Kaskus

News

kissmybutt007Avatar border
TS
kissmybutt007
Lalu Lintas Medan Terlalu Barbar untuk Perantau Asal Surabaya seperti Saya
Lalu Lintas Medan Terlalu Barbar untuk Perantau Asal Surabaya seperti Saya
Arief Rahman Nur Fadhilah
2–3 minutes


Petualangan saya merantau dari Surabaya ke Medan dipenuhi lika-liku. Perbedaan budaya di sana kelewat mencolok dengan kota kelahiran saya, Surabaya. Gegar budaya alus culture shock pun tak terhindarkan.

Ada banyak sekali perbedaan yang terasa mulai dari variasi etnis, bahasa, hingga suasana kotanya. Namun, dari sekian banyak perbedaan tadi, tidak ada yang paling mengagetkan daripada kondisi lalu lintasnya. 

Hanya dalam waktu 4 hari, saya bisa mengonfirmasi konten-konten di media sosial soal barbarnya pengendara di Medan. Itu 100 persen benar, tanpa difabrikasi.  Jujur saja, awalnya saya masih bisa berkhusnudzon. Meyakinkan diri bahwa apa yang dilihat melalui layar ponsel tidak seburuk kenyataan. Namun, semua itu buyar sesampainya saya di Medan. 

Pertama kali sampai Medan langsung disambut klakson

Saya masih ingat betul momen pertama kali menapakkan kaki keluar Stasiun Medan setelah naik KA Bandara dari Bandara Kualanamu. Langkah pertama saya di Medan disambut suara klakson yang saling sahut-sahutan.

Fenomena saat itu terlihat sangat ganjil mengingat kondisi Jalan Jawa, jalan di depan Stasiun Medan, sedang lengang. Tidak tampak ada tumpukan kendaraan apalagi kemacetan sejauh mata memandang. Anehnya, banyak pengendara yang saat mau berhenti di depan stasiun atau kembali masuk ke jalan, malah sibuk membunyikan klakson. 

Kejanggalan soal klakson tidak berhenti sampai disana. Menurut pengamatan saya,  banyak pengemudi ojek online yang terbilang rajin membunyikannya. Memang ada momen klakson dibunyikan dengan alasan terbilang masuk akal, misalnya saat melintasi tikungan atau perempatan. Apalagi di sekitaran daerah Kesawan Kota Tua, tempat saya tinggal sementara, tidak banyak lampu merah di luar jalan utama. Tapi selebihnya, banyak momen-momen yang sama sekali sulit dilogikakan.

Perilaku saat lampu merah 

Fenomena lain yang tidak kalah membagongkan adalah perilaku pengendara saat lampu merah. Di Surabaya, lampu merah artinya berhenti total. Meskipun ada pengendara yang melewati garis pembatas, setidaknya saat lampu berwarna merah mereka berhenti sepenuhnya. Palingan hanya tampak satu atau dua pengendara motor yang nekat menerobos.

Hal tersebut jauh berbeda di Medan. Alih-alih berhenti total, terlihat banyak pengendara yang hanya memelankan laju kendaraan. Mereka sedikit demi sedikit menerobos jalan secara berjamaah. Mereka tampak tidak segan memotong kendaraan dari arah lain yang lampunya sedang hijau. Malah ada yang tanpa ragu memotong dan menerobos begitu saja tanpa pikir panjang.  Mungkin warna merah diartikan sebagai simbol keberanian di hati mereka. Sehingga makna lampu merah jadi agak nyeleneh disini.

Upaya tertib lalu lintas

Sebetulnya sudah banyak upaya aparat untuk menegakan ketertiban berkendara di jalanan Medan. Polisi dan Dinas Perhubungan selalu disiagakan pada jam-jam sibuk. Siap siaga memberikan tilang kepada pengendara yang melanggar aturan lalu lintas. Harapannya, para pelanggar mendapatkan efek jera. 

Rambu lalu lintas pun sudah tidak perlu diragukan kelengkapannya. Satu waktu saya pernah melihat ada sebuah rambu putih bertuliskan “Satu Arah” menempel di tiang-tiang jalanan Medan. Pada tiang jalan tersebut, tertempel juga rambu lalu lintas dilarang masuk dan plang berwarna biru dengan tulisan “Patuhilah Rambu-rambu lalu Lintas”. Sehingga ada tiga rambu dalam satu tiang yang intinya menandakan bahwa jalan tersebut hanya satu arah dan tidak boleh melintas kendaraan dari arah sebaliknya.

Pertanyaannya, apakah ketiga rambu tadi ditaati? Jelas tidak. Sesaat setelah saya selesai membaca keseluruhan rambu itu, terlihat jelas sebuah mobil berwarna putih yang seenaknya masuk ke jalan tersebut berlawanan dari arah seharusnya. Pada titik ini saya bahkan sudah tidak kaget lagi. Malahan muncul rasa penasaran, “Apa lagi yang belum saya lihat?”

Untung saja masih ada hal positif yang dapat saya rasakan sebagai orang Surabaya. Setiap kali berjalan kaki dan harus menyeberang jalan, ternyata tidak terlalu sulit untuk membuat kendaraan yang melintas berhenti sejenak. Nampaknya hak-hak pejalan kaki masih cukup dihargai.

Bagaimanapun juga setiap kota punya aturannya sendiri, termasuk aturan tak tertulis di jalan raya. Dan bagi saya, memahami aturan itu adalah satu-satunya cara agar bisa tetap waras sekaligus bertahan hidup di Medan.

Penulis: Arief Rahman Nur Fadhilah
Edit: Kenia Intan

https://mojok.co/terminal/lalu-linta...al-surabaya/2/


jadi ingat sodara yg dulu imigrasi ke Macau berkunjung ke gotham city, dibawa jalan jalan, asik teriak aaahhh, awasss... emoticon-Ngakak

mang.jebotAvatar border
lubizersAvatar border
nikmatulsiti319Avatar border
nikmatulsiti319 dan 2 lainnya memberi reputasi
1
172
13
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan