- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
TNI Resmi Punya Rudal Balistik! Picu Kekhawatiran Perlombaan Senjata di Asia Tenggara


TS
mabdulkarim
TNI Resmi Punya Rudal Balistik! Picu Kekhawatiran Perlombaan Senjata di Asia Tenggara
TNI Resmi Punya Rudal Balistik! Picu Kekhawatiran Perlombaan Senjata di Asia Tenggara

Rudal balistik taktis (ITBM) pertama milik TNI, KHAN ITBM-600, yang dipesan dari Turki dilaporkan telah tiba di tanah air. Rudal ini langsung ditempatkan di daerah perbatasan dengan Malaysia. [defencesecurityasia]
Suara.com - Postur kekuatan militer regional telah terjadi. Indonesia secara resmi menjadi negara pertama di kawasan Asia Tenggara yang mengoperasikan sistem rudal balistik taktis, KHAN, yang dipasok oleh raksasa manufaktur pertahanan asal Turki, Roketsan.
Kehadiran senjata dengan kemampuan serangan presisi hingga 280 kilometer ini, menandai pergeseran paradigma dalam keseimbangan militer ASEAN dan memicu perdebatan sengit tentang potensi dimulainya era baru perlombaan rudal.
Informasi ini menguat setelah beredarnya gambar-gambar yang dirilis pada 1 Agustus 2025 oleh pengamat militer lokal.
Selain itu, foto-foto rudal KHAN juga terdapat dalam laman Defence Security Asia.
Foto-foto tersebut menunjukkan platform rudal KHAN, yang diberi kode ITBM-600, telah siaga di fasilitas Raipur A, yang merupakan markas Batalyon Artileri Medan ke-18 (Yonarmed 18/Buritkang Tenggarong) di Kalimantan Timur.
Keberadaan sistem peluncur-angkut (TEL) ini mengonfirmasi Indonesia telah secara resmi memasukkan senjata strategis tersebut ke dalam arsenal aktifnya, kurang dari tiga tahun setelah kontrak pengadaan ditandatangani.
"Ini adalah pertama kalinya sistem rudal Khan, versi ekspor dari sistem rudal balistik Bora yang telah teruji tempur, akan masuk ke dalam inventaris kekuatan selain militer Turki," ujar wakil manajer umum Roketsan, Murat Kurtulus, saat penandatanganan kesepakatan pada November 2022.

Rudal balistik taktis (ITBM) pertama milik TNI, KHAN ITBM-600, yang dipesan dari Turki dilaporkan telah tiba di tanah air. Rudal ini langsung ditempatkan di daerah perbatasan dengan Malaysia. [defencesecurityasia]
Mengubah Doktrin Pertahanan Maritim
Akuisisi dan penempatan rudal KHAN merupakan sebuah gebrakan tektonik yang mengubah doktrin strategis regional Indonesia.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau, Jakarta secara historis selalu berfokus pada pertahanan pesisir, keamanan internal, dan sistem persenjataan permukaan-ke-permukaan dengan jangkauan terbatas.
KHAN mengubah total persamaan tersebut. Rudal balistik taktis ini secara efektif memperluas radius serangan Indonesia hingga mencakup sebagian besar Laut Cina Selatan, koridor maritim yang disengketakan, dan bahkan berpotensi menjangkau bagian selatan negara-negara tetangga jika skenario pencegahan gagal.
Sistem KHAN, turunan dari rudal Bora yang digunakan di dalam negeri Turki, dirancang untuk serangan presisi di medan perang dan mematikan.
Dengan jangkauan maksimum 280 kilometer dan tingkat akurasi di bawah 10 meter (Circular Error Probable/CEP), KHAN mengubah Indonesia dari kekuatan maritim yang secara tradisional bersifat defensif menjadi aktor dengan kemampuan serangan jarak jauh yang kredibel di tingkat regional.
Dipersenjatai dengan hulu ledak berdaya ledak tinggi atau fragmentasi seberat 470 kilogram, rudal KHAN dirancang untuk menetralisir target bernilai tinggi seperti pusat komando dan kendali, lapangan terbang, pusat logistik, bunker yang diperkeras, serta sistem radar musuh.
Pemicu Perlombaan Rudal di ASEAN?
Dengan langkah berani yang diambil Jakarta, kekhawatiran mengenai perlombaan rudal di Asia Tenggara tidak lagi bersifat hipotetis.
Penempatan KHAN menghancurkan norma strategis yang telah lama ada di dalam ASEAN, di mana rudal balistik secara tradisional absen dari inventaris militer aktif karena kekhawatiran proliferasi dan kesepakatan stabilitas regional.
Kini, negara-negara kuat di kawasan seperti Vietnam, Filipina, Thailand, dan Malaysia mungkin merasa terdorong untuk mencari sistem serupa—baik melalui pengembangan dalam negeri maupun pengadaan dari luar negeri—untuk memulihkan simetri pencegahan.
Tren ini terlihat dari meningkatnya hubungan militer Vietnam dengan Korea Selatan, Perjanjian Kerjasama Pertahanan yang Ditingkatkan (EDCA) Filipina dengan Amerika Serikat, dan investasi Malaysia pada drone berkemampuan rudal baru-baru ini.
Semua ini mencerminkan sebuah kawasan yang bersiap untuk masa depan yang lebih kinetik dan diperebutkan.
Analis menilai, jika tren ini semakin cepat, ASEAN bisa menjadi episentrum proliferasi rudal taktis berikutnya, dengan KHAN sebagai katalisatornya.
Keseimbangan Geostrategis di Luar Rivalitas AS-Cina
Pilihan Indonesia untuk mengakuisisi rudal KHAN dari Turki, menggarisbawahi keinginannya untuk mengejar kebijakan luar negeri yang seimbang dan tidak berpihak di tengah persaingan AS-Cina yang semakin intensif di Indo-Pasifik.
Daripada memilih antara jaringan serangan presisi Washington atau kemitraan strategis Beijing, Jakarta sedang mengukir jalannya sendiri dengan mencari pemasok senjata canggih alternatif seperti Turki dan India.
Reaksi dari Cina, yang semakin agresif di Laut Cina Selatan, diperkirakan tidak akan mengabaikan kapabilitas baru Jakarta ini.
Meskipun pernyataan resmi masih senyap, para analis mencatat bahwa sistem KHAN secara signifikan mengubah kalkulus strategis dalam pendekatan Beijing di laut dekatnya, terutama di sekitar perairan Natuna—area yang telah dinyatakan Jakarta tidak dapat dinegosiasikan.
Penempatan KHAN mungkin hanya langkah pertama.
Roketsan telah menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Pertahanan RI yang dapat mencakup produksi lokal, pengembangan bersama komponen, dan bahkan transfer pengetahuan untuk platform serangan jarak jauh di masa depan.
Dengan langkah ini, era rudal telah tiba di ASEAN, dan Indonesia kini berada di garis depan.
https://www.suara.com/news/2025/08/0...asia-tenggara.
Rudal balistik pertama Indonesia buatan Turki tiba, mengapa ditempatkan dekat IKN dan Malaysia?

Dengan berat 2.500 kilogram, diameter 610 milimeter, dan hulu ledak fragmen hingga 470 kilogram, KHAN dirancang untuk menargetkan infrastruktur strategis seperti pusat komando, fasilitas logistik, radar, atau bunker.
Rudal balistik pertama Indonesia buatan Turki tiba, mengapa ditempatkan dekat IKN dan Malaysia?
Rudal KHAN dilaporkan terlihat di Markas Batalyon Artileri Medan ke-18 (Yonarmed 18/Buritkang Tenggarong) sejak 1 Agustus 2025. (Facebook/ASEAN Defense Studies)
06 Aug 2025 04:58PM
WhatsApp
\
JAKARTA: Rudal balistik KHAN ITBM‑600 yang dipesan Indonesia dari Turki telah tiba di tanah air dan saat ini berada di Kalimantan Timur.
Senjata strategis ini ditempatkan di Markas Batalyon Artileri Medan ke-18 (Yonarmed 18/Buritkang Tenggarong) sejak 1 Agustus 2025.
Advertisement
Informasi ini pertama kali diungkap oleh platform pertahanan Sahabat Keris, kemudian dikutip oleh Defence Security Asia dan juga diwartakan oleh Kompas.com
Senjata ini menjadi sistem rudal balistik taktis pertama yang dimiliki oleh angkatan bersenjata Indonesia alias TNI.
CNA Indonesia telah menghubungi Kementerian Pertahanan RI, Rabu (6/8), namun belum menerima balasan maupun konfirmasi lebih jauh terkait keberadaan rudal tersebut dan berapa banyak yang sudah dipesan dari Turki.
APA ITU RUDAL BALISTIK KHAN?
Sistem KHAN merupakan versi ekspor dari rudal Bora, dan merupakan hasil kontrak Indonesia-Turki yang ditandatangani pada Indo Defence Expo 2022. Rudal balistik ini diproduksi oleh Roketsan, perusahaan pertahanan asal Turki.
Rudal sendiri merupakan perangkat militer yang dirancang untuk menghancurkan target dengan cara menerbangkan peledak, bahan kimia, atau hulu ledak nuklir ke sasaran.
Salah satu jenis rudal yang paling dikenal tidak lain tidak bukan adalah rudal balistik. Rudal balistik merupakan rudal yang didorong tenaga roket dan bergerak melalui atmosfer dan ruang angkasa sebelum akhirnya jatuh ke sasaran.
Rudal balistik memiliki lintasan yang lebih tinggi dan umumnya tidak dapat diubah setelah diluncurkan.

Rudal KHAN memiliki jangkauan hingga 280 km, bobot 2.500 kg, dan dilengkapi hulu ledak peledak tinggi seberat 470 kg, menurut produsen Roketsan. (Facebook/KERIS Reborn)
KHAN merupakan sistem persenjataan balistik taktis yang dirancang untuk serangan presisi dalam jarak jauh.
Rudal ini menggunakan kendaraan Tatra 8×8 mendorong mobilitas tinggi dan kemampuan “shoot-and-scoot” untuk serangan presisi dalam jarak hingga 280 kilometer.
Sistem navigasinya didukung GPS, GLONASS, dan navigasi inersia yang memastikan akurasi di bawah 10 meter CEP bahkan di wilayah padat gangguan sinyal
Dengan berat sekitar 2.500 kilogram, diameter 610 milimeter, dan hulu ledak fragmen hingga 470 kilogram, KHAN dirancang untuk menargetkan infrastruktur strategis seperti pusat komando, fasilitas logistik, radar, atau bunker.
Indonesia kini menjadi negara ASEAN pertama dengan kapabilitas “second-strike” – respons taktis yang bisa dilakukan secara cepat dan presisi tanpa bergantung pada kekuatan laut atau udara
Roketsan mengklaim rudal ini tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem dan memiliki fleksibilitas operasional tinggi.
Letak Tenggarong, menjadikan penempatan rudal ini sebagai langkah strategis. Jarak antara markas Yonarmed 18 dengan wilayah Malaysia Timur seperti Tawau, Sabah, hanya berjarak 300-350 kilometer.
Dengan jangkauan rudal KHAN mencapai 280 kilometer, posisi ini memberi sinyal kemampuan pencegahan regional terhadap potensi ancaman lintas batas.
Advertisement
Menurut Defence Security Asia, kehadiran KHAN menandai perubahan paradigma pertahanan Indonesia dari orientasi postur tradisional menuju strategi ofensif yang lebih maju.
Sistem ini memberi sinyal bahwa Indonesia sedang memasuki era persaingan rudal di Asia Tenggara, di mana negara lain seperti Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Thailand mungkin akan melakukan modernisasi untuk mengejar ketertinggalan teknologinya
Dalam pernyataan sebelumnya, pejabat Kemenhan menyebutkan bahwa Indonesia ingin membangun kekuatan militer yang mampu merespons cepat dalam lingkungan keamanan yang dinamis dan tidak dapat diprediksi.
Presiden Prabowo yang pada 2022 menjabat sebagai Menteri Pertahanan telah menyampaikan harapannya agar kerja sama dengan Turki mampu meningkatkan kapasitas industri pertahanan dalam negeri, melalui skema Government to Government (G to G) maupun Business to Business (B to B).
https://www.cna.id/indonesia/rudal-b...malaysia-36236
Indonesia mengubah dokrin pertahanan di Kawasan Asia Tenggara

Rudal balistik taktis (ITBM) pertama milik TNI, KHAN ITBM-600, yang dipesan dari Turki dilaporkan telah tiba di tanah air. Rudal ini langsung ditempatkan di daerah perbatasan dengan Malaysia. [defencesecurityasia]
Suara.com - Postur kekuatan militer regional telah terjadi. Indonesia secara resmi menjadi negara pertama di kawasan Asia Tenggara yang mengoperasikan sistem rudal balistik taktis, KHAN, yang dipasok oleh raksasa manufaktur pertahanan asal Turki, Roketsan.
Kehadiran senjata dengan kemampuan serangan presisi hingga 280 kilometer ini, menandai pergeseran paradigma dalam keseimbangan militer ASEAN dan memicu perdebatan sengit tentang potensi dimulainya era baru perlombaan rudal.
Informasi ini menguat setelah beredarnya gambar-gambar yang dirilis pada 1 Agustus 2025 oleh pengamat militer lokal.
Selain itu, foto-foto rudal KHAN juga terdapat dalam laman Defence Security Asia.
Foto-foto tersebut menunjukkan platform rudal KHAN, yang diberi kode ITBM-600, telah siaga di fasilitas Raipur A, yang merupakan markas Batalyon Artileri Medan ke-18 (Yonarmed 18/Buritkang Tenggarong) di Kalimantan Timur.
Keberadaan sistem peluncur-angkut (TEL) ini mengonfirmasi Indonesia telah secara resmi memasukkan senjata strategis tersebut ke dalam arsenal aktifnya, kurang dari tiga tahun setelah kontrak pengadaan ditandatangani.
"Ini adalah pertama kalinya sistem rudal Khan, versi ekspor dari sistem rudal balistik Bora yang telah teruji tempur, akan masuk ke dalam inventaris kekuatan selain militer Turki," ujar wakil manajer umum Roketsan, Murat Kurtulus, saat penandatanganan kesepakatan pada November 2022.

Rudal balistik taktis (ITBM) pertama milik TNI, KHAN ITBM-600, yang dipesan dari Turki dilaporkan telah tiba di tanah air. Rudal ini langsung ditempatkan di daerah perbatasan dengan Malaysia. [defencesecurityasia]
Mengubah Doktrin Pertahanan Maritim
Akuisisi dan penempatan rudal KHAN merupakan sebuah gebrakan tektonik yang mengubah doktrin strategis regional Indonesia.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau, Jakarta secara historis selalu berfokus pada pertahanan pesisir, keamanan internal, dan sistem persenjataan permukaan-ke-permukaan dengan jangkauan terbatas.
KHAN mengubah total persamaan tersebut. Rudal balistik taktis ini secara efektif memperluas radius serangan Indonesia hingga mencakup sebagian besar Laut Cina Selatan, koridor maritim yang disengketakan, dan bahkan berpotensi menjangkau bagian selatan negara-negara tetangga jika skenario pencegahan gagal.
Sistem KHAN, turunan dari rudal Bora yang digunakan di dalam negeri Turki, dirancang untuk serangan presisi di medan perang dan mematikan.
Dengan jangkauan maksimum 280 kilometer dan tingkat akurasi di bawah 10 meter (Circular Error Probable/CEP), KHAN mengubah Indonesia dari kekuatan maritim yang secara tradisional bersifat defensif menjadi aktor dengan kemampuan serangan jarak jauh yang kredibel di tingkat regional.
Dipersenjatai dengan hulu ledak berdaya ledak tinggi atau fragmentasi seberat 470 kilogram, rudal KHAN dirancang untuk menetralisir target bernilai tinggi seperti pusat komando dan kendali, lapangan terbang, pusat logistik, bunker yang diperkeras, serta sistem radar musuh.
Pemicu Perlombaan Rudal di ASEAN?
Dengan langkah berani yang diambil Jakarta, kekhawatiran mengenai perlombaan rudal di Asia Tenggara tidak lagi bersifat hipotetis.
Penempatan KHAN menghancurkan norma strategis yang telah lama ada di dalam ASEAN, di mana rudal balistik secara tradisional absen dari inventaris militer aktif karena kekhawatiran proliferasi dan kesepakatan stabilitas regional.
Kini, negara-negara kuat di kawasan seperti Vietnam, Filipina, Thailand, dan Malaysia mungkin merasa terdorong untuk mencari sistem serupa—baik melalui pengembangan dalam negeri maupun pengadaan dari luar negeri—untuk memulihkan simetri pencegahan.
Tren ini terlihat dari meningkatnya hubungan militer Vietnam dengan Korea Selatan, Perjanjian Kerjasama Pertahanan yang Ditingkatkan (EDCA) Filipina dengan Amerika Serikat, dan investasi Malaysia pada drone berkemampuan rudal baru-baru ini.
Semua ini mencerminkan sebuah kawasan yang bersiap untuk masa depan yang lebih kinetik dan diperebutkan.
Analis menilai, jika tren ini semakin cepat, ASEAN bisa menjadi episentrum proliferasi rudal taktis berikutnya, dengan KHAN sebagai katalisatornya.
Keseimbangan Geostrategis di Luar Rivalitas AS-Cina
Pilihan Indonesia untuk mengakuisisi rudal KHAN dari Turki, menggarisbawahi keinginannya untuk mengejar kebijakan luar negeri yang seimbang dan tidak berpihak di tengah persaingan AS-Cina yang semakin intensif di Indo-Pasifik.
Daripada memilih antara jaringan serangan presisi Washington atau kemitraan strategis Beijing, Jakarta sedang mengukir jalannya sendiri dengan mencari pemasok senjata canggih alternatif seperti Turki dan India.
Reaksi dari Cina, yang semakin agresif di Laut Cina Selatan, diperkirakan tidak akan mengabaikan kapabilitas baru Jakarta ini.
Meskipun pernyataan resmi masih senyap, para analis mencatat bahwa sistem KHAN secara signifikan mengubah kalkulus strategis dalam pendekatan Beijing di laut dekatnya, terutama di sekitar perairan Natuna—area yang telah dinyatakan Jakarta tidak dapat dinegosiasikan.
Penempatan KHAN mungkin hanya langkah pertama.
Roketsan telah menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Pertahanan RI yang dapat mencakup produksi lokal, pengembangan bersama komponen, dan bahkan transfer pengetahuan untuk platform serangan jarak jauh di masa depan.
Dengan langkah ini, era rudal telah tiba di ASEAN, dan Indonesia kini berada di garis depan.
https://www.suara.com/news/2025/08/0...asia-tenggara.
Rudal balistik pertama Indonesia buatan Turki tiba, mengapa ditempatkan dekat IKN dan Malaysia?

Dengan berat 2.500 kilogram, diameter 610 milimeter, dan hulu ledak fragmen hingga 470 kilogram, KHAN dirancang untuk menargetkan infrastruktur strategis seperti pusat komando, fasilitas logistik, radar, atau bunker.
Rudal balistik pertama Indonesia buatan Turki tiba, mengapa ditempatkan dekat IKN dan Malaysia?
Rudal KHAN dilaporkan terlihat di Markas Batalyon Artileri Medan ke-18 (Yonarmed 18/Buritkang Tenggarong) sejak 1 Agustus 2025. (Facebook/ASEAN Defense Studies)
06 Aug 2025 04:58PM
\
JAKARTA: Rudal balistik KHAN ITBM‑600 yang dipesan Indonesia dari Turki telah tiba di tanah air dan saat ini berada di Kalimantan Timur.
Senjata strategis ini ditempatkan di Markas Batalyon Artileri Medan ke-18 (Yonarmed 18/Buritkang Tenggarong) sejak 1 Agustus 2025.
Advertisement
Informasi ini pertama kali diungkap oleh platform pertahanan Sahabat Keris, kemudian dikutip oleh Defence Security Asia dan juga diwartakan oleh Kompas.com
Senjata ini menjadi sistem rudal balistik taktis pertama yang dimiliki oleh angkatan bersenjata Indonesia alias TNI.
CNA Indonesia telah menghubungi Kementerian Pertahanan RI, Rabu (6/8), namun belum menerima balasan maupun konfirmasi lebih jauh terkait keberadaan rudal tersebut dan berapa banyak yang sudah dipesan dari Turki.
APA ITU RUDAL BALISTIK KHAN?
Sistem KHAN merupakan versi ekspor dari rudal Bora, dan merupakan hasil kontrak Indonesia-Turki yang ditandatangani pada Indo Defence Expo 2022. Rudal balistik ini diproduksi oleh Roketsan, perusahaan pertahanan asal Turki.
Rudal sendiri merupakan perangkat militer yang dirancang untuk menghancurkan target dengan cara menerbangkan peledak, bahan kimia, atau hulu ledak nuklir ke sasaran.
Salah satu jenis rudal yang paling dikenal tidak lain tidak bukan adalah rudal balistik. Rudal balistik merupakan rudal yang didorong tenaga roket dan bergerak melalui atmosfer dan ruang angkasa sebelum akhirnya jatuh ke sasaran.
Rudal balistik memiliki lintasan yang lebih tinggi dan umumnya tidak dapat diubah setelah diluncurkan.

Rudal KHAN memiliki jangkauan hingga 280 km, bobot 2.500 kg, dan dilengkapi hulu ledak peledak tinggi seberat 470 kg, menurut produsen Roketsan. (Facebook/KERIS Reborn)
KHAN merupakan sistem persenjataan balistik taktis yang dirancang untuk serangan presisi dalam jarak jauh.
Rudal ini menggunakan kendaraan Tatra 8×8 mendorong mobilitas tinggi dan kemampuan “shoot-and-scoot” untuk serangan presisi dalam jarak hingga 280 kilometer.
Sistem navigasinya didukung GPS, GLONASS, dan navigasi inersia yang memastikan akurasi di bawah 10 meter CEP bahkan di wilayah padat gangguan sinyal
Dengan berat sekitar 2.500 kilogram, diameter 610 milimeter, dan hulu ledak fragmen hingga 470 kilogram, KHAN dirancang untuk menargetkan infrastruktur strategis seperti pusat komando, fasilitas logistik, radar, atau bunker.
Indonesia kini menjadi negara ASEAN pertama dengan kapabilitas “second-strike” – respons taktis yang bisa dilakukan secara cepat dan presisi tanpa bergantung pada kekuatan laut atau udara
Roketsan mengklaim rudal ini tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem dan memiliki fleksibilitas operasional tinggi.
Letak Tenggarong, menjadikan penempatan rudal ini sebagai langkah strategis. Jarak antara markas Yonarmed 18 dengan wilayah Malaysia Timur seperti Tawau, Sabah, hanya berjarak 300-350 kilometer.
Dengan jangkauan rudal KHAN mencapai 280 kilometer, posisi ini memberi sinyal kemampuan pencegahan regional terhadap potensi ancaman lintas batas.
Advertisement
Menurut Defence Security Asia, kehadiran KHAN menandai perubahan paradigma pertahanan Indonesia dari orientasi postur tradisional menuju strategi ofensif yang lebih maju.
Sistem ini memberi sinyal bahwa Indonesia sedang memasuki era persaingan rudal di Asia Tenggara, di mana negara lain seperti Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Thailand mungkin akan melakukan modernisasi untuk mengejar ketertinggalan teknologinya
Dalam pernyataan sebelumnya, pejabat Kemenhan menyebutkan bahwa Indonesia ingin membangun kekuatan militer yang mampu merespons cepat dalam lingkungan keamanan yang dinamis dan tidak dapat diprediksi.
Presiden Prabowo yang pada 2022 menjabat sebagai Menteri Pertahanan telah menyampaikan harapannya agar kerja sama dengan Turki mampu meningkatkan kapasitas industri pertahanan dalam negeri, melalui skema Government to Government (G to G) maupun Business to Business (B to B).
https://www.cna.id/indonesia/rudal-b...malaysia-36236
Indonesia mengubah dokrin pertahanan di Kawasan Asia Tenggara






romanpicisan777 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
652
46


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan