Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
WAWANCARA EKSKLUSIF BEM SI KERAKYATAN: Jangan Cuma Omon-omo
WAWANCARA EKSKLUSIF BEM SI KERAKYATAN: Jangan Cuma Omon-omon, Bongkar Aktor Demo Makar
WAWANCARA EKSKLUSIF BEM SI KERAKYATAN: Jangan Cuma Omon-omo
Tayang: Sabtu, 6 September 2025 18:33 WIB | Diperbarui: Sabtu, 6 September 2025 18:35 WIB
Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-inlihat fotoWAWANCARA EKSKLUSIF BEM SI KERAKYATAN: Jangan Cuma Omon-omon, Bongkar Aktor Demo Makar
TRIBUNNEWS/IMANUEL NICOLAS MANAFE
AKSI UNJUK RASA - Koordinator Isu Politik dan Demokrasi BEM SI Kerakyatan Raul Zikra saat diwawancarai secara khusus oleh Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Studio Tribun Network, Jakarta, Kamis (4/9/2025). Raul mengungkapkan apa saja yang menjadi kegelisahan mahasiswa yang disampaikan saat melakukan pertemuan dengan DPR RI. TRIBUNNEWS/IMANUEL NICOLAS MANAFE

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyebut aksi demonstrasi berujung ricuh di sejumlah daerah pada akhir Agustus 2025 sebagai tindakan yang mengarah ke makar menuai respons dari kalangan mahasiswa.

Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan menantang pemerintah untuk membuktikan tudingan tersebut dan mengungkap aktor di baliknya.

“Kalau memang ini ditunggangi, atau dibilang pihak asing dan sebagainya, coba buktikan. Jangan cuma omon-omon,” tegas Koordinator Isu Politik dan Demokrasi BEM SI Kerakyatan, Raul Zikra, dalam wawancara eksklusif bersama Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra, di studio Tribunnews.com, Palmerah, Jakarta, Kamis (2/9/2025).

Pernyataan Raul mencerminkan keresahan mahasiswa terhadap tuduhan makar yang dinilai belum disertai bukti konkret.

Di tengah meningkatnya tensi politik dan kericuhan di sejumlah daerah, BEM SI Kerakyatan menegaskan bahwa gerakan mereka tetap berada dalam koridor konstitusional.

Mereka menuntut transparansi, akuntabilitas, dan pembuktian yang sah dari pemerintah, bukan sekadar retorika yang berpotensi membungkam suara publik.

Berikut petikan wawancara selengkapnya dengan Raul Zikra:

Apa benar perwakilan BEM SI Kerakyatan bertemu dengan DPR dan pihak Istana, lalu ada gunanya nggak?

Raul Zikra: Kalau dibilang ada gunanya ya, bahwa pada hari ini ke-chaos-an terjadi dan sebagainya akibat pemimpin negara ini enggak becus dalam memimpin negara ini. Saya rasa fungsinya tetap ada ataupun kehadirannya ada, tapi fungsinya mungkin melenceng. Kami sebagai mahasiswa melihatnya, kami dibutuhkan hanya pada saat pemilu. Ketika sudah memimpin, kebijakan-kebijakan yang dibuat itu tidak berpihak pada rakyat.

Bakal ada efeknya nggak pertemuan itu, atau malah cuma buang-buang waktu aja?

Raul Zikra: Kami ikhtiar dalam perjuangan kami. Entah apapun bentuknya, mau itu rapat dengar pendapat ataupun audiensi, kami akan melakukan ikhtiar tersebut dan akan melakukan setiap langkah-langkah ataupun bentuk-bentuk perlawanan. Jadi, kalau bicara ada gunanya dan sebagainya, mari kita lihat hasilnya. Kami sudah menyampaikan beberapa tuntutan. Kalau memang itu nggak dilakukan, kami akan turun aksi ke jalan lagi dan melakukan parlementer jalanan.

Kemarin batal demo tanggal 2 September kenapa?

Raul Zikra: Kami melihat situasi dan kondisi bangsa saat itu. Terjadi kerusuhan di mana-mana, dan akhirnya penyampaian pendapat kepada pemerintah nggak tersampaikan dengan baik. Kami akhirnya kembali ke kampus, ke ruang akademik.

Benar tidak anggapan jika BEM SI Kerakyatan tidak jadi demo karena ada kekhawatiran ditunggangi penumpang gelap?

Raul Zikra: Kekhawatiran pasti ada. Karena setiap aliansi atau BEM punya massa aksinya sendiri dan tanggung jawab terhadap mereka. Kami khawatir, ketika terjadi chaos, kami nggak bisa mengamankan teman-teman kami sendiri.

BEM SI Kerakyatan ikut aksi tanggal 29 Agustus itu di mana dan tujuannya apa?

Raul Zikra: Aksinya di Polda Metro Jaya. Saya sebagai koordinator ikut bergerak bersama teman-teman UPN. Kami menuntut empat hal: hentikan brutalitas aparat, evaluasi total kepolisian, copot Kapolri, dan reformasi Polri.

Kenapa meminta Kapolri dicopot?

Raul Zikra: Sistem kerja aparat hukum negara ini adalah sistem komando. Mau itu TNI atau Polri. Kami ingin tahu siapa yang memberi perintah agar represifitas itu terjadi.

Boleh diceritakan soal BEM SI Kerakyatan yang demo pada tanggal 29 Agustus?

Raul Zikra: Kalau di tanggal 29, kami mundur terlebih dahulu pada pukul 18.00 agar teman-teman lain bisa menyampaikan pendapat. Kami berganti energi.

Saat demo itu, BEM SI Kerakyatan melihat ada kehadiran pihak lain yang bertujuan bikin kerusuhan?

Raul Zikra: Ketika malam hari, kami susah mengidentifikasi siapa kawan dan siapa yang masih bersama kami. Ada provokator, ada yang lempar-lempar. Tapi kami bukan anarkis. Itu bentuk reaksi dan kemarahan masyarakat Indonesia.

Pendapat Anda soal aksi penjarahan di rumah politisi termasuk Menteri Keuangan, Sri Mulyani?

Raul Zikra: Saya tidak membenarkan hal tersebut. Kurang berkenan. Tapi wakil rakyat harus tahu bagaimana berkomunikasi. Itu bentuk kemarahan masyarakat yang tidak terbendung. Saya rasa nggak ada yang salah dan benar di sana. Semua terjadi akibat akumulasi kemarahan.

Gerakan ke depan, bagaimana BEM SI memitigasi agar tidak disusupi?

Raul Zikra: Tentu saja kami pikirkan. Kami menunggu pembentukan tim investigasi yang sudah kami sampaikan. Atas statement Pak Prabowo soal demo makar, coba buktikan. Pemerintah punya alat untuk itu. Apakah benar ditunggangi atau tidak? Kalau dibilang pihak asing, buktikan. Jangan cuma omon-omon.


https://www.tribunnews.com/nasional/...akar?page=all.
penjelasan Ketua BEM


bukatelapakAvatar border
bukatelapak memberi reputasi
1
300
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan