- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Investigasi Indonesia Business Post Baki MBG Diproduksi China Diduga Pakai Lemak Babi
TS
medievalist
Investigasi Indonesia Business Post Baki MBG Diproduksi China Diduga Pakai Lemak Babi
Investigasi Indonesia Business Post Baki MBG Diproduksi dari China Diduga Pakai Lemak Babi
Aug 25, 2025

Investigasi mendalam Indonesia Business Post (IBP) mengungkap fakta mengejutkan terkait baki Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diproduksi di China. Dalam laporan investigasi berjudul “From Chaoshan to Classrooms: Illegal Imports, Health Hazards, and Halal Concerns”, ditemukan indikasi bahwa pelumas berbasis minyak babi (lard oil) digunakan dalam proses produksi baki tersebut.
Temuan ini menimbulkan pertanyaan serius: apakah baki impor yang dipakai ribuan sekolah di Indonesia benar-benar halal dan aman?
Tim investigasi IBP menelusuri langsung kawasan industri Chaoshan, Guangdong, China—pusat produksi baki plastik dunia. Di sana, sejumlah pabrik terindikasi mencampurkan minyak mineral dengan lard oil untuk mengurangi gesekan mesin cetak. Praktik ini menekan biaya, namun berisiko besar menimbulkan kontaminasi bahan haram pada produk akhir.
Hasil uji laboratorium di Jakarta dan sekitarnya kini tengah ditunggu untuk memastikan apakah ada kandungan hewani pada baki impor tersebut.
Meski temuan ini berpotensi mengguncang kepercayaan publik, hingga kini dua organisasi Islam terbesar, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai status halal baki MBG dari Tiongkok. Keheningan ini menambah spekulasi dan keresahan di tengah masyarakat.
Pelaksanaan teknis MBG di lapangan bergantung pada dapur sekolah yang dikelola yayasan. Namun, Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai pemegang dana program justru melempar tanggung jawab.
“BGN hanya pengguna baki. Harus ada lembaga berwenang yang menilai,” ujar Kepala BGN, Dadan Hindayana.
Pernyataan ini mengindikasikan lemahnya pengawasan rantai impor produk MBG.
Dari pihak pemerintah, Dirjen ILMATE Kementerian Perindustrian, Setia Diarta, menegaskan bahwa indikasi pelanggaran harus dilacak melalui sistem asal produksi dan verifikasi lembaga penerbit SNI.
“Jika terbukti, kami mendukung tindakan hukum,” katanya.
Program MBG sejak awal digadang sebagai kebijakan unggulan yang menjamin gizi siswa. Namun dengan mencuatnya isu baki impor bermuatan lemak babi, program ini kini menghadapi krisis kepercayaan publik.
Masyarakat menunggu dua hal: hasil laboratorium dan sikap resmi NU–Muhammadiyah. Tanpa itu, keraguan soal kehalalan dan keamanan baki MBG akan terus membayangi.
https://radaraktual.com/254045/inves...emak-babi.html
Aug 25, 2025

Makan Bergizi Gratis atau MBG (IST)
Investigasi mendalam Indonesia Business Post (IBP) mengungkap fakta mengejutkan terkait baki Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diproduksi di China. Dalam laporan investigasi berjudul “From Chaoshan to Classrooms: Illegal Imports, Health Hazards, and Halal Concerns”, ditemukan indikasi bahwa pelumas berbasis minyak babi (lard oil) digunakan dalam proses produksi baki tersebut.
Temuan ini menimbulkan pertanyaan serius: apakah baki impor yang dipakai ribuan sekolah di Indonesia benar-benar halal dan aman?
Tim investigasi IBP menelusuri langsung kawasan industri Chaoshan, Guangdong, China—pusat produksi baki plastik dunia. Di sana, sejumlah pabrik terindikasi mencampurkan minyak mineral dengan lard oil untuk mengurangi gesekan mesin cetak. Praktik ini menekan biaya, namun berisiko besar menimbulkan kontaminasi bahan haram pada produk akhir.
Hasil uji laboratorium di Jakarta dan sekitarnya kini tengah ditunggu untuk memastikan apakah ada kandungan hewani pada baki impor tersebut.
Meski temuan ini berpotensi mengguncang kepercayaan publik, hingga kini dua organisasi Islam terbesar, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai status halal baki MBG dari Tiongkok. Keheningan ini menambah spekulasi dan keresahan di tengah masyarakat.
Pelaksanaan teknis MBG di lapangan bergantung pada dapur sekolah yang dikelola yayasan. Namun, Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai pemegang dana program justru melempar tanggung jawab.
“BGN hanya pengguna baki. Harus ada lembaga berwenang yang menilai,” ujar Kepala BGN, Dadan Hindayana.
Pernyataan ini mengindikasikan lemahnya pengawasan rantai impor produk MBG.
Dari pihak pemerintah, Dirjen ILMATE Kementerian Perindustrian, Setia Diarta, menegaskan bahwa indikasi pelanggaran harus dilacak melalui sistem asal produksi dan verifikasi lembaga penerbit SNI.
“Jika terbukti, kami mendukung tindakan hukum,” katanya.
Program MBG sejak awal digadang sebagai kebijakan unggulan yang menjamin gizi siswa. Namun dengan mencuatnya isu baki impor bermuatan lemak babi, program ini kini menghadapi krisis kepercayaan publik.
Masyarakat menunggu dua hal: hasil laboratorium dan sikap resmi NU–Muhammadiyah. Tanpa itu, keraguan soal kehalalan dan keamanan baki MBG akan terus membayangi.
https://radaraktual.com/254045/inves...emak-babi.html
itkgid dan 2 lainnya memberi reputasi
3
563
35
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan