- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ferry Pencarian Orang Hilang, Mereka Bukan Hilang Tapi Dihilangkan


TS
mabdulkarim
Ferry Pencarian Orang Hilang, Mereka Bukan Hilang Tapi Dihilangkan
Ferry Irwandi Terlibat Pencarian Tiga Orang Hilang Usai Demonstrasi, Klarifikasi Unggahan Viral 'Mereka Bukan Hilang Tapi Dihilangkan'

Photo Author
Muhammad Ridwan
- Minggu, 21 September 2025 | 10:30 WIB
Influencer sekaligus Youtuber Ferry Irwandi mengikuti aksi demonstrasi di depan gedung DPR/MPR RI, Senin (1/9). (Ryandi Zahdomo/JawaPos.com)
JawaPos.com - Influencer sekaligus CEO Malaka Project Ferry Irwandi mengakui dirinya langsung dalam proses pencarian tiga orang yang dinyatakan hilang usai demonstrasi pada Agustus 2025 lalu. Ia menegaskan, dirinya bersama tim ikut aktif dalam mendampingi keluarga korban, bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk KontraS dan LBH, untuk menemukan para korban.
"Jadi, saya dan tim itu kan dalam dua minggu terakhir terlibat aktif mencari korban. Ya kita kerja sama dengan LBH, kita kerja sama dengan KontraS, kita coba untuk membersamai keluarga para korban hilang," kata Ferry dalam siniar Youtube Denny Sumargo, Minggu (21/9).
Ia menuturkan, kabar ditemukannya salah satu korban bernama Bima di Malang pada 17 September lalu menjadi momen yang sangat melegakan. "Ketika Bima ditemukan di Malang, kita kan dapat info, itu perasaan senang banget, lega banget, apalagi tahu beliau sehat walafiat,[/]" ucap Ferry.
Namun, Ferry merasa perlu memberikan klarifikasi terkait sebuah unggahan yang menimbulkan polemik. Ia menjelaskan, postingan bertuliskan[b] 'Mereka Bukan Hilang Tapi Dihilangkan' yang tersebar luas di media sosial bukanlah narasi pribadinya, melainkan bagian dari kampanye KontraS.
"Yang saya mau bahas adalah postingan KontraS, 'Mereka Bukan Hilang Tapi Dihilangkan', dan yang mana ini sudah menjadi bola liar sekali. Itu bukan urusan menyakiti atau menyerang saya atau merendahkan saya, nggak. Karena ini urusannya sama keluarga korban dan saya harus bicara di sini," jelasnya.
Ferry mengaku bahwa unggahan tersebut sempat dipotong dari konteks aslinya ketika disebarkan kembali oleh pihak lain. "Saya posting di TikTok udah sehat walafiat, paginya saya dikirimkan postingan dari Bu Ayu, yang mana Bu Ayu nge-screenshot story saya. Waktu itu saya memposting poster KontraS, 'Mereka Bukan Hilang Tapi Dihilangkan'. Tapi di postingan Bu Ayu, kata templatenya hilang, kata adyoursnya hilang," ujarnya.
Menurut Ferry, template tersebut memang dibuat KontraS dan disebarkan kepada banyak pihak sebagai bentuk solidaritas terhadap korban yang belum ditemukan. "Itu postingan template dari KontraS yang disebar ke seluruh orang, karena orang sudah 20 hari nggak tahu. Bukan gua yang memulai, bukan gua yang menulis. Tapi entah kenapa di postingan Mba Ayu, kata templatenya hilang, kata adyoursnya hilang," tuturnya.
Ferry menegaskan, dirinya tidak ingin persoalan ini disalahartikan seolah ia menyebarkan narasi yang salah. Fokus utamanya, tetap pada mendampingi keluarga korban dalam mencari keadilan.
"Ada 4.800 dan 23 ribu komentar, dan bahkan bukan cuma itu, di amplifyer oleh influencer-influencer," pungkasnya.
https://www.jawapos.com/nasional/016...#goog_rewarded
Farhan Hilang Usai Demo, Siapa di Balik Akun Medsosnya?
Hingga saat ini, Farhan belum diketahui keberadannya. Namun nomor telepon dan media sosialnya aktif. Apa yang sebenarnya terjadi?
Audio Berita
10 menit
Oleh Johanes Galuh Bimantara, Stefanus Ato, Pandu Wiyoga, Prayogi Dwi Sulistyo
21 Sep 2025 16:02 WIB · Metropolitan
Muhamad Farhan Hamid (23) belum juga ditemukan setelah menonton demonstrasi di Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025). Keberadaannya tak diketahui hingga kini. Di tengah pencarian yang buntu, akun media sosial Farhan justru aktif. Nomor Whatsapp-nya sempat membalas pesan keluarganya.
Farhan pada Jumat (29/8/2025) berangkat dari rumahnya di Jakarta Utara sekitar pukul 12.00 siang. Sebelum pergi, ia sempat mengajak kakaknya, Roni, untuk ikut.
”Dia bilang, ayo mas, ikut gak ke Kwitang. Saya tanya, ada apa memangnya di Kwitang,” tutur Roni saat ditemui di Kantor Kontras, Jakarta, Jumat (19/9/2025).
Mengetahui adiknya hendak menonton demonstrasi, Roni menolak ajakan itu karena hendak menunaikan shalat Jumat. Farhan pun berangkat bersama dua temannya ke Kwitang sekitar pukul 12.00 WIB.
Bukti Farhan bersama dua temannya tiba di Kwitang juga terkonfirmasi dari salah satu foto yang menunjukkan Farhan sempat berada di Kwitang pada Jumat (29/8/2025) siang. Foto berasal dari satu teman yang berangkat bersama Farhan. Di foto itu, Farhan mengenakan kemeja lengan panjang hitam, memakai helm, dan memoleskan odol di pipi kiri dan kanan.
Menjelang sore, situasi di Kwitang kian memanas. Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Di tengah kepanikan itu, Farhan terpisah dari dua temannya. Sekitar pukul 19.00, kedua temannya pulang ke rumah tanpa dirinya.
”Saya kemudian suruh mereka cari lagi. Dua jam kemudian mereka balik, tapi tetap tidak ketemu,” kata Roni.
:quality(80):watermark(<a target=_blank href=https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://cdn-dam.kompas.id/images/2025/09/21/421039f454920049aa523ee0d9fd5819-roni.jpg rel=ugc onclick=dataLayer.push({'event': 'trackEvent','eventDetails.category': 'outbond', 'eventDetails.action': 'click', 'eventDetails.label': 'https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://cdn-dam.kompas.id/images/2025/09/21/421039f454920049aa523ee0d9fd5819-roni.jpg'});>https://cdn-content.kompas.id/umum/k...d5819-roni.jpg</a>)
KOMPAS/PANDU WIYOGA
Roni (kaos hitam dan bertopi) saat bertemu dengan sejumlah wartawan di Kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan, Jakarta, Jumat (19/9/2025).
Iklan - Gulir ke Bawah untuk melajutkan
Iklan
Keluarga sempat menunggu hingga keesokan harinya. Mereka berharap Farhan pulang dengan sendirinya. Farhan memang punya banyak teman di sekitar rumah, tetapi jarang pergi lebih dari satu hari. Aktivitas sehari-harinya, jika tak berada di rumah, biasanya membantu bibinya berjualan ikan di pasar.
”Farhan ini anak bungsu, anak kesayangan ibunya. Sejak hilang, ibunya terus kepikiran. Beberapa kali ibunya pingsan kalau ada kabar yang tidak jelas sumbernya,” tutur Roni.
Harapan keluarga agar Farhan pulang masih sia-sia. Hingga Senin (30/8/2025) pagi, Farhan tak kunjung muncul. Keluarga pun memperluas pencarian. Mereka mendatangi kantor polisi, rumah sakit, dan titik-titik demonstrasi lain di Jakarta, termasuk sekitar DPR.
:quality(80):watermark(<a target=_blank href=https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2025/08/29/401b4046-4e41-4efe-9cae-93a0371da55d_jpg.jpg rel=ugc onclick=dataLayer.push({'event': 'trackEvent','eventDetails.category': 'outbond', 'eventDetails.action': 'click', 'eventDetails.label': 'https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2025/08/29/401b4046-4e41-4efe-9cae-93a0371da55d_jpg.jpg'});>https://cdn-content.kompas.id/umum/k...1da55d_jpg.jpg</a>)
Massa aksi menghindari tembakan gas air mata yang ditembakkan dari Mako Brimob, Kwitang, Jakarta, Jumat (29/8/2025). Kompas/Hendra A Setyawan
Kompas/Hendra A Setyawan
Massa aksi menghindari tembakan gas air mata yang ditembakkan dari Markas Komando Brimob, Kwitang, Jakarta, Jumat (29/8/2025).
Whatsapp Farhan bicara
Saat pencarian di dunia nyata menemui jalan buntu, jejak Farhan justru muncul di dunia maya. Keluarga mendapat informasi kalau ada beberapa teman Farhan yang dihubungi oleh nomor WA Farhan. Pada 4 September 2025, Roni mencoba menghubungi nomor WA adiknya itu. Tak disangka, pesannya dibalas seseorang yang tak dikenalnya.
Aktivitas nomor itu membuat keluarga bingung. Sebab, Farhan diketahui sudah menggadaikan ponselnya. Keluarga yakin kartu seluler yang dipakai untuk mengakses Whatsapp seharusnya masih ada pada Farhan saat menggadaikan HP tersebut.
Kompas menelusuri nomor Farhan melalui aplikasi Get Contact. Hasilnya, hanya ada satu tag yang melekat, yakni Eda Bakara 1. Ketika dikonfirmasi, Roni memastikan nomor itu memang milik Farhan. Namun, ia sama sekali tak mengenal nama yang muncul di aplikasi tersebut. ”Saya enggak kenal siapa itu Eda Bakara,” ujarnya.
:quality(80)/https://cdn-dam.kompas.id/images/2025/09/21/568192f941510453acef2e5fc1942927-poster.jpg)
Poster tiga orang yang dinyatakan hilang di akun Instagram Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan.
Selain Whatsapp, akun Facebook Farhan dengan nama Muhammad Farhan juga menunjukkan kalau masih ada aktivitas. Akun Facebook itu terakhir kali mengunggah tangkapan layar percakapan pada 6 September 2025. ”Facebook Farhan masih aktif. Masih sempat pantau story Facebook saya,” ujar Roni.
Kebuntuan pencarian membuat keluarga mengadu ke Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), 2 September 2025. Sejak 1 September, organisasi masyarakat sipil itu membuka posko aduan orang hilang dalam aksi unjuk rasa 25–31 Agustus 2025. Laporan hilangnya Farhan kemudian disebarkan secara luas ke media sosial.
Unggahan itu ditanggapi seorang pengemudi ojek daring. Ia mengaku menjadi tim medis saat aksi di Kwitang dan sempat melihat seseorang mirip Farhan dalam kondisi terluka.
:quality(80):watermark(<a target=_blank href=https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2025/08/30/0189de67-4d46-4831-b3f0-06c6789cabfc_jpg.jpg rel=ugc onclick=dataLayer.push({'event': 'trackEvent','eventDetails.category': 'outbond', 'eventDetails.action': 'click', 'eventDetails.label': 'https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2025/08/30/0189de67-4d46-4831-b3f0-06c6789cabfc_jpg.jpg'});>https://cdn-content.kompas.id/umum/k...9cabfc_jpg.jpg</a>)
Kompas/Rian Septiandi
Ricuh massa aksi yang terdiri dari pengemudi ojek daring dan masyarakat menggeruduk Mako Brimob di Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (29/08/2025).
”Dia lihat sekilas orang mirip Farhan itu dievakuasi ke rumah sakit terdekat,” kata Roni.
Berbekal petunjuk dari salah satu pengemudi ojol itu, keluarga menelusuri sejumlah rumah sakit di Jakarta. Mereka mencari catatan pasien dengan ciri-ciri Farhan. Namun, hingga pertengahan September, tidak ada hasil. Data medis yang ditemukan tak ada yang cocok dengan keterangan ojol itu.
Adapun Kepala Subdirektorat Penerangan Masyarakat Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Reonald Simanjuntak, saat dikonfirmasi terkait aktifnya akun media sosial Farhan dan sejumlah petunjuk dari keluarga Farhan, meminta Kompas untuk menunggu. ”Saya cek dulu, ya. Mohon waktu,” kata Reonald, Sabtu (20/9/2025) sore.
:quality(80):watermark(<a target=_blank href=https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2025/08/30/ee205a42-380a-41e6-acc2-0f857df2cf20_jpg.jpg rel=ugc onclick=dataLayer.push({'event': 'trackEvent','eventDetails.category': 'outbond', 'eventDetails.action': 'click', 'eventDetails.label': 'https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2025/08/30/ee205a42-380a-41e6-acc2-0f857df2cf20_jpg.jpg'});>https://cdn-content.kompas.id/umum/k...f2cf20_jpg.jpg</a>)
Anggota TNI AL menjaga kericuhan massa aksi yang terdiri dari pengemudi ojek daring dan masyarakat saat menggeruduk Mako Brimob di Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025).
Jumlah korban hilang
Farhan merupakan satu dari tiga korban yang dilaporkan hilang oleh Kontras. Adapun dua korban lain yang juga dilaporkan hilang, yakni Bima Permana Putra dan Reno Syahputeradewo.
Dari data Kontras, Bima dilaporkan hilang sejak 31 Agustus 2025. Lokasi terakhir dari Bima berdasarkan aduan yang diterima Kontras, berada di Glodok, Jakarta Barat.
Adapun Reno dilaporkan hilang sejak 30 Agustus 2025. Lokasi terakhir Reno, berada di Kwitang, Jakarta Pusat.
Dari tiga korban hilang itu, aparat Polda Metro Jaya sudah menemukan salah satunya, yakni Bima. Dia ditemukan Subdirektorat Reserse Mobile Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, pada 17 September di Malang, Jawa Timur. Bima ditemukan polisi tengah berdagang mainan barongsai di sebuah klenteng di Malang.
:quality(80)/https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2025/09/18/beae68c9-3ef4-39c7-9ace-a1451634d9bd_heic.jpg)
Bima Permana Putra (depan kiri) dihadirkan polisi saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Kamis (18/9/2025) sore.
Bima saat dihadirkan di Polda Metro Jaya, pada 18 September 2025 sore, memohon maaf karena meninggalkan rumah tanpa kabar. Bima enggan menjelaskan alasannya pergi meninggalkan rumah tanpa kabar.
Selain Bima, Polda Metro Jaya juga menemukan salah satu korban hilang lain bernama Eko Purnomo. Eko awalnya masuk dalam daftar orang hilang yang dirilis Kontras, pada 8 September 2025. Namun, Kontras kemudian merevisi laporan itu satu hari kemudian setelah mendapat informasi kalau Eko sudah ditemukan.
Eko yang saat itu dihadirkan di Polda Metro Jaya bersama Bima, meminta maaf karena meninggalkan rumah tanpa kabar.
Ia awalnya sempat menyaksikan demonstrasi di Kwitang, Jakarta Pusat, sebelum menghilang tanpa kabar. Ibunya kemudian melapor kehilangan Eko ke Polsek Cempaka Putih pada 3 September 2025.
Warga melintasi coretan sisa aksi di depan gerbang Gedung DPR, Jakarta, meski hari tersebut tidak ada demonstrasi, Selasa (2/9/2025). Kawasan gerbang DPR ini beberapa hari lalu menjadi titik aksi mengkritik DPR terkait kenaikan gaji dan tunjangan anggota dewan. Gelombang aksi yang berujung dengan pembubaran aparat juga diwarnai kekerasan serta kecelakaan yang merenggut nyawa warga sipil. Tidak adanya aksi yang digelar di depan DPR ini dimanfaatkan beberapa warga untuk berekreasi. Selain warga yang berdatangan, kawasan ini juga ramai pedagang mencari rejeki dari keramaian warga.
:quality(80):watermark(<a target=_blank href=https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://cdn-dam.kompas.id/images/2025/09/02/0937d8cde413cf9c1fc4f9b06c42b76b-20250902ron13.jpg rel=ugc onclick=dataLayer.push({'event': 'trackEvent','eventDetails.category': 'outbond', 'eventDetails.action': 'click', 'eventDetails.label': 'https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://cdn-dam.kompas.id/images/2025/09/02/0937d8cde413cf9c1fc4f9b06c42b76b-20250902ron13.jpg'});>https://cdn-content.kompas.id/umum/k...50902ron13.jpg</a>)
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Warga melintasi coretan sisa aksi di depan gerbang Gedung DPR, Jakarta, meski hari tersebut tidak ada demonstrasi, Selasa (2/9/2025).
Sehari berselang, gantian temannya melapor ke hotline Kontras. Ibu Eko sempat mendapat angin segar dari kenalan Eko pada 8 September 2025. Katanya, Eko sudah bisa dihubungi dan meminta agar laporan orang hilang dicabut.
Kabar ini belum memuaskan keluarga karena tidak ada komunikasi langsung. Ibunya lantas membuat laporan di Polsek Johar Baru pada 10 September 2025. Belakangan, polisi menemukan jejaknya di Desa Kuala Jelai, Kecamatan Kuala Jelai, Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah. Di sana Eko bekerja sebagai penangkap ikan.
Direktorat Reserse Kriminal Siber Polda Metro Jaya lalu menjemputnya pada 17 September 2025. Alasan kepergiannya disebut untuk mencari uang sebagai penangkap ikan. Ini demi hidup mandiri. Eko beralasan gawainya mati saat pergi sehingga tak bisa menghubungi keluarga.
Peserta aksi membawa poster kritik dalam Piknik Nasional Rakyat di depan kompleks DPR, Jakarta, Jumat (5/9/2025). Mereka menagih 17+8 tuntutan rakyat kepada pemerintah dan DPR. Berbeda dari demonstrasi sebelumnya, aksi ini dikemas dengan konsep piknik dengan makan bersama, bermain bersama, dan mimbar bebas.
:quality(80):watermark(<a target=_blank href=https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://cdn-dam.kompas.id/images/2025/09/05/1426729712ba27d2854afc81adcff10b-20250905YGA08.jpg rel=ugc onclick=dataLayer.push({'event': 'trackEvent','eventDetails.category': 'outbond', 'eventDetails.action': 'click', 'eventDetails.label': 'https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://cdn-dam.kompas.id/images/2025/09/05/1426729712ba27d2854afc81adcff10b-20250905YGA08.jpg'});>https://cdn-content.kompas.id/umum/k...50905YGA08.jpg</a>)
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA
Peserta aksi membawa poster kritik dalam Piknik Nasional Rakyat di depan kompleks DPR, Jakarta, Jumat (5/9/2025).
Polisi terus mencari
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Brigadir Jenderal (Pol) Ade Ary Syam, saat konferensi pers setelah menemukan Bima dan Eko, mengatakan, aparat kepolisian masih terus mencari dua korban lain, yakni Farhan dan Reno yang masih hilang. Polisi terus berkomunikasi dengan keluarga.
”Mudah-mudahan segera ketemu Reno dan Farhan,” katanya.
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid menilai, penemuan Bima dan Eko yang sempat hilang lebih dari dua minggu merupakan capaian kepolisian. Capaian itu mesti dilanjutkan dengan ditemukannya Farhan dan Reno.
Petugas keamanan berjaga di depan Apotek yang tutup paskabentrokan antara massa dengan Brimob di Senen,Jakarta Pusat, Minggu (31/8/2025). Demonstrasi yang berakhir dengan bentrokan dalam beberapa hari terakhir ini menyebabkan sejumlah toko di kawasan tersebut tutup.
:quality(80):watermark(<a target=_blank href=https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://cdn-dam.kompas.id/images/2025/08/31/f545fb234a3a840130605a28f453fb89-20250831TOK40.jpg rel=ugc onclick=dataLayer.push({'event': 'trackEvent','eventDetails.category': 'outbond', 'eventDetails.action': 'click', 'eventDetails.label': 'https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://cdn-dam.kompas.id/images/2025/08/31/f545fb234a3a840130605a28f453fb89-20250831TOK40.jpg'});>https://cdn-content.kompas.id/umum/k...50831TOK40.jpg</a>)
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Petugas keamanan berjaga di depan Apotek yang tutup pascabentrokan antara massa dan Brimob di Senen, Jakarta Pusat, Minggu (31/8/2025).
Latar belakang menghilangnya dua korban yang sudah ditemukan, yakni karena alasan pribadi tak tertutup kemungkinan bakal sama seperti Farhan dan Reno yang masih hilang.
Namun, segala kemungkinan terkait penyebab tetap mesti dipertimbangkan. Apalagi, Farhan dan Reno diketahui hilang kontak ketika berada di Kwitang, Jakarta Pusat. Lokasi itu titik panas kerusuhan pada Akhir Agustus lalu, terutama di sekitar Markas Brimob Polda Metro Jaya.
Usman mengatakan, ia sejak awal ragu Bima hilang karena terkait dengan kejadian di unjuk rasa. Sebab, Bima terakhir terdeteksi di daerah Glodok, Jakarta Barat, yang cenderung bukan tempat peristiwa sensitif. ”Nah, yang dua ini (Farhan dan Reno) saya khawatir sekali,” ujarnya.
https://www.kompas.id/artikel/farhan...akun-medsosnya
masalah orang hilang dan kampanye Kontres mengenai mereka yang dihilangkan

Photo Author
Muhammad Ridwan
- Minggu, 21 September 2025 | 10:30 WIB
Influencer sekaligus Youtuber Ferry Irwandi mengikuti aksi demonstrasi di depan gedung DPR/MPR RI, Senin (1/9). (Ryandi Zahdomo/JawaPos.com)
JawaPos.com - Influencer sekaligus CEO Malaka Project Ferry Irwandi mengakui dirinya langsung dalam proses pencarian tiga orang yang dinyatakan hilang usai demonstrasi pada Agustus 2025 lalu. Ia menegaskan, dirinya bersama tim ikut aktif dalam mendampingi keluarga korban, bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk KontraS dan LBH, untuk menemukan para korban.
"Jadi, saya dan tim itu kan dalam dua minggu terakhir terlibat aktif mencari korban. Ya kita kerja sama dengan LBH, kita kerja sama dengan KontraS, kita coba untuk membersamai keluarga para korban hilang," kata Ferry dalam siniar Youtube Denny Sumargo, Minggu (21/9).
Ia menuturkan, kabar ditemukannya salah satu korban bernama Bima di Malang pada 17 September lalu menjadi momen yang sangat melegakan. "Ketika Bima ditemukan di Malang, kita kan dapat info, itu perasaan senang banget, lega banget, apalagi tahu beliau sehat walafiat,[/]" ucap Ferry.
Namun, Ferry merasa perlu memberikan klarifikasi terkait sebuah unggahan yang menimbulkan polemik. Ia menjelaskan, postingan bertuliskan[b] 'Mereka Bukan Hilang Tapi Dihilangkan' yang tersebar luas di media sosial bukanlah narasi pribadinya, melainkan bagian dari kampanye KontraS.
"Yang saya mau bahas adalah postingan KontraS, 'Mereka Bukan Hilang Tapi Dihilangkan', dan yang mana ini sudah menjadi bola liar sekali. Itu bukan urusan menyakiti atau menyerang saya atau merendahkan saya, nggak. Karena ini urusannya sama keluarga korban dan saya harus bicara di sini," jelasnya.
Ferry mengaku bahwa unggahan tersebut sempat dipotong dari konteks aslinya ketika disebarkan kembali oleh pihak lain. "Saya posting di TikTok udah sehat walafiat, paginya saya dikirimkan postingan dari Bu Ayu, yang mana Bu Ayu nge-screenshot story saya. Waktu itu saya memposting poster KontraS, 'Mereka Bukan Hilang Tapi Dihilangkan'. Tapi di postingan Bu Ayu, kata templatenya hilang, kata adyoursnya hilang," ujarnya.
Menurut Ferry, template tersebut memang dibuat KontraS dan disebarkan kepada banyak pihak sebagai bentuk solidaritas terhadap korban yang belum ditemukan. "Itu postingan template dari KontraS yang disebar ke seluruh orang, karena orang sudah 20 hari nggak tahu. Bukan gua yang memulai, bukan gua yang menulis. Tapi entah kenapa di postingan Mba Ayu, kata templatenya hilang, kata adyoursnya hilang," tuturnya.
Ferry menegaskan, dirinya tidak ingin persoalan ini disalahartikan seolah ia menyebarkan narasi yang salah. Fokus utamanya, tetap pada mendampingi keluarga korban dalam mencari keadilan.
"Ada 4.800 dan 23 ribu komentar, dan bahkan bukan cuma itu, di amplifyer oleh influencer-influencer," pungkasnya.
https://www.jawapos.com/nasional/016...#goog_rewarded
Farhan Hilang Usai Demo, Siapa di Balik Akun Medsosnya?
Hingga saat ini, Farhan belum diketahui keberadannya. Namun nomor telepon dan media sosialnya aktif. Apa yang sebenarnya terjadi?
Audio Berita
10 menit
Oleh Johanes Galuh Bimantara, Stefanus Ato, Pandu Wiyoga, Prayogi Dwi Sulistyo
21 Sep 2025 16:02 WIB · Metropolitan
Muhamad Farhan Hamid (23) belum juga ditemukan setelah menonton demonstrasi di Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025). Keberadaannya tak diketahui hingga kini. Di tengah pencarian yang buntu, akun media sosial Farhan justru aktif. Nomor Whatsapp-nya sempat membalas pesan keluarganya.
Farhan pada Jumat (29/8/2025) berangkat dari rumahnya di Jakarta Utara sekitar pukul 12.00 siang. Sebelum pergi, ia sempat mengajak kakaknya, Roni, untuk ikut.
”Dia bilang, ayo mas, ikut gak ke Kwitang. Saya tanya, ada apa memangnya di Kwitang,” tutur Roni saat ditemui di Kantor Kontras, Jakarta, Jumat (19/9/2025).
Mengetahui adiknya hendak menonton demonstrasi, Roni menolak ajakan itu karena hendak menunaikan shalat Jumat. Farhan pun berangkat bersama dua temannya ke Kwitang sekitar pukul 12.00 WIB.
Bukti Farhan bersama dua temannya tiba di Kwitang juga terkonfirmasi dari salah satu foto yang menunjukkan Farhan sempat berada di Kwitang pada Jumat (29/8/2025) siang. Foto berasal dari satu teman yang berangkat bersama Farhan. Di foto itu, Farhan mengenakan kemeja lengan panjang hitam, memakai helm, dan memoleskan odol di pipi kiri dan kanan.
Menjelang sore, situasi di Kwitang kian memanas. Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Di tengah kepanikan itu, Farhan terpisah dari dua temannya. Sekitar pukul 19.00, kedua temannya pulang ke rumah tanpa dirinya.
”Saya kemudian suruh mereka cari lagi. Dua jam kemudian mereka balik, tapi tetap tidak ketemu,” kata Roni.
:quality(80):watermark(<a target=_blank href=https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://cdn-dam.kompas.id/images/2025/09/21/421039f454920049aa523ee0d9fd5819-roni.jpg rel=ugc onclick=dataLayer.push({'event': 'trackEvent','eventDetails.category': 'outbond', 'eventDetails.action': 'click', 'eventDetails.label': 'https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://cdn-dam.kompas.id/images/2025/09/21/421039f454920049aa523ee0d9fd5819-roni.jpg'});>https://cdn-content.kompas.id/umum/k...d5819-roni.jpg</a>)
KOMPAS/PANDU WIYOGA
Roni (kaos hitam dan bertopi) saat bertemu dengan sejumlah wartawan di Kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan, Jakarta, Jumat (19/9/2025).
Iklan - Gulir ke Bawah untuk melajutkan
Iklan
Keluarga sempat menunggu hingga keesokan harinya. Mereka berharap Farhan pulang dengan sendirinya. Farhan memang punya banyak teman di sekitar rumah, tetapi jarang pergi lebih dari satu hari. Aktivitas sehari-harinya, jika tak berada di rumah, biasanya membantu bibinya berjualan ikan di pasar.
”Farhan ini anak bungsu, anak kesayangan ibunya. Sejak hilang, ibunya terus kepikiran. Beberapa kali ibunya pingsan kalau ada kabar yang tidak jelas sumbernya,” tutur Roni.
Harapan keluarga agar Farhan pulang masih sia-sia. Hingga Senin (30/8/2025) pagi, Farhan tak kunjung muncul. Keluarga pun memperluas pencarian. Mereka mendatangi kantor polisi, rumah sakit, dan titik-titik demonstrasi lain di Jakarta, termasuk sekitar DPR.
:quality(80):watermark(<a target=_blank href=https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2025/08/29/401b4046-4e41-4efe-9cae-93a0371da55d_jpg.jpg rel=ugc onclick=dataLayer.push({'event': 'trackEvent','eventDetails.category': 'outbond', 'eventDetails.action': 'click', 'eventDetails.label': 'https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2025/08/29/401b4046-4e41-4efe-9cae-93a0371da55d_jpg.jpg'});>https://cdn-content.kompas.id/umum/k...1da55d_jpg.jpg</a>)
Massa aksi menghindari tembakan gas air mata yang ditembakkan dari Mako Brimob, Kwitang, Jakarta, Jumat (29/8/2025). Kompas/Hendra A Setyawan
Kompas/Hendra A Setyawan
Massa aksi menghindari tembakan gas air mata yang ditembakkan dari Markas Komando Brimob, Kwitang, Jakarta, Jumat (29/8/2025).
Whatsapp Farhan bicara
Saat pencarian di dunia nyata menemui jalan buntu, jejak Farhan justru muncul di dunia maya. Keluarga mendapat informasi kalau ada beberapa teman Farhan yang dihubungi oleh nomor WA Farhan. Pada 4 September 2025, Roni mencoba menghubungi nomor WA adiknya itu. Tak disangka, pesannya dibalas seseorang yang tak dikenalnya.
Aktivitas nomor itu membuat keluarga bingung. Sebab, Farhan diketahui sudah menggadaikan ponselnya. Keluarga yakin kartu seluler yang dipakai untuk mengakses Whatsapp seharusnya masih ada pada Farhan saat menggadaikan HP tersebut.
Kompas menelusuri nomor Farhan melalui aplikasi Get Contact. Hasilnya, hanya ada satu tag yang melekat, yakni Eda Bakara 1. Ketika dikonfirmasi, Roni memastikan nomor itu memang milik Farhan. Namun, ia sama sekali tak mengenal nama yang muncul di aplikasi tersebut. ”Saya enggak kenal siapa itu Eda Bakara,” ujarnya.
:quality(80)/https://cdn-dam.kompas.id/images/2025/09/21/568192f941510453acef2e5fc1942927-poster.jpg)
Poster tiga orang yang dinyatakan hilang di akun Instagram Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan.
Selain Whatsapp, akun Facebook Farhan dengan nama Muhammad Farhan juga menunjukkan kalau masih ada aktivitas. Akun Facebook itu terakhir kali mengunggah tangkapan layar percakapan pada 6 September 2025. ”Facebook Farhan masih aktif. Masih sempat pantau story Facebook saya,” ujar Roni.
Kebuntuan pencarian membuat keluarga mengadu ke Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), 2 September 2025. Sejak 1 September, organisasi masyarakat sipil itu membuka posko aduan orang hilang dalam aksi unjuk rasa 25–31 Agustus 2025. Laporan hilangnya Farhan kemudian disebarkan secara luas ke media sosial.
Unggahan itu ditanggapi seorang pengemudi ojek daring. Ia mengaku menjadi tim medis saat aksi di Kwitang dan sempat melihat seseorang mirip Farhan dalam kondisi terluka.
:quality(80):watermark(<a target=_blank href=https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2025/08/30/0189de67-4d46-4831-b3f0-06c6789cabfc_jpg.jpg rel=ugc onclick=dataLayer.push({'event': 'trackEvent','eventDetails.category': 'outbond', 'eventDetails.action': 'click', 'eventDetails.label': 'https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2025/08/30/0189de67-4d46-4831-b3f0-06c6789cabfc_jpg.jpg'});>https://cdn-content.kompas.id/umum/k...9cabfc_jpg.jpg</a>)
Kompas/Rian Septiandi
Ricuh massa aksi yang terdiri dari pengemudi ojek daring dan masyarakat menggeruduk Mako Brimob di Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (29/08/2025).
”Dia lihat sekilas orang mirip Farhan itu dievakuasi ke rumah sakit terdekat,” kata Roni.
Berbekal petunjuk dari salah satu pengemudi ojol itu, keluarga menelusuri sejumlah rumah sakit di Jakarta. Mereka mencari catatan pasien dengan ciri-ciri Farhan. Namun, hingga pertengahan September, tidak ada hasil. Data medis yang ditemukan tak ada yang cocok dengan keterangan ojol itu.
Adapun Kepala Subdirektorat Penerangan Masyarakat Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Reonald Simanjuntak, saat dikonfirmasi terkait aktifnya akun media sosial Farhan dan sejumlah petunjuk dari keluarga Farhan, meminta Kompas untuk menunggu. ”Saya cek dulu, ya. Mohon waktu,” kata Reonald, Sabtu (20/9/2025) sore.
:quality(80):watermark(<a target=_blank href=https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2025/08/30/ee205a42-380a-41e6-acc2-0f857df2cf20_jpg.jpg rel=ugc onclick=dataLayer.push({'event': 'trackEvent','eventDetails.category': 'outbond', 'eventDetails.action': 'click', 'eventDetails.label': 'https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2025/08/30/ee205a42-380a-41e6-acc2-0f857df2cf20_jpg.jpg'});>https://cdn-content.kompas.id/umum/k...f2cf20_jpg.jpg</a>)
Anggota TNI AL menjaga kericuhan massa aksi yang terdiri dari pengemudi ojek daring dan masyarakat saat menggeruduk Mako Brimob di Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025).
Jumlah korban hilang
Farhan merupakan satu dari tiga korban yang dilaporkan hilang oleh Kontras. Adapun dua korban lain yang juga dilaporkan hilang, yakni Bima Permana Putra dan Reno Syahputeradewo.
Dari data Kontras, Bima dilaporkan hilang sejak 31 Agustus 2025. Lokasi terakhir dari Bima berdasarkan aduan yang diterima Kontras, berada di Glodok, Jakarta Barat.
Adapun Reno dilaporkan hilang sejak 30 Agustus 2025. Lokasi terakhir Reno, berada di Kwitang, Jakarta Pusat.
Dari tiga korban hilang itu, aparat Polda Metro Jaya sudah menemukan salah satunya, yakni Bima. Dia ditemukan Subdirektorat Reserse Mobile Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, pada 17 September di Malang, Jawa Timur. Bima ditemukan polisi tengah berdagang mainan barongsai di sebuah klenteng di Malang.
:quality(80)/https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2025/09/18/beae68c9-3ef4-39c7-9ace-a1451634d9bd_heic.jpg)
Bima Permana Putra (depan kiri) dihadirkan polisi saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Kamis (18/9/2025) sore.
Bima saat dihadirkan di Polda Metro Jaya, pada 18 September 2025 sore, memohon maaf karena meninggalkan rumah tanpa kabar. Bima enggan menjelaskan alasannya pergi meninggalkan rumah tanpa kabar.
Selain Bima, Polda Metro Jaya juga menemukan salah satu korban hilang lain bernama Eko Purnomo. Eko awalnya masuk dalam daftar orang hilang yang dirilis Kontras, pada 8 September 2025. Namun, Kontras kemudian merevisi laporan itu satu hari kemudian setelah mendapat informasi kalau Eko sudah ditemukan.
Eko yang saat itu dihadirkan di Polda Metro Jaya bersama Bima, meminta maaf karena meninggalkan rumah tanpa kabar.
Ia awalnya sempat menyaksikan demonstrasi di Kwitang, Jakarta Pusat, sebelum menghilang tanpa kabar. Ibunya kemudian melapor kehilangan Eko ke Polsek Cempaka Putih pada 3 September 2025.
Warga melintasi coretan sisa aksi di depan gerbang Gedung DPR, Jakarta, meski hari tersebut tidak ada demonstrasi, Selasa (2/9/2025). Kawasan gerbang DPR ini beberapa hari lalu menjadi titik aksi mengkritik DPR terkait kenaikan gaji dan tunjangan anggota dewan. Gelombang aksi yang berujung dengan pembubaran aparat juga diwarnai kekerasan serta kecelakaan yang merenggut nyawa warga sipil. Tidak adanya aksi yang digelar di depan DPR ini dimanfaatkan beberapa warga untuk berekreasi. Selain warga yang berdatangan, kawasan ini juga ramai pedagang mencari rejeki dari keramaian warga.
:quality(80):watermark(<a target=_blank href=https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://cdn-dam.kompas.id/images/2025/09/02/0937d8cde413cf9c1fc4f9b06c42b76b-20250902ron13.jpg rel=ugc onclick=dataLayer.push({'event': 'trackEvent','eventDetails.category': 'outbond', 'eventDetails.action': 'click', 'eventDetails.label': 'https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://cdn-dam.kompas.id/images/2025/09/02/0937d8cde413cf9c1fc4f9b06c42b76b-20250902ron13.jpg'});>https://cdn-content.kompas.id/umum/k...50902ron13.jpg</a>)
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Warga melintasi coretan sisa aksi di depan gerbang Gedung DPR, Jakarta, meski hari tersebut tidak ada demonstrasi, Selasa (2/9/2025).
Sehari berselang, gantian temannya melapor ke hotline Kontras. Ibu Eko sempat mendapat angin segar dari kenalan Eko pada 8 September 2025. Katanya, Eko sudah bisa dihubungi dan meminta agar laporan orang hilang dicabut.
Kabar ini belum memuaskan keluarga karena tidak ada komunikasi langsung. Ibunya lantas membuat laporan di Polsek Johar Baru pada 10 September 2025. Belakangan, polisi menemukan jejaknya di Desa Kuala Jelai, Kecamatan Kuala Jelai, Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah. Di sana Eko bekerja sebagai penangkap ikan.
Direktorat Reserse Kriminal Siber Polda Metro Jaya lalu menjemputnya pada 17 September 2025. Alasan kepergiannya disebut untuk mencari uang sebagai penangkap ikan. Ini demi hidup mandiri. Eko beralasan gawainya mati saat pergi sehingga tak bisa menghubungi keluarga.
Peserta aksi membawa poster kritik dalam Piknik Nasional Rakyat di depan kompleks DPR, Jakarta, Jumat (5/9/2025). Mereka menagih 17+8 tuntutan rakyat kepada pemerintah dan DPR. Berbeda dari demonstrasi sebelumnya, aksi ini dikemas dengan konsep piknik dengan makan bersama, bermain bersama, dan mimbar bebas.
:quality(80):watermark(<a target=_blank href=https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://cdn-dam.kompas.id/images/2025/09/05/1426729712ba27d2854afc81adcff10b-20250905YGA08.jpg rel=ugc onclick=dataLayer.push({'event': 'trackEvent','eventDetails.category': 'outbond', 'eventDetails.action': 'click', 'eventDetails.label': 'https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://cdn-dam.kompas.id/images/2025/09/05/1426729712ba27d2854afc81adcff10b-20250905YGA08.jpg'});>https://cdn-content.kompas.id/umum/k...50905YGA08.jpg</a>)
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA
Peserta aksi membawa poster kritik dalam Piknik Nasional Rakyat di depan kompleks DPR, Jakarta, Jumat (5/9/2025).
Polisi terus mencari
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Brigadir Jenderal (Pol) Ade Ary Syam, saat konferensi pers setelah menemukan Bima dan Eko, mengatakan, aparat kepolisian masih terus mencari dua korban lain, yakni Farhan dan Reno yang masih hilang. Polisi terus berkomunikasi dengan keluarga.
”Mudah-mudahan segera ketemu Reno dan Farhan,” katanya.
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid menilai, penemuan Bima dan Eko yang sempat hilang lebih dari dua minggu merupakan capaian kepolisian. Capaian itu mesti dilanjutkan dengan ditemukannya Farhan dan Reno.
Petugas keamanan berjaga di depan Apotek yang tutup paskabentrokan antara massa dengan Brimob di Senen,Jakarta Pusat, Minggu (31/8/2025). Demonstrasi yang berakhir dengan bentrokan dalam beberapa hari terakhir ini menyebabkan sejumlah toko di kawasan tersebut tutup.
:quality(80):watermark(<a target=_blank href=https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://cdn-dam.kompas.id/images/2025/08/31/f545fb234a3a840130605a28f453fb89-20250831TOK40.jpg rel=ugc onclick=dataLayer.push({'event': 'trackEvent','eventDetails.category': 'outbond', 'eventDetails.action': 'click', 'eventDetails.label': 'https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https://cdn-dam.kompas.id/images/2025/08/31/f545fb234a3a840130605a28f453fb89-20250831TOK40.jpg'});>https://cdn-content.kompas.id/umum/k...50831TOK40.jpg</a>)
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Petugas keamanan berjaga di depan Apotek yang tutup pascabentrokan antara massa dan Brimob di Senen, Jakarta Pusat, Minggu (31/8/2025).
Latar belakang menghilangnya dua korban yang sudah ditemukan, yakni karena alasan pribadi tak tertutup kemungkinan bakal sama seperti Farhan dan Reno yang masih hilang.
Namun, segala kemungkinan terkait penyebab tetap mesti dipertimbangkan. Apalagi, Farhan dan Reno diketahui hilang kontak ketika berada di Kwitang, Jakarta Pusat. Lokasi itu titik panas kerusuhan pada Akhir Agustus lalu, terutama di sekitar Markas Brimob Polda Metro Jaya.
Usman mengatakan, ia sejak awal ragu Bima hilang karena terkait dengan kejadian di unjuk rasa. Sebab, Bima terakhir terdeteksi di daerah Glodok, Jakarta Barat, yang cenderung bukan tempat peristiwa sensitif. ”Nah, yang dua ini (Farhan dan Reno) saya khawatir sekali,” ujarnya.
https://www.kompas.id/artikel/farhan...akun-medsosnya
masalah orang hilang dan kampanye Kontres mengenai mereka yang dihilangkan




yasyah81 dan maniacok99 memberi reputasi
-2
781
42


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan