad, 22 Juni 2025. - (AP Photo/Oded Balilty)
Kelompoknya bersama 15 anak itu, Marthen Su mendaku, telah berkembang menjadi jemaat beranggotakan 8.000 orang di seluruh pulau Papua. Sejumlah pihak di Papua mengeklaim sikap ini adalah sikap relijius, bukan politik.

Namun, pidato Marthen Su mengindikasikan sebaliknya. Ia menceritakan, pada 2005 mendengar “saudaraku Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berkata, kami takut proyek nuklir di Iran. Tolong berdoa supaya nuklir ini hancur.”

"Dan saya pulang ke Papua tahun 2005 dan mulai tulis 50 pokok doa tentang Israel. Dan kami mulai berdoa dari 2005 sampai 2025, tanggal 22 Juni. Dan kami mendengar, kita berdoa, Tuhan pakai Amerika dan Israel untuk menghancurkan nuklir itu,” ia melanjutkan.

“Saya berteriak di Papua selama 19 tahun. Untuk 266 suku di Papua untuk berdiri dengan Israel. Dengan satu kalimat. ‘Dunia membenci Israel, tapi West Papua akan berdiri dengan Israel sampai Jesus kembali.”

Penyambutan delegasi Papua oleh kelompok Beth Am Messiah di Amerika Serikat pada Oktober 2025.

Hal ini ia ulangi dalam video acara selanjutnya yang dilansir Beth Am Messiah. “Dan pemerintahan Indonesia menyediakan untuk Palestina. Indonesia menyediakan untuk Hamas. Dan Papua menyediakan Israel.”

Bukan kebetulan kiranya, gerakan Sion Kids selalu mengadakan festival pada 14 Mei, tanggal berdirinya negara Israel. Republika mencoba menghubungi Pendeta Marthen Su, namun belum mendapatkan balasan hingga berita ini dilansir.

Namun, dalam berbagai kesempatan, ia selalu menekankan bahwa gerakannya relijius, bukan politis. “Kerja-kerja politik secara kenegaraan secara bangsa hubungan luar negeri dengan Palestina kita hormati itu, tetapi dalam kebangkitan Papua untuk Israel itu bukan hubungan agama dan negara, itu panggilan iman yang terdalam dari negeri ini,” ujarnya di Jayapura pada Mei 2025 lalu.

https://news.republika.co.id/berita/...idukung-israel

Gerakan OPM yang mulai didukung komunitas Yahudi di Amerika. Sepertinya cara OPM dapat melobi Amerika untuk mendukung mereka



MemoryExpressAvatar border
maniacok99Avatar border
maniacok99 dan MemoryExpress memberi reputasi
0
377
24
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan