- Beranda
- Komunitas
- News
- Militer
Semakin Laris ! Bangladesh Siap Borong 20 Unit J-10CE dengan Harga Rp 36 Triliun


TS
si.matamalaikat
Semakin Laris ! Bangladesh Siap Borong 20 Unit J-10CE dengan Harga Rp 36 Triliun
Quote:
Bangladesh siap memodernisasi angkatan udaranya, dan kini mereka akan membeli jet tempur J-10CE buatan China. Menurut informasi DefenseNews, pada bulan September 2025, Marsekal Angkatan Udara Hasan Mahmood Khan, perwira tinggi Angkatan Udara Bangladesh; mengumumkan bulan lalu bahwa pemerintah memberikan persetujuan untuk pembelian pesawat tempur dan serang multiperan ditambah rudal permukaan-ke-udara baru dan radar jarak jauh. Meski tidak menyebut nama pesawat, bisa dipastikan jet yang diincar adalah J-10CE.
Muhammad Yumus, Penasihat Utama sementara Bangladesh dan kepala pemerintahan sementara, bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing pada bulan Maret 2025 untuk membahas pembelian senjata dari China. Perjanjian pembelian J-10CE melalui Government to Government (G2G), dengan begitu Bangladesh akan mendapat pinjaman dari perbankan China untuk membayar J-10CE.
Sementara pengembalian pinjaman ke perbankan China dilakukan selama 10 tahun, diperkirakan sampai 2035 atau 2036. Pengiriman 20 unit J-10CE diperkirakan selesai pada 2027. Harga 20 unit J-10CE sekitar US$1,2 miliar atau sekitar Rp 19 triliun. Ditambah biaya pelatihan, dukungan logistik dan pembangunan fasilitas harganya diperkirakan sekitar US$2,2 miliar atau sekitar Rp 36 triliun.
Rinciannya adalah dana US$1,2 miliar (Rp 19 triliun) untuk pembelian 20 pesawat tempur, dengan begitu harga 1 unit J-10CE sekitar US$60 juta atau setaara Rp 996 miliar. Sedangkan sisa US$820 juta atau sekitar Rp 13 triliun untuk pelatihan, logistik, suku cadang, dan pembangunan infrastruktur.
Quote:
Kebutuhan akan pesawat tempur baru sangat mendesak, karena Bangladesh saat ini hanya memiliki armada pesawat tempur F-7 buatan China yang sebagian besar sudah usang dan rawan kecelakaan, ditambah MiG-29 dari Rusia. Sebuah F-7, versi MiG-21 buatan China, jatuh di sebuah kampus di Dhaka pada bulan Juli 2025. Kecelakaan tersebut menyebabkan sekitar 36 korban jiwa dan 50 orang terluka. Hal ini mendorong angkatan udara untuk mendesak pemerintah guna menyetujui jet tempur baru.
Selain J-10, Bangladesh telah menjajaki opsi pesawat tempur Barat. Misalnya, Marsekal Angkatan Udara Hasan Mahmood Khan dan personel Angkatan Udara Bangladesh berada di Italia untuk melihat penerbangan demonstrasi Eurofighter Typhoon pada bulan Mei 2025.
Namun, Bangladesh sendiri lebih cenderung membeli produk China. Selain F-7, mereka juga membeli kapal selam Type 035G dan tank ringan Type 15. Jadi, pilihan mereka untuk membeli J-10CE dari China bisa dipahami. Melalui inisiatif Forces Goal 2030, Bangladesh akan modernisasi inventaris angkatan udaranya menjelang akhir 2020-an.
Terjepit oleh India, dan pada wilayah yang lebih rendah Myanmar, Bangladesh harus mempertahankan wilayah udaranya yang terbatas dan melindungi wilayah pesisir di Teluk Benggala. J-10CE dengan kemampuan BVR dan radar AESA adalah pilihan yang realistis saat ini. Jika terealisasi, J-10CE akan dipakai berpatroli di wilayah barat, utara dan timur yang berbatasan dengan India.
Quote:
Bangladesh sendiri dilaporkan telah mengincar J-10CE jauh sebelum Operasi Sindoor pada 7 Mei 2025, sebuah operasi yang diluncurkan India menyerang ke Pakistan, tapi berakhir tragis dengan dibunuhnya Rafale India oleh J-10CE Pakistan memakai rudal jarak jauh. Sejak saat itu, reputasi J-10 langsung melesat, dan Bangladesh semakin mantap membeli jet tempur ini.
Di sisi lain, konflik India-Pakistan jelas membuktikan bahwa peralatan buatan China, bahkan versi ekspornya, adalah modern dan mumpuni. Dan berpotensi besar menjadi kekuatan yang harus diwaspadai di masa depan. Secara keseluruhan, J-10CE, dengan radar terbaru Active Electronically Scanned Array (AESA) dan rudal BVR (Beyond Visual Range) PL-15E dengan jangkauan tembak 150 km, secara efektiv merevolusi kemampuan tempur Angkatan Udara Bangladesh.
Quote:
Coba Agan cermati, harga J-10CE tak sampai Rp 1 triliun, katakanlah dengan amunisi lengkap; mungkin harganya akan berada di kisaran Rp 1,8 sampai Rp 2 triliunan. Dengan harga segitu, bisa dapat jet dengan radar AESA modern seperti jet tempur Barat dan rudal BVR PL-15E yang sudah dipakai membunuh Rafale India, J-10CE tentu tak bisa lagi diremehkan.
Diyakini kedepannya pesanan untuk J-10CE akan terus bertambah dari negara lain, China pun saat ini sudah meningkatkan kapasitas produksi J-10CE untuk antisipasi. Dulu dihina karena dianggap meniru jet Barat, dulu diremehkan karena tak punya pengalaman tempur. Tapi, siapa sangka J-10 adalah jet tempur pertama yang berhasil menumbangkan Rafale buatan Prancis. Dan inilah jet tempur yang telah merubah pandangan kita tentang industri kedirgantaraan China.
Referensi: DefenseNews
Diubah oleh si.matamalaikat 11-10-2025 21:26






zeze6986 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
757
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan