Danone Indonesia Diduga Hapus Informasi Kerja Sama dengan Israel dari Situs Resmi

Rabu, 20 Agustus 2025 09:35 AM


FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Danone Indonesia diduga menghapus diam-diam pernyataan resmi di situs webnya terkait adanya kerja sama bisnis dengan perusahaan asal Israel. Penelusuran forensik digital menemukan bahwa penghapusan itu terjadi antara 25 Juli hingga 5 Agustus 2025. 
Padahal, pada 20 Mei 2025, laman resmi Danone Indonesia masih menampilkan keterangan kontradiktif: di satu sisi menegaskan tidak memiliki hubungan dengan Israel, namun di sisi lain mengakui adanya kolaborasi dengan startup Israel di sektor susu dan teknologi pangan.
Pengamat ekonomi syariah, Mohamad Mujibur Rohman, menilai langkah ini dilakukan setelah media menyoroti kontradiksi pernyataan tersebut pada 20–24 Juli 2025. “Upaya ini menunjukkan Danone sadar akan kontradiksi mereka sendiri,” ujarnya.
Menurut Mujibur Rohman, penghapusan informasi itu tidak serta-merta menghapus fakta adanya kerja sama strategis Danone dengan Wilk, sebuah startup Israel, serta Strauss Group, salah satu perusahaan pangan terbesar di negara tersebut.
Strauss Group sendiri masuk dalam jajaran perusahaan top di bursa saham Tel Aviv (TA-125) dengan nilai kapitalisasi pasar sekitar US$ 3 miliar. Dengan kepemilikan saham 20 persen, kontribusi Danone terhadap perekonomian Israel diperkirakan mencapai US$ 600 juta.
“Ini bukan sekadar bisnis biasa, tetapi aliansi strategis yang menguatkan ekonomi Israel,” tegas Mujibur Rohman.
 Ia menambahkan, Strauss Group sempat menikmati lonjakan 161 persen di bursa Tel Aviv pasca-Oktober 2023, didorong investasi asing sebagaimana pernah disoroti Pelapor Khusus PBB untuk Palestina, Francesca Albanese.
Mengacu pada kerangka analisis Albanese, Mujibur Rohman menilai kontribusi Danone terhadap perekonomian Israel setara dengan 67 persen dari investasi Dana Pensiun Norwegia (GPFG) ke perusahaan Israel yang sebelumnya menuai kritik internasional. 
“Jika GPFG dikritik, Danone juga pantas mendapat kritik serupa, bahkan lebih keras,” ujarnya.
Mujibur Rohman juga membeberkan dugaan adanya tiga langkah yang dilakukan Danone untuk meredam isu ini: pertama, mengubah pernyataan resmi pada akhir Juli; kedua, memperoleh dukungan dari forum ulama di Cirebon pada 8 Agustus; dan ketiga, mempublikasikan dukungan itu di media pada 10 Agustus. Namun, ia menilai para ulama kemungkinan tidak mendapatkan informasi secara menyeluruh mengenai kontradiksi pernyataan perusahaan. 
“Kalau para kiai tahu semua informasinya, mungkin keputusannya akan berbeda,” tambahnya.
Ia menekankan bahwa kerja sama Danone dengan perusahaan besar Israel bertentangan dengan prinsip menolak segala bentuk penjajahan dan genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Dalam istilah PBB, hubungan semacam ini masuk dalam kategori “keterkaitan struktural”, meliputi transfer teknologi, integrasi operasional, hingga komitmen jangka Panjang jauh lebih mendalam dibandingkan investasi portofolio biasa.
“Temuan ini menunjukkan klaim Danone bahwa mereka tidak memiliki hubungan dengan Israel tidak sepenuhnya benar. Sebaliknya, ada bukti kerja sama strategis yang memberi kontribusi signifikan pada perekonomian Israel,” pungkas Mujibur Rohman.(*)
https://fajar.co.id/2025/08/20/danon...esmi/?page=all
takut diboikot ya