- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Gegara Sound Horeg, Kades di Malang Minta Lansia dan Warga Sakit Mengungsi


TS
ranggadias12
Gegara Sound Horeg, Kades di Malang Minta Lansia dan Warga Sakit Mengungsi

Surat edaran dari Kepala Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, menuai kontroversi setelah meminta warga lanjut usia (lansia) dan yang sedang sakit untuk mengungsi sementara demi kelancaran perayaan karnaval yang menggunakan sound system berkekuatan tinggi atau dikenal dengan istilah sound horeg.
Surat yang bertanggal 22 Juli 2025 itu menjadi viral di berbagai platform media sosial, terutama Instagram. Dalam surat tersebut, Pemerintah Desa Donowarih secara resmi mengimbau warga yang tinggal di sekitar jalur karnaval agar menghindari lokasi acara, terutama mereka yang memiliki kondisi kesehatan rentan.
“Surat ini kami keluarkan sebagai langkah antisipasi demi kenyamanan dan keselamatan bersama, khususnya bagi warga yang mungkin terdampak suara keras dari sound system,” ujar Sugioko, Kepala Desa Donowarih, saat dikonfirmasi oleh awak media.
Sugioko menambahkan bahwa pihaknya tidak bermaksud membatasi kegiatan warga. “Kami tidak melarang kegiatan masyarakat, tapi kami juga ingin menjaga hak-hak warga lainnya. Jadi kami beri opsi untuk mengungsi sementara,” jelasnya.
Acara karnaval tersebut direncanakan hanya berlangsung satu hari dan melibatkan sejumlah komunitas lokal. Selama kegiatan berlangsung, akses jalan di sekitar lokasi acara akan ditutup sementara untuk menunjang kelancaran acara serta keselamatan pengunjung.
Namun, imbauan tersebut memicu perdebatan publik setelah beredar luas di dunia maya. Banyak warganet yang menyayangkan keputusan pemerintah desa yang lebih memilih menyuruh warga rentan untuk meninggalkan rumah, alih-alih membatasi volume suara sound horeg.
Seorang warganet dengan akun @heri*** menuliskan, “FAKTA, ternyata efek sound horeg tidak hanya ke telinga… tapi juga membutakan hati dan pikiran.”
Komentar serupa juga datang dari akun @rova*** yang menulis dengan nada kesal, “Sound horeg iki bencana ta? Kok sampai disuruh ngungsi segala? Harusnya yang dibatasi itu suaranya, bukan manusianya yang disuruh pergi dari rumah sendiri.”
Tak sedikit pula warganet yang menyindir secara singkat namun menyentil, seperti komentar dari akun @dpd*** yang hanya menulis, “Dihhhh.”
Fenomena ini kembali memantik diskusi seputar penggunaan sound horeg dalam acara warga. Meskipun Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa haram untuk penggunaan sound horeg, dan Polda Jawa Timur juga telah menetapkan larangan atas praktik tersebut karena dianggap meresahkan, namun sebagian masyarakat tetap nekat menggunakan sound horeg demi meramaikan acara.
Polemik ini menandakan pentingnya regulasi dan kesadaran bersama dalam menggelar hiburan publik agar tidak mengorbankan kenyamanan serta hak masyarakat lainnya, khususnya kelompok rentan.
INFO LENGKAPNYA DI SINI




aldonistic dan tjiembek memberi reputasi
0
20.6K
22


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan