- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Harga Sewa Melonjak Tinggi, District Blok M Ditinggal Pergi


TS
cinecrib
Harga Sewa Melonjak Tinggi, District Blok M Ditinggal Pergi
JAKARTA, KOMPAS.com – Plaza 2 Blok M atau yang dikenal dengan District Blok M, Melawai, Jakarta Selatan, kini mendadak sepi.
Setelah hampir setahun menjadi pusat kuliner baru, para pedagang UMKM memilih kompak angkat kaki per 30 Agustus 2025.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Alasan mereka sama, yakni tidak sanggup menanggung tarif sewa kios yang melonjak drastis hingga belasan juta rupiah per bulan.
Lonjakan Tarif Tinggi
Wira (30), salah satu pedagang minuman, menyebut biaya sewa dua rukonya naik tajam dari Rp 2 juta per kios menjadi Rp 7,5 juta per kios per bulan.
Hari Ini Deadline 17+8, Mahasiswa Desak Pemerintah, Tolak Militerisme, Segerakan RUU Perampasan Aset
“Yang tadinya Rp 2 juta per ruko, itu kan saya pakai dua ruko, menjadi Rp 7,5 juta. Jadi total itu untuk dua ruko Rp 15,4 jutaan lah,” kata Wira, Rabu (3/9/2025).
Menurut Wira, para pedagang akhirnya sepakat berhenti membayar karena perhitungan sewa dianggap tidak jelas.
“Kami sepakat untuk, ‘ayo, kita keluar saja sudah, kita enggak usah bayar untuk pembayaran di dua bulan ini,’ karena benar-benar enggak jelas nih perhitungannya,” ujarnya.
Masalah Sewa Ganda dan Listrik Diputus
Sejak awal 2025, para pedagang rutin membayar ke Koperasi Pedagang Pasar Pusat Melawai Blok M (Kopema).
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Namun, belakangan diketahui setoran itu tidak diteruskan ke pengelola resmi, yaitu PT MRT Jakarta.
“Selama ini kami sudah bayar ke pihak ketiga, si oknum koperasi ini. Ternyata infonya belum dibayarkan,” jelas Wira.
Masalah kian pelik pada Juli 2025 ketika listrik Plaza 2 diputus beberapa jam.
Para pedagang akhirnya diminta melunasi tunggakan sewa Januari–Mei langsung ke MRT Jakarta dengan tarif resmi Rp 500.000 per bulan.
Dari situlah diketahui bahwa biaya sewa resmi jauh lebih rendah dari yang ditagihkan koperasi.
Penjelasan Koperasi
Kepala Kopema, Sutama, membantah keras tudingan bahwa koperasi menaikkan tarif sewa. Menurutnya, keputusan harga berasal dari MRT Jakarta.
“Saya difitnah. Itu semua kenaikan-kenaikan ini yang bikin MRT, bukan kami, bukan koperasi,” ujar Sutama.
https://megapolitan.kompas.com/read/...itinggal-pergi
Apapun masalahnya, yang penting joget dulu
Setelah hampir setahun menjadi pusat kuliner baru, para pedagang UMKM memilih kompak angkat kaki per 30 Agustus 2025.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Alasan mereka sama, yakni tidak sanggup menanggung tarif sewa kios yang melonjak drastis hingga belasan juta rupiah per bulan.
Lonjakan Tarif Tinggi
Wira (30), salah satu pedagang minuman, menyebut biaya sewa dua rukonya naik tajam dari Rp 2 juta per kios menjadi Rp 7,5 juta per kios per bulan.
Hari Ini Deadline 17+8, Mahasiswa Desak Pemerintah, Tolak Militerisme, Segerakan RUU Perampasan Aset
“Yang tadinya Rp 2 juta per ruko, itu kan saya pakai dua ruko, menjadi Rp 7,5 juta. Jadi total itu untuk dua ruko Rp 15,4 jutaan lah,” kata Wira, Rabu (3/9/2025).
Menurut Wira, para pedagang akhirnya sepakat berhenti membayar karena perhitungan sewa dianggap tidak jelas.
“Kami sepakat untuk, ‘ayo, kita keluar saja sudah, kita enggak usah bayar untuk pembayaran di dua bulan ini,’ karena benar-benar enggak jelas nih perhitungannya,” ujarnya.
Masalah Sewa Ganda dan Listrik Diputus
Sejak awal 2025, para pedagang rutin membayar ke Koperasi Pedagang Pasar Pusat Melawai Blok M (Kopema).
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Namun, belakangan diketahui setoran itu tidak diteruskan ke pengelola resmi, yaitu PT MRT Jakarta.
“Selama ini kami sudah bayar ke pihak ketiga, si oknum koperasi ini. Ternyata infonya belum dibayarkan,” jelas Wira.
Masalah kian pelik pada Juli 2025 ketika listrik Plaza 2 diputus beberapa jam.
Para pedagang akhirnya diminta melunasi tunggakan sewa Januari–Mei langsung ke MRT Jakarta dengan tarif resmi Rp 500.000 per bulan.
Dari situlah diketahui bahwa biaya sewa resmi jauh lebih rendah dari yang ditagihkan koperasi.
Penjelasan Koperasi
Kepala Kopema, Sutama, membantah keras tudingan bahwa koperasi menaikkan tarif sewa. Menurutnya, keputusan harga berasal dari MRT Jakarta.
“Saya difitnah. Itu semua kenaikan-kenaikan ini yang bikin MRT, bukan kami, bukan koperasi,” ujar Sutama.
https://megapolitan.kompas.com/read/...itinggal-pergi
Apapun masalahnya, yang penting joget dulu







nowbitool dan 4 lainnya memberi reputasi
5
402
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan