Kasus ladang ganja di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, kembali mengungkap fakta mengejutkan. Dari hasil penyelidikan, Satuan Narkoba Polres Blitar Kota menemukan bahwa sebagian tanaman ganja milik tersangka berinisial SA ternyata sudah sempat dipanen dan dijual dengan cara yang sangat sederhana.

Kasat Narkoba Polres Blitar Kota, AKP Rokhani, membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, pola transaksi yang digunakan pelaku mirip seperti jual beli sayur di pasar.

“Sebagian memang sudah dipanen, namun jumlahnya tidak banyak. Kurang lebih sekitar empat sampai lima pohon,” ungkap AKP Rokhani, Jumat (5/9/2025).
Yang membuat polisi terkejut, SA tidak menyimpan stok ganja kering di dalam rumah. Setiap kali ada pesanan, ia langsung memetikkan daun ganja dari kebun di belakang rumahnya.

“Untuk pembelian ganja, pembeli diambilkan langsung dari pekarangan rumah pelaku SA,” tegas Rokhani.

Kasus ini awalnya terbongkar dari penangkapan seorang peserta aksi demo berinisial AAP (25). Saat dilakukan tes urine, AAP terbukti positif mengonsumsi ganja. Dari hasil pemeriksaan itulah, polisi kemudian menelusuri pemasoknya hingga jejaknya mengarah ke rumah SA di kawasan pegunungan Gandusari.

Saat dilakukan penggerebekan, polisi dibuat terkejut dengan pemandangan di pekarangan rumah tersangka. Ratusan pohon ganja tumbuh subur dengan berbagai ukuran, mulai dari 10 sentimeter hingga hampir satu meter. Total, petugas menemukan 820 batang ganja yang ditanam rapi.

Kondisi tanah yang subur serta iklim pegunungan yang sejuk diduga menjadi faktor utama tanaman ganja tersebut bisa tumbuh dengan baik.

Kini, tersangka SA bersama barang bukti ratusan batang ganja telah diamankan di Mapolres Blitar Kota. Polisi masih terus mendalami kasus ini untuk mengungkap berapa lama kebun ganja tersebut beroperasi dan ke mana saja hasil panennya sudah diedarkan.





INFO LENGKAPNYA DI SINI