Kaskus

News

jaguarxj220Avatar border
TS
jaguarxj220
Impor BBM Tahap 2 Tak Laku Lagi, Pertamina Kembali Pakai Sendiri
Bloomberg Technoz, Jakarta – Pertamina mengonfirmasi impor bahan bakar minyak (BBM) dasaran atau base fuel tahap kedua dengan volume sebanyak 100.000 barel kembali tidak kunjung laku dibeli oleh operator stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Robeth Dumatubun, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga, entitas usaha yang fokus dibidang distribusi logistik migas milik Pertamina.

"Belum ada sampai saat ini follow up kesepakatan," ujar Robeth saat dimintai konfirmasi, Sabtu (4/10/2025).

Roberth mengatakan kapal kargo kedua yang didatangkan oleh Pertamina dan tiba di Indonesia pada Kamis (2/10/2025) tersebut lagi-lagi akan dimanfaatkan oleh Pertamina untuk operasi SPBU milik perusahaan migas pelat merah itu.

"Maka kargo yang datang adalah kargo reguler Pertamina dan digunakan Pertamina untuk pemenuhan konsumen pengguna produk Pertamina," tegasnya.

Pekan lalu, tepatnya pada Rabu (24/9/2025), Pertamina juga telah mendatangkan kargo base fuel tahap pertama sejumlah 100.000 barel. Pengadaan tersebut ditujukan untuk menambal kebutuhan BBM jenis bensin dari operator SPBU swasta yang tengah mengalami kekosongan.

Dengan demikian, dua tahapan impor base fuel yang semestinya ditujukan untuk menambal kebutuhan bahan baku BBM SPBU swasta lagi-lagi tidak mencapai kesepakatan business to business (B2B), dengan total volume mencapai 200.000 barel.

Sekadar catatan, lima BU hilir migas swasta yang terlibat dalam proses negosiasi B2B dengan Pertamina a.l. PT Aneka Petroindo Raya (BP-AKR), PT Vivo Energy Indonesia (Vivo), PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (Mobil), PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA), dan PT Shell Indonesia (Shell).

Berdasarkan data Kementerian ESDM, Pertamina Patra Niaga masih memiliki sisa kuota impor sebesar 34% atau sekitar 7,52 juta kiloliter (kl) untuk 2025.

Sementara itu, PPN menyebut operator SPBU swasta membutuhkan tambahan pasokan BBM dengan RON 92 sebanyak 1,2 juta barel base fuel, serta RON 98 sejumlah 270.000 barel base fuel untuk mencukupi kebutuhan hingga akhir tahun ini.

Namun, upaya impor base fuel yang dilakukan Pertamina berujung mendapat penolakan oleh badan usaha (BU) hilir migas swasta dengan berbagai alasan. Salah satunya kandungan atau konten yang tidak sesuai spefisikasi masing-masing operator sepert PT Vivo Energy Indonesia (Vivo).

“Isu yang disampaikan kepada rekan-rekan SPBU ini adalah mengenai konten. Kontennya itu ada kandungan etanol. Nah, di mana secara regulasi itu diperkenankan. Etanol itu sampai jumlah tertentu. Kalau tidak salah sampai 20% etanol,” ucap Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar dalam rapat dengar pendapat di Komisi XII DPR RI, Rabu (1/10/2025).

“Nah, sedangkan ada etanol 3,5%. Nah, ini yang membuat kondisi teman-teman SPBU swasta untuk tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut."

Sementara itu, BP-AKR beralasan tidak kunjung melakukan kesepakatan membeli base fuel Pertamina akibat tidak adanya dokumen certificate of origin yang memastikan sumber atau ketertelusuran asal BBM dasaran yang ditawarkan Pertamina.

Dokumen tersebut padahal dibutuhkan BP Plc., raksasa migas Inggris, untuk menghindari potensi pengenaan sanksi imbas mengimpor BBM dari negara yang diembargo.

Selain itu, BP-AKR juga memberikan syarat bahwa BBM yang dibeli harus sesuai dengan spesifikasi yang diberikan. Di samping itu, aspek komersialisasi juga menjadi syarat penting dalam proses negosiasi.

“Di aspek yang pertama, ini memang banyak pembicaraan yang agak panjang, yaitu kami membutuhkan tambahan satu dokumen. Jadi ini yang belum disepakati karena tambahan dokumen ini belum tersedia,” tegas Presiden Direktur BP-AKR Vanda Laura dalam rapat yang sama di Komisi XII.

Merespons hal tersebut, Dirjen Migas Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan base fuel impor yang tidak laku dijual ke operator SPBU swasta akan dimanfaatkan sendiri oleh Pertamina.

Dia juga mengklaim Pertamina tidak akan mengalami kerugian, meskipun impor BBM dasaran tahap pertama tersebut tidak laku dibeli oleh badan usaha hilir migas swasta.

“Itu dipakai sendiri sama Pertamina. Enggak [merugikan Pertamina],” kata Laode ketika ditemui awak media, di Kantor BPH Migas, Kamis (2/10/2025).

https://www.bloombergtechnoz.com/det...pakai-sendiri/


Masih ngaco lagi BASE FUEL nya?
Sekarang kenapa lagi nih?

Emang perusahaan Mafia, barangnya kaga jelas asal-usulnya.
Kaga jelas spesifikasinya.
emoticon-Najis

brucebanner23Avatar border
aldonisticAvatar border
marteAvatar border
marte dan 5 lainnya memberi reputasi
6
803
46
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan