- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Nitrit di Melon dan Lotek Jadi Biang Kerok Keracunan MBG di Bandung Barat
TS
alnjaya
Nitrit di Melon dan Lotek Jadi Biang Kerok Keracunan MBG di Bandung Barat

Pasien korban keracunan massal berjalan dengan infus terpasang saat mendapatkan perawatan di Posko Penanganan Kantor Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (26/9/2025). Sebanyak 17 orang korban kembali mendapatkan perawatan setelah sempat dinyatakan pulih pascakeracunan massal usai mengonsumsi makan bergizi gratis (MBG) pada Senin (22/9) dan Rabu (24/9) lalu. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)
JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Investigasi Independen Badan Gizi Nasional (BGN) menyimpulkan bahwa senyawa nitrit merupakan pemicu dari gejala keracunan yang dialami 1.315 siswa penerima Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bandung Barat. “Kami berkesimpulan, senyawa nitrit menjadi penyebabnya,” kata Ketua Tim Investigasi Independen BGN, Karimah Muhammad, dalam keterangan resmi, Jumat (3/10/2025). Karimah menjelaskan, investigasi dilakukan dengan menemui para korban, dokter yang menangani korban di Puskesmas Cipongkor dan RSUD Cililin, serta mempelajari pola gejala utama korban. Tim juga mengecek obat-obatan yang diberikan di Puskesmas dan RSUD kepada para korban, serta mempelajari hasil uji mikrobiologi dan toksikologi dari Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jabar, yang menguji sampel dari SPPG maupun dari sisa makanan di sekolah. “Ditemukan kadar nitrit yang sangat tinggi di buah melon dan lotek dari sampel sisa sekolah,” ujar Karimah.
Apa itu nitrit?
Nitrit merupakan senyawa kimia yang terdiri dari satu atom nitrogen dan dua atom oksigen. Senyawa ini digunakan sebagai pengawet dalam daging olahan, seperti sosis dan ham, untuk mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya dan memberikan warna merah muda pada daging. Nitrit juga berperan dalam siklus nitrogen alami dan dapat memiliki efek toksik, terutama bagi ikan, serta digunakan sebagai penawar keracunan sianida. Senyawa nitrit dapat berbahaya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan methemoglobinemia, yaitu kondisi kekurangan oksigen dalam darah, dan berisiko tinggi membentuk nitrosamin, senyawa karsinogenik yang dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker lambung dan pankreas. Karimah menjelaskan, secara alami, sebagian buah-buahan dan sayur-sayuran memang mengandung nitrit. Kadarnya bisa meningkat karena hasil kerja bakteri, yang dapat mengubah nitrat menjadi nitrit, atau sebaliknya.
Nitrit merupakan senyawa kimia yang terdiri dari satu atom nitrogen dan dua atom oksigen. Senyawa ini digunakan sebagai pengawet dalam daging olahan, seperti sosis dan ham, untuk mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya dan memberikan warna merah muda pada daging. Nitrit juga berperan dalam siklus nitrogen alami dan dapat memiliki efek toksik, terutama bagi ikan, serta digunakan sebagai penawar keracunan sianida. Senyawa nitrit dapat berbahaya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan methemoglobinemia, yaitu kondisi kekurangan oksigen dalam darah, dan berisiko tinggi membentuk nitrosamin, senyawa karsinogenik yang dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker lambung dan pankreas. Karimah menjelaskan, secara alami, sebagian buah-buahan dan sayur-sayuran memang mengandung nitrit. Kadarnya bisa meningkat karena hasil kerja bakteri, yang dapat mengubah nitrat menjadi nitrit, atau sebaliknya.
Batas aman tubuh menoleransi nitrit
Adapun batas aman toleransi nitrit dalam tubuh manusia adalah 0–0,07 mg per kilogram berat badan per hari berdasarkan Acceptable Daily Intake (ADI). Sementara itu, berdasarkan Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA), batas aman nitrit dalam air minum adalah 1 mg/L (1 miligram per liter), yang diukur sebagai nitrogen (nitrit-N). Angka ini ditetapkan sebagai Tingkat Kontaminan Maksimum (MCL) dan Tingkat Kontaminan Maksimum Tujuan (MCLG), yang merupakan batas yang tidak diharapkan menyebabkan masalah kesehatan.
Adapun batas aman toleransi nitrit dalam tubuh manusia adalah 0–0,07 mg per kilogram berat badan per hari berdasarkan Acceptable Daily Intake (ADI). Sementara itu, berdasarkan Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA), batas aman nitrit dalam air minum adalah 1 mg/L (1 miligram per liter), yang diukur sebagai nitrogen (nitrit-N). Angka ini ditetapkan sebagai Tingkat Kontaminan Maksimum (MCL) dan Tingkat Kontaminan Maksimum Tujuan (MCLG), yang merupakan batas yang tidak diharapkan menyebabkan masalah kesehatan.
Namun, BGN menemukan senyawa nitrit dengan jumlah kandungan 4 kali lipat dari batas maksimum dalam menu MBG di Kabupaten Bandung Barat yang menyebabkan 1.315 orang mengalami keracunan.
Karimah mengatakan, tim menemukan 3,91 dan 3,54 mg/L nitrit dalam sisa makanan yang diuji sampel, padahal kadar maksimum nitrit yang boleh dikonsumsi dalam minuman adalah 1 mg/L berdasarkan standar Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA).
“Jadi, kalau merujuk standar EPA (Badan Perlindungan Lingkungan AS), maka kadar nitrit dalam sampel sisa makanan di sekolah hampir 4 kali lipat dari batas maksimum,” kata Karimah. Gejala awal keracunan nitrit Karimah mengatakan, gejala yang terlihat pada korban keracunan nitrit dalam MBG berupa mual, muntah, atau nyeri lambung. “Pola gejala yang ditunjukkan para korban sejalan dengan gejala keracunan nitrit, di mana yang mendominasi adalah efek di saluran pencernaan bagian atas, misalnya: mual, muntah, atau nyeri lambung, sebanyak 36 persen. Bukan di saluran pencernaan bagian bawah, misalnya diare,” ujar Karimah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nitrit di Melon dan Lotek Jadi Biang Kerok Keracunan MBG di Bandung Barat ", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/202...-barat?page=2.
aldonistic dan waloni memberi reputasi
2
457
31
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan