- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tragedi Nepal: Haidar Alwi Institut Ingatkan Indonesia Waspada


TS
mabdulkarim
Tragedi Nepal: Haidar Alwi Institut Ingatkan Indonesia Waspada
Tragedi Nepal: Haidar Alwi Institut Ingatkan Indonesia Waspada & Serukan Solidaritas Rakyat
10/September/2025 12:36

Direktur Haidar Alwi Institut (HA), Sandri Rumanama
Beritakota.id, Jakarta – Situasi di Nepal yang memanas dengan gelombang demonstrasi berujung tragedi memicu kekhawatiran mendalam dari Haidar Alwi Institut (HAI). Tragedi yang menelan korban jiwa, merusak fasilitas negara, dan menyeret tokoh politik ini menjadi perhatian serius bagi Indonesia. HAI menyerukan kewaspadaan dan solidaritas nasional untuk mengantisipasi potensi dampak dari gejolak geopolitik global.
“Kami dari Haidar Alwi Institut sangat prihatin dengan situasi di Nepal. Gerakan Rakyat Bantu Rakyat adalah bagian kecil dari upaya kami untuk menciptakan rasa aman dan memastikan rakyat merasakan kehadiran kalangan dermawan, terutama di tengah kesulitan ekonomi,” ujar Sandri Rumanama, Direktur HAI, kepada awak media di Jakarta.
Rumanama menekankan pentingnya Indonesia belajar dari pengalaman pahit Nepal. “Nepal memiliki kesamaan geopolitik dengan Indonesia. Kita sama-sama negara demokrasi, pendapatan per kapita kita tidak jauh berbeda, dan grafik statistik ekonomi nasional kita juga tidak signifikan berbeda. Ini artinya kita harus belajar dari kondisi di Nepal saat ini,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa ketidakpastian geopolitik global membutuhkan kesatuan dan kewaspadaan. “Pemerintah harus bersinergi, dan aparat keamanan harus siap mengantisipasi. Kita baru saja melewati masa sulit. Potensi konflik dan krisis politik tentu ada. Situasi di Nepal harus menjadi pelajaran berharga bagi kita,” tambahnya.
HAI juga mendorong gerakan solidaritas rakyat. “Dalam situasi sulit seperti ini, kehadiran kalangan dermawan sangat penting. Kita perlu memperkuat rasa kebersamaan dan saling membantu, karena hanya dengan bersatu kita bisa melewati tantangan ini,” pungkas Rumanama.
Analisis HAI menyoroti bahwa gejolak di Nepal bisa menjadi indikasi potensi konflik yang lebih luas. Oleh karena itu, HAI mendesak pemerintah untuk, “Meningkatkan kewaspadaan, memperkuat intelijen dan sistem keamanan nasional. Membangun solidaritas, serta mendorong persatuan dan kesatuan di tengah Masyarakat,’’tukasnya.
Selain itu, perlunya meningkatkan kesejahteraan rakyat serta memperhatikan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat untuk mengurangi potensi gejolak.
‘’Dengan belajar dari pengalaman Nepal, HAI berharap Indonesia dapat menghadapi tantangan geopolitik global dengan lebih baik dan menjaga stabilitas nasional,’’ pungkasnya.
https://beritakota.id/tragedi-nepal-...aritas-rakyat/
Demo Nepal Terinspirasi Indonesia, Ikut Bentangkan Bendera One Piece

Kompas.com - 10/09/2025, 13:13 WIB Inas Rifqia Lainufar Penulis Lihat Foto Warga Nepal membentangkan bendera Nepal bertuliskan Wake Up Nepal dalam demonstrasi antikorupsi.(X @AnimeSpotlightt) Sumber Telegraph
KATHMANDU, KOMPAS.com – Aksi protes besar yang melanda Nepal belakangan ini memunculkan simbol unik berupa bendera bajak laut dari anime One Piece. Fenomena itu disebut terinspirasi dari Indonesia, di mana bendera kru Topi Jerami sempat ramai dikibarkan saat demonstrasi besar-besaran terjadi di Indonesia pada Agustus lalu.
Menurut laporan media setempat, ribuan demonstran muda yang menamai diri mereka sebagai Generasi Z (Gen Z) mengibarkan bendera hitam bergambar tengkorak dengan topi jerami—Jolly Roger milik Monkey D Luffy—di jalanan Kathmandu dan kota-kota lain.
Bendera itu menjadi penegasan sikap mereka menolak sensor, melawan korupsi, sekaligus menyuarakan ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Perdana Menteri KP Sharma Oli.
Dari larangan medsos ke aksi massa Lihat Foto

Kebakaran terjadi saat para demonstran menggelar aksi protes untuk mengecam tindakan keras polisi terhadap pedemo di Kathmandu, Senin (9/9/2025), sehari setelah unjuk rasa menentang larangan media sosial dan korupsi yang dilakukan pemerintah.(AFP/PRABIN RANABHAT)
Gelombang demonstrasi di Nepal berawal pada Senin (8/9/2025), ketika pemerintah memutuskan untuk mencabut izin 26 platform media sosial, termasuk WhatsApp, Instagram, dan Facebook, dengan alasan maraknya penipuan daring serta penyebaran informasi palsu.
Namun, bagi anak muda Nepal, keputusan itu dianggap upaya membungkam suara kritis, termasuk kampanye antikorupsi.
“Bagi kami, ini jelas serangan terhadap kebebasan berbicara dan berekspresi,” ujar seorang aktivis mahasiswa di Kathmandu.
Protes kemudian merebak di berbagai kota besar, menuntut pencabutan larangan sekaligus desakan agar Perdana Menteri Oli mundur. Setidaknya 19 orang tewas dan lebih dari 400 lainnya luka-luka pada 8 September, menurut pejabat rumah sakit.
Meski pemerintah akhirnya mencabut larangan media sosial pada malam yang sama, demonstrasi tetap berlanjut dengan tuntutan politik yang lebih luas.
Terinspirasi dari Indonesia
Bendera One Piece pertama kali mencuat sebagai simbol perlawanan di Indonesia, beberapa pekan sebelum HUT ke-80 Kemerdekaan RI pada 17 Agustus.
Kala itu, bendera Jolly Roger Luffy berkibar di atas truk, pintu toko, bahkan berdampingan dengan bendera Merah Putih. Fenomena tersebut sempat menuai perhatian pejabat.
Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, bahkan menyebut pengibaran bendera One Piece sebagai “gerakan sistematis” yang bisa mengancam persatuan nasional. Bendera One Piece Dalam dunia fiksi One Piece, bendera bajak laut Topi Jerami adalah simbol hidup bebas di lautan, mengejar mimpi tanpa tunduk pada aturan dunia. Filosofi inilah yang membuatnya dekat dengan hati anak muda Asia.
“Bagi kami, bendera ini bukan sekadar simbol dari anime, tapi juga lambang perlawanan,” kata seorang mahasiswa di Kathmandu yang ikut aksi.
https://www.kompas.com/global/read/2...era-one-piece.
gerakan massa, pembakaran banyak DPRD dan Kantor Polisi berhasil diredam dalam beberapa hari, dan penjarahan berhasil ditangkap tokoh-tokohnya.
10/September/2025 12:36

Direktur Haidar Alwi Institut (HA), Sandri Rumanama
Beritakota.id, Jakarta – Situasi di Nepal yang memanas dengan gelombang demonstrasi berujung tragedi memicu kekhawatiran mendalam dari Haidar Alwi Institut (HAI). Tragedi yang menelan korban jiwa, merusak fasilitas negara, dan menyeret tokoh politik ini menjadi perhatian serius bagi Indonesia. HAI menyerukan kewaspadaan dan solidaritas nasional untuk mengantisipasi potensi dampak dari gejolak geopolitik global.
“Kami dari Haidar Alwi Institut sangat prihatin dengan situasi di Nepal. Gerakan Rakyat Bantu Rakyat adalah bagian kecil dari upaya kami untuk menciptakan rasa aman dan memastikan rakyat merasakan kehadiran kalangan dermawan, terutama di tengah kesulitan ekonomi,” ujar Sandri Rumanama, Direktur HAI, kepada awak media di Jakarta.
Rumanama menekankan pentingnya Indonesia belajar dari pengalaman pahit Nepal. “Nepal memiliki kesamaan geopolitik dengan Indonesia. Kita sama-sama negara demokrasi, pendapatan per kapita kita tidak jauh berbeda, dan grafik statistik ekonomi nasional kita juga tidak signifikan berbeda. Ini artinya kita harus belajar dari kondisi di Nepal saat ini,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa ketidakpastian geopolitik global membutuhkan kesatuan dan kewaspadaan. “Pemerintah harus bersinergi, dan aparat keamanan harus siap mengantisipasi. Kita baru saja melewati masa sulit. Potensi konflik dan krisis politik tentu ada. Situasi di Nepal harus menjadi pelajaran berharga bagi kita,” tambahnya.
HAI juga mendorong gerakan solidaritas rakyat. “Dalam situasi sulit seperti ini, kehadiran kalangan dermawan sangat penting. Kita perlu memperkuat rasa kebersamaan dan saling membantu, karena hanya dengan bersatu kita bisa melewati tantangan ini,” pungkas Rumanama.
Analisis HAI menyoroti bahwa gejolak di Nepal bisa menjadi indikasi potensi konflik yang lebih luas. Oleh karena itu, HAI mendesak pemerintah untuk, “Meningkatkan kewaspadaan, memperkuat intelijen dan sistem keamanan nasional. Membangun solidaritas, serta mendorong persatuan dan kesatuan di tengah Masyarakat,’’tukasnya.
Selain itu, perlunya meningkatkan kesejahteraan rakyat serta memperhatikan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat untuk mengurangi potensi gejolak.
‘’Dengan belajar dari pengalaman Nepal, HAI berharap Indonesia dapat menghadapi tantangan geopolitik global dengan lebih baik dan menjaga stabilitas nasional,’’ pungkasnya.
https://beritakota.id/tragedi-nepal-...aritas-rakyat/
Demo Nepal Terinspirasi Indonesia, Ikut Bentangkan Bendera One Piece

Kompas.com - 10/09/2025, 13:13 WIB Inas Rifqia Lainufar Penulis Lihat Foto Warga Nepal membentangkan bendera Nepal bertuliskan Wake Up Nepal dalam demonstrasi antikorupsi.(X @AnimeSpotlightt) Sumber Telegraph
KATHMANDU, KOMPAS.com – Aksi protes besar yang melanda Nepal belakangan ini memunculkan simbol unik berupa bendera bajak laut dari anime One Piece. Fenomena itu disebut terinspirasi dari Indonesia, di mana bendera kru Topi Jerami sempat ramai dikibarkan saat demonstrasi besar-besaran terjadi di Indonesia pada Agustus lalu.
Menurut laporan media setempat, ribuan demonstran muda yang menamai diri mereka sebagai Generasi Z (Gen Z) mengibarkan bendera hitam bergambar tengkorak dengan topi jerami—Jolly Roger milik Monkey D Luffy—di jalanan Kathmandu dan kota-kota lain.
Bendera itu menjadi penegasan sikap mereka menolak sensor, melawan korupsi, sekaligus menyuarakan ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Perdana Menteri KP Sharma Oli.
Dari larangan medsos ke aksi massa Lihat Foto

Kebakaran terjadi saat para demonstran menggelar aksi protes untuk mengecam tindakan keras polisi terhadap pedemo di Kathmandu, Senin (9/9/2025), sehari setelah unjuk rasa menentang larangan media sosial dan korupsi yang dilakukan pemerintah.(AFP/PRABIN RANABHAT)
Gelombang demonstrasi di Nepal berawal pada Senin (8/9/2025), ketika pemerintah memutuskan untuk mencabut izin 26 platform media sosial, termasuk WhatsApp, Instagram, dan Facebook, dengan alasan maraknya penipuan daring serta penyebaran informasi palsu.
Namun, bagi anak muda Nepal, keputusan itu dianggap upaya membungkam suara kritis, termasuk kampanye antikorupsi.
“Bagi kami, ini jelas serangan terhadap kebebasan berbicara dan berekspresi,” ujar seorang aktivis mahasiswa di Kathmandu.
Protes kemudian merebak di berbagai kota besar, menuntut pencabutan larangan sekaligus desakan agar Perdana Menteri Oli mundur. Setidaknya 19 orang tewas dan lebih dari 400 lainnya luka-luka pada 8 September, menurut pejabat rumah sakit.
Meski pemerintah akhirnya mencabut larangan media sosial pada malam yang sama, demonstrasi tetap berlanjut dengan tuntutan politik yang lebih luas.
Terinspirasi dari Indonesia
Bendera One Piece pertama kali mencuat sebagai simbol perlawanan di Indonesia, beberapa pekan sebelum HUT ke-80 Kemerdekaan RI pada 17 Agustus.
Kala itu, bendera Jolly Roger Luffy berkibar di atas truk, pintu toko, bahkan berdampingan dengan bendera Merah Putih. Fenomena tersebut sempat menuai perhatian pejabat.
Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, bahkan menyebut pengibaran bendera One Piece sebagai “gerakan sistematis” yang bisa mengancam persatuan nasional. Bendera One Piece Dalam dunia fiksi One Piece, bendera bajak laut Topi Jerami adalah simbol hidup bebas di lautan, mengejar mimpi tanpa tunduk pada aturan dunia. Filosofi inilah yang membuatnya dekat dengan hati anak muda Asia.
“Bagi kami, bendera ini bukan sekadar simbol dari anime, tapi juga lambang perlawanan,” kata seorang mahasiswa di Kathmandu yang ikut aksi.
https://www.kompas.com/global/read/2...era-one-piece.
gerakan massa, pembakaran banyak DPRD dan Kantor Polisi berhasil diredam dalam beberapa hari, dan penjarahan berhasil ditangkap tokoh-tokohnya.






asmanemila dan 3 lainnya memberi reputasi
4
522
25


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan