Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Pengakuan Kapolri soal Polisi Pakai Peluru Setelah Mako hingga Gedung DPRD Dibakar
Pengakuan Kapolri soal Bolehkan Polisi Pakai Peluru Setelah Mako hingga Gedung DPRD Dibakar
https://asset.kompas.com/crops/xOudA...a85a00a3d0.jpg
Kompas.com - 26/09/2025, 05:49 WIB Adhyasta Dirgantara, Robertus Belarminus Tim Redaksi Lihat Foto Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Istana, Jakarta, Rabu (17/9/2025). (KOMPAS.com/Rahel)

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menceritakan situasi yang semakin menjadi 'tidak normal' setelah insiden kendaraan taktis (rantis) Brimob Polri melindas pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan, sampai tewas di Jakarta pada akhir Agustus 2025 lalu.

Sigit menyampaikan, kerusuhan semakin merembet ke mana-mana. Bahkan, markas komando (mako) polisi dan gedung DPRD sampai dibakar.

Hal tersebut Sigit sampaikan dalam program Rosi di Kompas TV, Kamis (25/9/2025) malam.

"Ya saya kira memang itu fakta ya, bahwa pasca terjadi musibah, (Affan) terlindas, kemudian situasi yang ada menjadi tidak normal. Kondisinya semakin meningkat, bahkan terjadi pembakaran di mana-mana, markas komando kita dibakar, DPRD dibakar, moril anggota jatuh," ujar Sigit.

Sigit menyampaikan, ketika moril para anggotanya jatuh, ia hanya berpikir bagaimana cara membangkitkannya kembali. Apalagi, kata dia, saat itu, tidak ada yang berani mengambil keputusan untuk menghadapi situasi yang semakin panas.

"Saat itu tidak ada yang berani mengambil suatu keputusan, sehingga saya selaku Kapolri harus mengambil langkah," ucap dia.

Sigit pun memerintahkan kepada para anggotanya untuk menggunakan peluru karet dan tajam saat menghadapi massa. Namun, dia memperingatkan bahwa penggunaan peluru tetap harus sesuai aturan.

"Dan saya sampaikan kepada anggota bahwa, 'kalian laksanakan kewenangan yang kalian miliki sesuai dengan aturan undang-undang, termasuk penggunaan peluru karet, peluru tajam, bila diperlukan, karena aturannya sudah ada'," papar Sigit.

Sigit menyampaikan, jika terjadi apa-apa imbas dari perintahnya ini, dirinya akan bertanggung jawab sebagai Kapolri

. "Dan kalau ada apa-apa, Listyo Sigit, Kapolri, siap tanggung jawab. Karena saat itu anggota saya, anggota kita sedang dalam posisi yang morilnya sangat jatuh dan perlu ada yang mengambil alih tanggung jawab itu. Dan saya siap melakukan itu," imbuh dia.

https://nasional.kompas.com/read/202...h-mako-hingga.


Kapolri Sempat Tanya "Bagaimana Kalau Saya Mundur", Ini Reaksi Pejabat Polri
Pengakuan Kapolri soal Polisi Pakai Peluru Setelah Mako hingga Gedung DPRD Dibakar

Kompas.com - 26/09/2025, 05:42 WIB Adhyasta Dirgantara, Robertus Belarminus Tim Redaksi Lihat Foto Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Istana, Jakarta, Rabu (17/9/2025). (KOMPAS.com/Rahel)

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ternyata sudah sempat bertanya kepada para pejabat dan anggota Polri perihal pengunduran dirinya.

Akan tetapi, Sigit mengeklaim, para pejabat dan anggota Polri ini keberatan. Hal tersebut disampaikan Sigit dalam program Rosi di Kompas TV, Kamis (25/9/2025) malam.

"Itu saya sampaikan juga ke teman-teman, ke para pejabat, ke anggota, 'bagaimana kalau saya mundur?' Namun dari mereka juga banyak yang keberatan. Dan kemudian saya berpikir bahwa mundur di dalam situasi kondisi seperti ini, sama saja saya meninggalkan kondisi anggota, kondisi institusi yang sedang terpuruk, yang carut-marut, dan kemudian saya mundur, saya tidak tanggung jawab," ujar Sigit.

"Karena bagi saya, saya terbebas dari itu, saya meninggalkan organisasi, saya meninggalkan anak buah saya dalam keadaan seperti itu. Tentunya yang harus saya lakukan adalah bagaimana mengembalikan mereka, mengembalikan moril mereka, bagaimana mereka bisa bekerja normal lagi," sambung dia.

Lalu, Sigit turut mengingatkan bahwa Presiden Prabowo Subianto memiliki hak prerogatif mengenai nasib para 'pembantunya'. Dia menekankan, mereka hanyalah prajurit yang tegak lurus terhadap arahan Presiden.

"Setelah itu tentunya prerogatif Presiden. Kami prajurit, kita tegak lurus terhadap apa yang menjadi perintah Presiden," tegas Sigit.

Saat ditanya kenapa tidak mundur dari Kapolri sebagai bentuk tanggung jawab moril, Sigit menyebut pengunduran dirinya malah akan memperkeruh suasana. Apalagi, menurut Sigit, bawahannya di Polri membutuhkan figur yang bertanggung jawab di momen krusial seperti kerusuhan Agustus 2025 lalu.

"Ya karena memang kondisi itu bukan membuat menjadi semakin baik, justru sebaliknya. Mereka butuh figur yang berani mengambil posisi tanggung jawab. Dan saat itu kita sudah dalam diskusi yang sebaiknya bagaimana. Dan saya juga sudah sampaikan bahwa saya siap mengambil risiko apapun, dan saya siap dicopot. Dan itu saya sampaikan kepada para pejabat utama saat itu. Sebelum kemudian saya mengambil langkah dan perintah untuk anggota berani mengambil langkah tegas," papar dia.

Sigit meyakini, pengunduran dirinya dari Kapolri tidak akan menyelesaikan masalah saat itu. Dia yakin masalah akan semakin parah jika dirinya mundur dari Kapolri.

"Yang paling utama adalah mengembalikan semangat anggota, mengembalikan semangat institusi untuk betul-betul bisa melaksanakan tugasnya, mengembalikan keamanan, dan menjaga apa yang menjadi harapan masyarakat. Karena kita juga mendengar masyarakat banyak yang ketakutan, ada yang kondisinya kemudian sangat khawatir akan terjadi peristiwa-peristiwa yang mereka tidak inginkan," beber Sigit.

"Dan saat itu yang dibutuhkan adalah kehadiran Polri yang bisa hadir memberikan rasa aman bagi masyarakat. Dan itu bisa dilakukan kalau Polri mampu kembali bangkit dan melaksanakan tugasnya dengan baik pada saat dia menciptakan stabilitas kamtibmas. Dan itu akhirnya menjadi hal yang harus saya lakukan," imbuh dia.

Sebagai informasi, pada akhir Agustus 2025 lalu, terjadi demo di berbagai wilayah Indonesia.

Demo itu berujung ricuh, terutama ketika kendaraan taktis (rantis) Brimob Polri melindas seorang driver ojek online (ojol) bernama Affan Kurniawan sampai tewas di Jakarta.

Walhasil, kerusuhan makin menjadi-jadi. Massa bahkan melakukan pembakaran fasilitas umum dan gedung DPRD di mana-mana. Selain itu, massa juga menyerang Mako Brimob di Kwitang, Jakarta Pusat, yang menjadi markas pusat dari para pelaku pelindas Affan. Tidak hanya itu, massa turut menjarah rumah dan toko-toko swalayan.

Rumah para pejabat dan anggota DPR tidak luput dari aksi penjarahan tersebut. Di saat situasi memanas seperti itulah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo didesak mundur oleh publik.

https://nasional.kompas.com/read/202...age=all#page2.

Mungkin benar kalau semisalnya dia mundur, situasi makin panas karena PLT Kapolri dipaksa menyesuaikan dengan kondisi sementara massa makin beringas dan butuh sikap tegas Polisi.

Peluru karet atau tajam pun tak ada berita ditembakan polisi dalam mengatasi demo padahal sudah bisa dilakukan, tapi ancaman tuduhan pelanggaran HAM berat menanti dan ini yang ditakutkan pasukan di lapangan.



0
343
19
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan