- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dulu Sopir Bisa Poligami, Kini Pasangan Tanggung 1 Anak Saja Harus Kerja Semua


TS
mbia
Dulu Sopir Bisa Poligami, Kini Pasangan Tanggung 1 Anak Saja Harus Kerja Semua

KOMPAS.com - Perdebatan soal kondisi sosial antargenerasi kembali ramai di media sosial.
Salah satu akun Threads @m*********ng menulis perbandingan mencolok antara generasi Baby Boomers, Millennials, dan Gen Z.
"Zaman boomer, sopir angkot pun bisa poligami. Zaman millennial dan Z, nanggung anak 1 doang suami-istri kudu kerja. Ibarat main game, boomer itu baru nyampe level tutorial. Millennial dan Z ada di hard mode. Tar zaman Alpha mungkin malah god mode," tulisnya pada Senin (8/9/2025).
Unggahan itu langsung memantik diskusi. Banyak warganet mengaku setuju, bahkan menilai bahwa mereka tidak perlu lagi menerima nasihat finansial dari generasi Boomers karena kondisi ekonomi yang dihadapi jelas berbeda.
Sebagai gambaran, Baby Boomers adalah generasi yang lahir antara 1946–1964. Milenial atau Gen Y lahir pada rentang 1981–1996, sedangkan Gen Z mencakup mereka yang lahir antara 1997–2012.
Lantas, mengapa ada jurang perbedaan kondisi sosial dan ekonomi di antara generasi tersebut?
Tekanan ekonomi Milenial dan Gen Z
Peneliti ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Jaya Darmawan, menjelaskan bahwa literasi finansial sejatinya sudah dikenal sejak era Baby Boomers hingga Gen Z.
Literasi finansial, kata dia, mencakup bagaimana seseorang mengelola pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, menyisihkan untuk tabungan, dana darurat, hingga investasi.
Namun, Jaya menilai perbedaan kondisi sosial antargenerasi lebih banyak dipengaruhi oleh situasi ekonomi pada zamannya masing-masing.
"Prinsip literasi finansial memang tidak berubah. Tetapi, harus dibarengi dengan pemahaman kondisi ekonomi terkini, di mana generasi Milenial dan Gen Z sedang mengalami tekanan," ujar Jaya saat dimintai pandangan Kompas.com, Rabu (10/9/2025).
Menurutnya, tekanan tersebut muncul karena kebijakan pemerintah yang kurang mendukung peningkatan daya beli masyarakat maupun penciptaan lapangan kerja berkualitas.
"Ini termasuk narasi kritis tentang ketimpangan dan keadilan ekonomi yang absen. Dalam hal ini, keadilan finansial," lanjut dia.
Jaya menambahkan, persoalan keuangan antargenerasi bukan semata soal literasi finansial individu, tetapi juga terkait literasi finansial di tingkat kebijakan.
"Generasi Boomers atau orang tua yang konservatif mungkin gagal memberikan pendidikan tentang keadilan finansial. Padahal, masalah keuangan individu tidak bisa dipisahkan dari kebijakan publik yang kerap melahirkan ketimpangan ekonomi," jelasnya.
Ia menekankan pentingnya mendorong kebijakan progresif, misalnya melalui penerapan pajak kekayaan.
https://amp.kompas.com/tren/read/202...ng-1-anak-saja
Semakin maju zaman semakin dituntut bekerja keras ya beda dengan zaman dulu masih sore anak ayah sudah pada kumpul..
Apakah manusia semakin diperbudak..






aldonistic dan 2 lainnya memberi reputasi
3
300
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan