Kaskus

Entertainment

ayomembacaAvatar border
TS
ayomembaca
Kisah Di Balik Lagu What a Wonderful World

Kisah Di Balik Lagu What a Wonderful World

Lagu "What a Wonderful World" yang dinyanyikan oleh Louis Armstrong adalah sebuah lagu yang indah dan penuh harapan. Lagu ini ditulis oleh Bob Thiele dan George Weiss, dan menjadi sangat populer pada masa Perang Vietnam. Lagu ini menggambarkan keindahan dunia dan harapan untuk masa depan yang lebih baik, meskipun ada banyak kekerasan dan kebencian di dunia.

Lirik lagu ini sangat puitis dan menggambarkan keindahan alam, seperti pohon hijau dan mawar merah. Lagu ini juga menekankan pentingnya harapan dan cinta kasih, serta menggambarkan bahwa dunia ini adalah tempat yang indah dan penuh kasih.

Lagu ini memiliki makna yang mendalam, terutama dalam konteks Perang Vietnam. Perang ini menyebabkan banyak kematian dan kehancuran, dan lagu ini menjadi simbol harapan dan perdamaian. Louis Armstrong, sebagai seorang musisi kulit hitam yang menghadapi diskriminasi rasial, menunjukkan bahwa bahkan di tengah kesulitan, kita masih bisa memiliki harapan dan cinta kasih.

Lagu "What a Wonderful World" juga menampilkan instrumen yang indah, termasuk biola, drum, flute, double bass, trumpet, dan harpsi chord. Flute dimainkan pada verse ketiga untuk memberikan nuansa yang lebih ceria.

Secara keseluruhan, "What a Wonderful World" adalah lagu yang penuh harapan dan cinta kasih, yang mengingatkan kita untuk selalu melihat keindahan dunia dan memiliki harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Lagu "What a Wonderful World" oleh Louis Armstrong umumnya ditafsirkan sebagai pesan penuh harapan dan apresiasi terhadap kehidupan, yang justru diciptakan dan dinyanyikan di tengah gejolak sosial dan penolakan industri musik. Lagu ini mengajak pendengar untuk melihat kebaikan dan keindahan di sekeliling mereka.

🎵 Makna di Balik Lirik

Lirik lagu ini menggambarkan keindahan sederhana dalam kehidupan, dan maknanya menjadi lebih dalam jika dilihat dari konteks penciptaannya:

· Penghargaan pada Alam dan Koneksi Manusia.Liriknya berfokus pada hal-hal mendasar yang indah, seperti pohon hijau, mawar merah, langit biru, dan awan putih. Kemudian, lagu ini beralih pada kehangatan hubungan manusia, dengan menyebutkan warna-warni pelangi yang terlihat di wajah orang-orang yang lalu lalang, dan sapaan "how do you do" yang dianggapnya sebagai ungkapan "I love you". Ini menekankan pesan tentang persamaan dan cinta kasih antar sesama manusia.
· Harapan untuk Masa Depan. Pada bait terakhir, Armstrong menyanyikan, "I hear babies cry, I watch them grow / They'll learn much more than I'll ever know". Ini mencerminkan sebuah keyakinan bahwa generasi mendatang akan tumbuh dengan pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik daripada generasinya, membawa dunia ke arah yang lebih baik.
· Sebagai Bentuk "Defiant Hope" Lagu ini ditulis pada tahun 1967, sebuah era yang penuh dengan perang Vietnam, kerusuhan rasial, dan ketegangan sosial lainnya. Para pencipta lagu, Bob Thiele dan George David Weiss, sengaja menulisnya untuk Armstrong dengan harapan suaranya yang khas dapat menyatukan orang-orang dan mengingatkan mereka bahwa dunia ini penuh dengan cinta dan berbagi, meskipun situasi saat itu suram. Lagu ini adalah pemberontakan penuh sukacita terhadap keputusasaan.
· Koneksi Pribadi Armstrong: Meski awalnya tidak terlalu menyukai lagu ini, Armstrong kemudian mengaitkannya dengan kehidupan pribadinya. Ia menyamakan lirik tentang melihat bayi tumbuh dengan pengalamannya menyaksikan tiga generasi anak-anak tetangga tumbuh di lingkungan tempat tinggalnya di Corona, Queens. Bagi mereka, Armstrong adalah "Paman Satchmo".

Ketenaran lagu ini tidak terjadi secara instan. Presiden perusahaan rekaman ABC, Larry Newton, sangat membenci lagu ini karena dianggap terlalu lambat dan sentimental, serta bukanlah lagu pop ceria seperti "Hello, Dolly!" yang sebelumnya sukses.

Newton sampai berusaha menghentikan sesi rekaman dan kemudian menolak mempromosikan lagu ini di Amerika Serikat. Akibatnya, singel ini awalnya hanya terjual sekitar 1,000 kopi di AS, meski sempat menjadi nomor satu di Inggris. Popularitas global lagu ini baru benar-benar meledak setelah ditampilkan dalam film "Good Morning, Vietnam" (1988), dan sejak itu menjadi standar musik yang abadi.
DsitumeangAvatar border
jhon_fcAvatar border
iskrimAvatar border
iskrim dan 4 lainnya memberi reputasi
5
827
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan