- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Polisi: 202 Anak, 26 Mahasiswa, dan 109 Warga Terprovokasi Ajakan Demo di DPR
TS
ILW
Polisi: 202 Anak, 26 Mahasiswa, dan 109 Warga Terprovokasi Ajakan Demo di DPR
Quote:
Polisi: 202 Anak, 26 Mahasiswa, dan 109 Warga Terprovokasi Ajakan Demo di DPR
JAKARTA, KOMPAS.com – Polisi mencatat adanya keterlibatan anak-anak, mahasiswa, dan warga dalam aksi demo di DPR pada Senin (25/8/2025), setelah terprovokasi ajakan melalui media sosial.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi berujar, berdasarkan temuan awal, 202 anak, 26 mahasiswa, dan 109 warga hadir dalam aksi tersebut karena mengikuti ajakan salah satu akun media sosial TikTok.
Akun media sosial itu milik salah satu dari enam tersangka yakni DMR, MS, SH, KA, RAP dan FL. Inisial DMR adalah Delpedro Marhaen, Direktur Lokataru Foundation yang ditangkap pada Senin (1/9/2025).
"Dari informasi tersebut, kami menganalisis akun yang memberikan hasutan dan ajakan kepada pelajar. Mereka menyebarkan flyer dengan kata-kata 'kita lawan bareng', hashtag #jangantakut, serta caption yang memprovokasi," ujar Ade Ary dalam konferensi pers, Selasa (2/9/2025) malam.
Polisi pun memperketat pengawasan terhadap akun-akun yang menyasar pelajar.
Namun, pada Kamis (28/8/2025), kembali terjadi aksi anarkis di DPR dengan jumlah pelajar yang terlibat lebih besar.
Dari total 794 orang yang diamankan setelah terlibat kerusuhan, mayoritas adalah pelajar yang seharusnya bersekolah.
"Mereka datang dari berbagai daerah seperti Indramayu, Cirebon, Purwakarta, Cianjur, Serang, dan Depok karena mengikuti ajakan di media sosial," kata Ade Ary.
Kini, enam admin media sosial telah ditetapkan sebagai tersangka terkait ajakan aksi anarkis ini.
Keenam tersangka dijerat dengan pasal berlapis, yakni Pasal 160 KUHP, dan/atau Pasal 45A ayat (3) junto Pasal 28 ayat (3) UU ITE Nomor 1 Tahun 2024, dan/atau Pasal 76H junto Pasal 15 junto Pasal 87 UU Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014.
Polisi menekankan akan terus memantau dan menindak konten provokatif di media sosial, khususnya yang menargetkan pelajar, guna mencegah terulangnya aksi anarkis serupa.
Sumber :
https://megapolitan.kompas.com/read/2025/09/03/05174601/polisi-202-anak-26-mahasiswa-dan-109-warga-terprovokasi-ajakan-demo-di
polanya:
dukung dari belakang, salahkan dari depan.
ini adalah pola klasik dalam politik:
saat butuh tekanan: diam-diam mendukung atau membiarkan gerakan tumbuh.
saat tekanan berhasil: ambil kredit sebagai "penengah".
saat gerakan mulai terlalu kuat: cari kambing hitam untuk meredamnya.
seperti kata pepatah:
"Gunakan api untuk menghangatkan, tapi salahkan api kalau rumah terbakar."
ojol.jaya memberi reputasi
1
183
8
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan