- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Euforia Sesaat: GIIAS 2025 Gagal Bendung Anjloknya Penjualan Mobil


TS
jaguarxj220
Euforia Sesaat: GIIAS 2025 Gagal Bendung Anjloknya Penjualan Mobil
Judul asli:
Euforia Sesaat di Tengah Badai: GIIAS 2025 Gagal Bendung Anjloknya Penjualan Mobil Nasional
JAKARTA - Panggung pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 bulan Agustus lalu penuh dengan gemerlap lampu, peluncuran model-model baru yang memukau, dan janji-janji optimisme dari para pelaku industri. Pameran itu memang sempat membawa sedikit angin segar. Namun, kini setelah data penjualan resmi dirilis, terlihat jelas bahwa kemeriahan itu hanyalah euforia sesaat di tengah badai pelemahan pasar yang masih belum usai.
Data yang dirilis oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menceritakan sebuah kisah yang penuh paradoks. Di satu sisi, ada secercah kabar baik. Penjualan dari pabrik ke diler (wholesales) pada Agustus 2025 tercatat sebanyak 61.780 unit, sebuah kenaikan tipis 1,5 persen jika dibandingkan dengan bulan Juli. GIIAS terbukti berhasil memberikan sedikit dorongan. Namun, jika kita melihat gambaran yang lebih besar, angka ini justru melukiskan sebuah cerita yang jauh lebih muram.
Rapor Merah di Delapan Bulan Pertama
Kabar baik itu seolah menjadi setetes air di tengah gurun. Ketika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, performa industri otomotif nasional justru terjun bebas. Angka penjualan wholesales Agustus 2025 anjlok hampir 19 persen dari catatan 76.302 unit pada Agustus 2024.
Penurunan yang sama menyakitkannya juga terjadi di level ritel (penjualan dari diler ke konsumen), yang merosot 13,4 persen dari 76.806 unit pada Agustus 2024 menjadi hanya 66.478 unit pada Agustus tahun ini. Ini bukanlah masalah bulanan. Pelemahan ini adalah sebuah tren yang telah berlangsung sepanjang tahun. Secara akumulatif dari Januari hingga Agustus 2025, data menunjukkan rapor merah yang konsisten: Penjualan wholesales sepanjang tahun ini baru mencapai 500.951 unit, turun 10,6 persen dari periode yang sama tahun lalu. Penjualan ritel sepanjang tahun ini mencapai 522.162 unit, juga turun 10,7 persen dari 584.847 unit pada periode yang sama di 2024.
Optimisme di Tengah Ketidakpastian
Meskipun data menunjukkan pelemahan pasar yang nyata, para pelaku industri mencoba untuk tetap optimis. Kenaikan tipis dari bulan Juli ke Agustus dianggap sebagai "sinyal positif" bahwa pasar masih memiliki harapan untuk bangkit di sisa tahun ini.
Gaikindo sendiri hingga saat ini belum merevisi target penjualan mobil nasional untuk tahun 2025, yang masih dipatok di angka 850.000 unit. Namun, target ini kini terlihat semakin menantang. Dengan hanya empat bulan tersisa, industri harus mampu menjual rata-rata hampir 87.500 unit per bulan untuk mencapai target tersebut—sebuah angka yang jauh di atas pencapaian bulan Agustus. Pada akhirnya, data bulan Agustus ini menjadi sebuah refleksi yang jujur. Pameran akbar seperti GIIAS memang mampu menciptakan gelombang euforia dan transaksi sesaat, namun ia tidak cukup kuat untuk membendung arus pelemahan daya beli dan kelesuan pasar yang lebih fundamental.
Untuk selengkapnya kunjungi:
https://otomotif.sindonews.com/read/...al-1757740147/
Daya beli tinggal 20ribuan yakali ngarep jualan mobil laris..
Euforia Sesaat di Tengah Badai: GIIAS 2025 Gagal Bendung Anjloknya Penjualan Mobil Nasional
JAKARTA - Panggung pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 bulan Agustus lalu penuh dengan gemerlap lampu, peluncuran model-model baru yang memukau, dan janji-janji optimisme dari para pelaku industri. Pameran itu memang sempat membawa sedikit angin segar. Namun, kini setelah data penjualan resmi dirilis, terlihat jelas bahwa kemeriahan itu hanyalah euforia sesaat di tengah badai pelemahan pasar yang masih belum usai.
Data yang dirilis oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menceritakan sebuah kisah yang penuh paradoks. Di satu sisi, ada secercah kabar baik. Penjualan dari pabrik ke diler (wholesales) pada Agustus 2025 tercatat sebanyak 61.780 unit, sebuah kenaikan tipis 1,5 persen jika dibandingkan dengan bulan Juli. GIIAS terbukti berhasil memberikan sedikit dorongan. Namun, jika kita melihat gambaran yang lebih besar, angka ini justru melukiskan sebuah cerita yang jauh lebih muram.
Rapor Merah di Delapan Bulan Pertama
Kabar baik itu seolah menjadi setetes air di tengah gurun. Ketika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, performa industri otomotif nasional justru terjun bebas. Angka penjualan wholesales Agustus 2025 anjlok hampir 19 persen dari catatan 76.302 unit pada Agustus 2024.
Penurunan yang sama menyakitkannya juga terjadi di level ritel (penjualan dari diler ke konsumen), yang merosot 13,4 persen dari 76.806 unit pada Agustus 2024 menjadi hanya 66.478 unit pada Agustus tahun ini. Ini bukanlah masalah bulanan. Pelemahan ini adalah sebuah tren yang telah berlangsung sepanjang tahun. Secara akumulatif dari Januari hingga Agustus 2025, data menunjukkan rapor merah yang konsisten: Penjualan wholesales sepanjang tahun ini baru mencapai 500.951 unit, turun 10,6 persen dari periode yang sama tahun lalu. Penjualan ritel sepanjang tahun ini mencapai 522.162 unit, juga turun 10,7 persen dari 584.847 unit pada periode yang sama di 2024.
Optimisme di Tengah Ketidakpastian
Meskipun data menunjukkan pelemahan pasar yang nyata, para pelaku industri mencoba untuk tetap optimis. Kenaikan tipis dari bulan Juli ke Agustus dianggap sebagai "sinyal positif" bahwa pasar masih memiliki harapan untuk bangkit di sisa tahun ini.
Gaikindo sendiri hingga saat ini belum merevisi target penjualan mobil nasional untuk tahun 2025, yang masih dipatok di angka 850.000 unit. Namun, target ini kini terlihat semakin menantang. Dengan hanya empat bulan tersisa, industri harus mampu menjual rata-rata hampir 87.500 unit per bulan untuk mencapai target tersebut—sebuah angka yang jauh di atas pencapaian bulan Agustus. Pada akhirnya, data bulan Agustus ini menjadi sebuah refleksi yang jujur. Pameran akbar seperti GIIAS memang mampu menciptakan gelombang euforia dan transaksi sesaat, namun ia tidak cukup kuat untuk membendung arus pelemahan daya beli dan kelesuan pasar yang lebih fundamental.
Untuk selengkapnya kunjungi:
https://otomotif.sindonews.com/read/...al-1757740147/
Daya beli tinggal 20ribuan yakali ngarep jualan mobil laris..







brucebanner23 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
424
28


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan