Kaskus

News

kecimprinkAvatar border
TS
kecimprink
Berkas Pencalonan Jokowi Jadi Wali Kota Solo Tidak Ada, Dituding Roy Suryo Gaib
Penyebab Berkas Pencalonan Jokowi Jadi Wali Kota Solo Tidak Ada, Dituding Roy Suryo Gaib Rismon Tahu -

Berkas Pencalonan Jokowi Jadi Wali Kota Solo Tidak Ada, Dituding Roy Suryo Gaib

Berkas pencalonan Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) ketika mendaftar sebagai Wali Kota Solo tidak ada di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo menyebabkan kegaduhan baru.

Pakar telematika, Roy Suryo sebagai penuding ijazah palsu Jokowi menyoroti hal tersebut dan menilai berkas Joko Widodo gaib.

Roy Suryo menyatakan tudingan berkas Jokowi gaib di KPU solo melalui bukunya Jokowi’s White Paper.

Buku tersebut dibuat oleh Roy Suryo, pakar forensik digital Rismon Sianipar dan Tifauzia Tyassuma (dokter Tifa).

Dalam buku tersebut, Roy Suryo Cs mencoba membuktikan jika pencalonan Jokowi sejak awal patut dipertanyakan.

Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo mulai tahun 2005 hingga 2012.

Akan tetapi KPU Solo membantah berkas Jokowi hilang bahkan menyebut Rismon Sianipar telah mengetahui fakta sebenarnya.

Penyebab Berkas Pencalonan Jokowi Tidak Ada
Ketua Komisi Pemilihan Umum atau KPU Solo, Yustinus Arya Artheswara menegaskan berkas pencalonan Jokowi tidak hilang tapi kini berada di tangan penyidik Polda Metro Jaya.

"Data/berkas sudah saya serahkan ke penyidik Polda Metro Jaya pada tanggal 26 Mei 2025 yang lalu," tegas Arya, melalui pesan singkat Rabu (20/8/2025) kepada TribunSolo.com (grup suryamalang).

Arya menjelaskan, sudah menyampaikan langsung kepada Rismon Sianipar, rekan Roy Suryo jika dokumen pencalonan Jokowi diserahkan kepada penyidik sejak 26 Mei 2025 lalu.

Sehingga menurut Arya, tudingan Roy Suryo tersebut kurang tepat lantaran berkas yang dimaksud pada saat Rismon mendatangi kantor KPU Solo telah diserahkan oleh pihaknya kepada penyidik kepolisian.

Penyerahan tersebut merupakan bagian dari barang bukti dalam laporan Jokowi ke Polda Metro Jaya.

"Jadi begini ceritanya, pada waktu Pak Rismon mengunjungi KPU Kota Surakarta tanggal 17 Juli 2025 tidak mendapatkan berkas dari KPU Kota Surakarta," ungkap Arya.

Bahkan saat Rismon datang ke kantor KPU Solo, Arya sempat menunjukkan tanda bukti serah terima berkas antara pihaknya dengan Polda Metro Jaya.

"Kami juga sudah menunjukkan bukti tanda terima kepada Pak Rismon saat itu," jelas Arya.

"Di tanggal 26 Mei itu kami memenuhi panggilan Polda Metro Jaya termasuk menyerahkan berkas yang diminta oleh pihak kepolisian," ujar Arya.

Dengan demikian, tudingan tidak adanya berkas pencalonan Jokowi dalam Pilwalkot Solo ditepis KPU.

Berkas itu ada, namun bukan lagi berada di kantor KPU Solo, melainkan sudah resmi masuk ranah kepolisian.

Buku Jokowi’s White Paper
Buku Jokowi’s White Paper ditulis oleh Roy Suryo, Rismon, dan dokter Tifa berisi polemik ijazah palsu Jokowi yang diperkenalkan ke publik pada Senin (18/8/2025) di coffee shop University Club (UC) Hotel Universitas Gadjah Mada (UGM), Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Buku berwarna putih dengan tebal kurang lebih 700 halaman itu baru akan diluncurkan secara resmi pada Rabu, 27 Agustus 2025 mendatang.

Melalui Buku Jokowi’s White Paper, Roy Suryo, Tifa, dan Rismon ingin mengungkap pembuktian mereka soal kepalsuan ijazah Jokowi.

“Ya, itu memuat dokumentasi tentang apa yang kami lakukan sejauh ini" kata Roy Suryo.

"Mulai dari ketika isu pertama kali ini keluar. Sampai kami meneliti langsung salinan skripsi Presiden Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM,” imbuhnya.

Selain kajian digital forensik oleh Rismon, buku ini juga memuat analisis neuropolitika dari Tifauzi yang menelaah pola perilaku politik seseorang.

“Buku ini sebenarnya potret perjalanan sejak 2013, saat isu pertama kali muncul" ucap Roy.

"Kami sepakat menjuduli Jokowi’s White Paper karena ingin membersihkan kampus kami tercinta ini. Universitas Gadjah Mada, tempat kami bertiga kuliah,” tambahnya.

Roy Suryo Diperiksa
Terbaru, Roy Suryo, telah selesai menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya pada Rabu (20/8/2025) sore terkait kasus pencemaran nama baik atas tudingan ijazah palsu Jokowi.

Setelah diperiksa, Roy mengaku mendapat ratusan pertanyaan dalam pemeriksaan.

"Ada 118 pertanyaan dengan 52 halaman dan semua saya jawab clear. Tidak ada yang tidak saya jawab" ujarnya, Rabu sore, dipantau dari Breaking News KompasTV.

"Jangan salah, saya bukan tidak menjawab, semua saya jawab, ya" lanjutnya.

"Semua saya jawab ke-118 pertanyaan itu dari awal sampai akhir dan semua selesai," imbuhnya.

Roy menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ia ketahui, seperti data diri maupun hal-hal yang menyangkut latar belakangnya.

"Misalnya apa? oh, saya lahir di mana, dulu pendidikannya apa, orang tua siapa, data diri apa" jelasnya.

"Kemudian apa yang saya ketahui, apa yang saya tekuni selama ini tentang latar belakang telematika saya seperti apa, definisi telematika seperti apa. Ya, itu yang saya jawab," paparnya.

Roy juga mengungkapkan, penyidik menanyakan mengenai 37 link atau tautan.

"Dari 37 link itu semua ada saya enggak? (dijawab) 'Enggak ada, Pak, Bapak enggak ada di semua itu'. Ya sudah selesai. Ngapain ditanyakan yang enggak ada saya?" tutur Roy Suryo.

"Meskipun mungkin satu dua ada saya, tetapi itu sangat sporadis dan sangat minimalis, dari 37 itu hanya beberapa dan itu di bawah seperenamnya yang ada saya," ucapnya.

Roy mengaku sempat ditanya apakah memiliki akun media sosial, lalu menjawab tidak punya.

Selain itu, Roy juga mengatakan kepada penyidik tidak pernah melakukan penyiaran lewat YouTube karena tidak punya kanal YouTube.

Kemudian terkait kemunculannya di acara TV, Roy Suryo mengatakan hanya diundang sebagai narasumber.

Terkait hal itu, Roy mengatakan bukan salahnya, bukan salah TV atau media yang mengundang juga.

"Akhirnya ya sudah, pemeriksaan itu akhirnya cepat sekali. Apa yang bisa saya jawab dan saya jawab" urainya.

"Meskipun tadinya memang saya harus tanda tangan 24 berkas. Tapi masing-masing berkas itu semua sudah clear. Saya jawab dan saya jelaskan posisinya," tuturnya.

Di samping itu, Roy menyebut ada pertanyaan dari penyidik mengenai peristiwa yang dia tidak ada di dalamnya.

"22 Januari saya tidak mengerti itu peristiwa apa, ada di Jakarta Pusat itu di mana, tidak ada juga" lanjutnya.

"Ini kan lucu, sesuatu yang saya tidak ada di dalamnya, saya tidak disebut di dalamnya, orang-orang yang ada di situ juga tidak ada saya, (tapi) ditanyakan kepada saya," pungkasnya.

https://suryamalang.tribunnews.com/a...-tahu?page=all
dnaltalfAvatar border
itkgidAvatar border
itkgid dan dnaltalf memberi reputasi
2
742
32
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan