Sebelum diperluas, BRICS cuma mewakili 34% dari total PDB dunia, sekitar USD 28 triliun. Tapi sekarang, setelah nambah anggota, BRICS udah nyentuh 40% PDB global dan ngerepresentasiin 56% populasi bumi. Gede banget, Gan!

Bahkan, kata Airlangga, kalau diliat dari purchasing power parity, BRICS udah salip geng G7. Artinya? Negara-negara berkembang sekarang makin berani ngomong di panggung dunia. Udah nggak mau cuma jadi penonton atau korban geopolitik doang.

Pas KTT BRICS di Brasil, Pak Prabowo juga hadir. Beliau bawa misi damai: Indonesia tetap komit dukung perdamaian dunia, lawan perang, dan nggak suka standar ganda. Multilateralisme, hukum internasional, itu semua harus dijunjung.

Beliau juga sempat nyentil pentingnya reformasi sistem global. Khususnya lembaga kayak PBB, biar negara-negara berkembang juga punya suara, bukan cuma jadi pelengkap penderita.

Nggak cuma itu, Prabowo juga angkat isu Palestina dan ngajak negara-negara BRICS buat lanjutin semangat “Bandung Spirit” — semangat kerja sama negara-negara selatan yang anti penjajahan dan anti ketimpangan global.

Di tengah dunia yang makin chaos, Prabowo ngajak negara-negara Global South buat saling bantu. Salah satunya lewat New Development Bank (NDB), semacam "bank gotong royong" antar negara BRICS. Indonesia juga udah siap aktif di situ, demi buka akses pembiayaan hijau dan dorong pertumbuhan ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan.

Sumber