TRIBUNPEKANBARU.COM - Lagi heboh tudingan POlda DIY melindungi bandar  judi online. Tuduhan tersebut muncul setelah Polda menangkap lima orang  pemain judi online yang disebut telah merugikan bandar judi online.

Tentu saja kabar tersebut menjadi anomali bagi publik. Pasalnya, bandar judi tetap perbuatan melanggar hukum. Demikian juga pemain.

Namun, ketika bandar judi kalah telak justru pemain yang ditangkap. Lantas, bagaimana dengan bandar judi sendiri?

Nah, POlda DIY langsung memberikan klarifikasinya soal tuduhan membekingi atau melindungi bandar judi online.

Berikut ini Keterangan Polisi

Penangkapan 5 pelaku judi online yang meraup puluhan juta rupiah dengan mengakali sistem di website judi ramai dibincangkan publik.

Penangkapan itu memunculkan spekulasi bahwa polisi tengah membela  bandar judi online yang dirugikan akibat tindakan para pelaku. 

Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (Polda DIY) pun sampai angkat bicara dan membantah tudingan melindungi bandar judi. 

Polda DIY Tegaskan Tak Ada Titipan Bandar

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda  DIY, AKBP Saprodin, membantah penangkapan 5 pelaku judi online atas titipan bandar karena mengalami kerugian.

Ia menegaskan bahwa penindakan tersebut murni merupakan bagian dari penegakan hukum berdasarkan laporan masyarakat.

"Memang sudah hasil lidik, masyarakat yang baik mau melaporkan ke Polisi," kata AKBP Saprodin saat ditemui di Mapolda DIY, Kamis (7/8/2025).

"Yang jelas dari diri kita tidak ada istilah kooperasi atau titipan bandar," tegasnya.

Minta Publik Tak Berprasangka Buruk

Saprodin juga menilai spekulasi publik bahwa penangkapan dilakukan karena para pelaku merugikan bandar judi online tidak berdasar.

Ia memastikan 5 pelaku ditangkap karena melanggar hukum, yakni bermain judi online.

"Itu (merugikan bandar) asumsi dari mana? Itu kan membias, yang punya asumsi-asumsi itu sama dengan prasangka buruk," ujarnya.

"Jadi saya penanganan judi cyber ini murni tindakan kami penegakan hukum," sambungnya.

Pelapor adalah Warga Sekitar

Kasubdit V Siber Ditreskrimsus Polda  DIY, AKBP Slamet Riyanto menyatakan bahwa penangkapan terhadap lima tersangka dilakukan secara profesional berdasarkan laporan warga sekitar.

“Informasi awal berasal dari warga yang melihat dan mendengar bahwa ada aktivitas mencurigakan dari para pelaku,” ujar AKBP Slamet dilansir dari Tribun Jogja.

"Informasi tersebut dikembangkan oleh kami yang bekerja sama dengan intelijen, kemudian kami tindak lanjuti secara profesional,” sambung dia.

Ia juga memastikan kepolisian tidak melindungi bandar judi. Semua pihak yang terlibat judi online akan ditindak, mulai dari pemain hingga bandar.

“Siapa pun yang terlibat dalam aktivitas judi akan kami tindak. Mulai dari pemain, operator, pemodal, hingga bandar dan pihak-pihak yang mempromosikan. Tidak ada toleransi untuk perjudian dalam bentuk apa pun,” tegas AKBP Slamet.

Pakai Akun Baru Agar Selalu Menang Judi

Lima pelaku berinisial RDS, NF, EN, DA, dan PA ditangkap di sebuah rumah kontrakan di Banguntapan, Bantul, DIY.

Mereka diketahui menjalankan judi online dengan modus memanfaatkan sistem promosi dari situs-situs judi.

"Para pelaku merupakan pemain  judi  online dengan modus memainkan akun-akun dan memanfaatkan promo untuk menambah deposit,” terang Slamet.

RDS berperan sebagai koordinator sekaligus penyedia perangkat dan dana operasional. Empat lainnya bekerja sebagai operator yang digaji mingguan.

Dalam sebulan, kelompok ini ditaksir meraup omzet hingga Rp 50 juta. Masing-masing operator menerima bayaran antara Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per minggu.

Kasus Naik ke Penyidikan

Kelima pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dan saat ini ditahan. Proses hukum juga telah masuk tahap penyidikan.

Kabid Humas Polda DIY Kombes Ihsan mengapresiasi peran aktif masyarakat yang memberikan laporan awal terkait aktivitas ilegal ini.

tribunnews.com