- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Mentan Dengar Aspirasi Mahasiswa dan Beri Solusi Cepat di Lobi Kementan


TS
KangPri
Mentan Dengar Aspirasi Mahasiswa dan Beri Solusi Cepat di Lobi Kementan
Quote:
Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendengar langsung keluhan sekelompok mahasiswa yang baru saja mengikuti kegiatan di Kementan. Momen tak terduga ini terjadi di halaman Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan).
Dalam kesempatan itu, seorang mahasiswa Universitas Sultan Agung Tirtayasa (Untirta) Uyunul Huda menyampaikan temuan mengejutkan soal harga gabah.
"Harga nasional kan Rp6.500, tapi beberapa bulan lalu pabrik-pabrik di daerah kami beli hanya Rp5.200. Kami bangga bisa bertemu langsung Pak Menteri dan menyuarakan suara petani," katanya, dalam keterangan tertulis, Kamis (11/9/2025).
Amran pun langsung menghubungkan Huda dengan Bulog untuk menindaklanjuti temuannya tersebut.
"Respons Pak Menteri cepat sekali. Beliau bilang akan segera ditindaklanjuti agar panen berikutnya tidak terulang," kata Huda.
Sementara itu, salah satu mahasiswa lainnya asal Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Nabil Ramdani, juga menyampaikan pengalamannya saat berdiskusi secara langsung dengan Amran terkait permasalahan yang terjadi di kampung halamannya. Ia menyatakan Amran merespons dengan serius dan mengusut persoalan tersebut tanpa menunda.
"Pak Menteri itu jadi pemimpin yang sesungguhnya, dia menerima aspirasi masyarakat. Pastinya, apa yang saya katakan bukan dari ruangan kosong, tetapi sesuatu yang saya rasakan di kampung saya, dan ketika saya menyampaikan kepada Pak Menteri, beliau menerimanya. Detik itu pun Pak Menteri langsung mengusutnya," terang Nabil
Mahasiswa asal Universitas Halu Oleo Sulawesi Tenggara, Mirius Ngucangge, juga mengekspresikan perasaannya bisa bertemu langsung dengan Amran. Ia menceritakan bagaimana sosok Menteri yang meski sedang dalam perjalanan, tetap meluangkan waktu untuk menyapa, berdialog, dan memotivasi mahasiswa.
"Beliau sangat luar biasa. Kami senang dan berharap beliau tetap sehat dan terus menginspirasi kami, anak-anak muda," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Amran menegaskan dirinya akan bertanggung jawab untuk selalu mendengarkan masukan dari masyarakat terutama dari mahasiswa. Dirinya memastikan bahwa Kementan tidak akan mentolerir praktik yang merugikan petani.
"Pemerintah hadir dan serius memberantas mafia pangan, memastikan pupuk subsidi tepat sasaran, dan memperkuat kemandirian pangan. Aspirasi adik-adik mahasiswa menjadi pengingat sekaligus penyemangat kami," tegasnya.
Amran juga menyebut peran generasi muda sebagai penentu masa depan pertanian.
"Mahasiswa adalah agen perubahan. Kami terbuka berdialog, menerima kritik, dan bekerja sama. Semua yang kita lakukan ini ujungnya untuk petani dan rakyat," ujarnya.
Ia mengajak mahasiswa untuk tidak berhenti di jalanan, tetapi terus melanjutkan perjuangan melalui riset, inovasi, dan aksi nyata.
"Jangan berhenti di jalan. Mari kita bicarakan lebih dalam, kita cari solusi bersama. Pertanian ini milik kita semua," tutur Amran.
Sebagai Informasi, Amran telah merobohkan 145 peraturan yang menghambat pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi, menginisiasi kenaikan HPP Gabah menjadi Rp 6500/kg, membongkar praktik minyak goreng tidak sesuai takaran, serta beras oplosan yang merugikan masyarakat Indonesia.
Baca artikel detiknews, "Mentan Dengar Aspirasi Mahasiswa dan Beri Solusi Cepat di Lobi Kementan" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-8106...-lobi-kementan.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Dalam kesempatan itu, seorang mahasiswa Universitas Sultan Agung Tirtayasa (Untirta) Uyunul Huda menyampaikan temuan mengejutkan soal harga gabah.
"Harga nasional kan Rp6.500, tapi beberapa bulan lalu pabrik-pabrik di daerah kami beli hanya Rp5.200. Kami bangga bisa bertemu langsung Pak Menteri dan menyuarakan suara petani," katanya, dalam keterangan tertulis, Kamis (11/9/2025).
Amran pun langsung menghubungkan Huda dengan Bulog untuk menindaklanjuti temuannya tersebut.
"Respons Pak Menteri cepat sekali. Beliau bilang akan segera ditindaklanjuti agar panen berikutnya tidak terulang," kata Huda.
Sementara itu, salah satu mahasiswa lainnya asal Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Nabil Ramdani, juga menyampaikan pengalamannya saat berdiskusi secara langsung dengan Amran terkait permasalahan yang terjadi di kampung halamannya. Ia menyatakan Amran merespons dengan serius dan mengusut persoalan tersebut tanpa menunda.
"Pak Menteri itu jadi pemimpin yang sesungguhnya, dia menerima aspirasi masyarakat. Pastinya, apa yang saya katakan bukan dari ruangan kosong, tetapi sesuatu yang saya rasakan di kampung saya, dan ketika saya menyampaikan kepada Pak Menteri, beliau menerimanya. Detik itu pun Pak Menteri langsung mengusutnya," terang Nabil
Mahasiswa asal Universitas Halu Oleo Sulawesi Tenggara, Mirius Ngucangge, juga mengekspresikan perasaannya bisa bertemu langsung dengan Amran. Ia menceritakan bagaimana sosok Menteri yang meski sedang dalam perjalanan, tetap meluangkan waktu untuk menyapa, berdialog, dan memotivasi mahasiswa.
"Beliau sangat luar biasa. Kami senang dan berharap beliau tetap sehat dan terus menginspirasi kami, anak-anak muda," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Amran menegaskan dirinya akan bertanggung jawab untuk selalu mendengarkan masukan dari masyarakat terutama dari mahasiswa. Dirinya memastikan bahwa Kementan tidak akan mentolerir praktik yang merugikan petani.
"Pemerintah hadir dan serius memberantas mafia pangan, memastikan pupuk subsidi tepat sasaran, dan memperkuat kemandirian pangan. Aspirasi adik-adik mahasiswa menjadi pengingat sekaligus penyemangat kami," tegasnya.
Amran juga menyebut peran generasi muda sebagai penentu masa depan pertanian.
"Mahasiswa adalah agen perubahan. Kami terbuka berdialog, menerima kritik, dan bekerja sama. Semua yang kita lakukan ini ujungnya untuk petani dan rakyat," ujarnya.
Ia mengajak mahasiswa untuk tidak berhenti di jalanan, tetapi terus melanjutkan perjuangan melalui riset, inovasi, dan aksi nyata.
"Jangan berhenti di jalan. Mari kita bicarakan lebih dalam, kita cari solusi bersama. Pertanian ini milik kita semua," tutur Amran.
Sebagai Informasi, Amran telah merobohkan 145 peraturan yang menghambat pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi, menginisiasi kenaikan HPP Gabah menjadi Rp 6500/kg, membongkar praktik minyak goreng tidak sesuai takaran, serta beras oplosan yang merugikan masyarakat Indonesia.
Baca artikel detiknews, "Mentan Dengar Aspirasi Mahasiswa dan Beri Solusi Cepat di Lobi Kementan" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-8106...-lobi-kementan.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
DEMO yang to the point
Gak perlu bakar2an Kaya anak gabah

Lebih efektif pula






4l3x4ndr4 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
224
Kutip
16
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan