- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menaker Akui Kekhawatiran Gelombang PHK usai Manufaktur Lesu


TS
jaguarxj220
Menaker Akui Kekhawatiran Gelombang PHK usai Manufaktur Lesu
Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memastikan telah mempersiapkan sejumlah langkah guna mengantisipasi adanya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) imbas lesunya kinerja manufaktur Indonesia.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengatakan, Kementeriannya memastikan telah menyiapkan sejumlah mitigasi, salah satunya pemberian jaminan kehilangan pekerjaan (JKP).
"PHK ini kan kita melihat sebagai suatu kerja dari hulu ke hilir. Yang sudah jelas ada sekarang kita punya JKP. Itu antisipasi dari awal, manfaatnya kita perbesar," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, dikutip Kamis (3/7/2025).
Kemudian, lanjut dia, langkah selanjutnya yakni rencana pembentukan satuan tugas (satgas) PHK, sebagai salah satu inisiasi Presiden Prabowo Subianto sebagai bentuk pemberian hadiah pada perayaan Hari Buruh awal Mei lalu.
Hanya saja, pembentukan satgas tersebut hingga masih belum menemui titik terang. Hal itu, kata Yassierli, merupakan keputusan yang melibatkan berbagai Kementerian dan Lembaga.
"[Tetapi], sebagian dari tugas satgas PHK itu yang sekarang sudah dilakukan oleh Kemnaker. Ketika ada early warning system mengatakan kuning, akan terancam PHK, kami turun," tutur dia.
"Kita juga monitor ke dinas, kita rapat koordinasi dengan dinas [daerah]. Kemudian kita terkait dengan mitigasi risikonya seperti apa, ada mediasi. Itu semua kita lakukan."
Selasa kemarin, S&P Global dalam rilis terbarunya melaporkan aktivitas manufaktur Indonesia yang diukur melalui Purchasing Managers’ Index (PMI) yang berada di level 46,9 untuk periode Juni, turun 0,5 poin dibanding bulan sebelumnya atau Mei.
PMI di bawah 50 menunjukkan aktivitas yang berada di zona kontraksi, bukan ekspansi. Sejak April, skor PMI manufaktur Indonesia juga selalu di bawah 50.
“Aktivitas pasar lesu, klien menahan diri untuk melakukan pemesanan. Penurunan ini lebih didorong oleh penjualan domestik, karena di sisi ekspor tidak ada perubahan,” ungkap laporan S&P Global.
Penurunan pemesanan tersebut turut membuat produksi ikut berkurang. Kapasitas produksi pun terpangkas, dan dunia usaha diperkirakan harus mengurangi penyerapan tenaga kerja. Laju penurunan tenaga kerja juga jadi yang tercepat dalam hampir 4 tahun.
Usamah Bhatti, Ekonom S&P Global Market Intelligence juga mengatakan, level optimisme terkait prospek 12 bulan mendatang juga mulai menurun dan kini berada di bawah rata-rata.
Level keyakinan dunia usaha juga menjadi yang terendah sejak Oktober tahun lalu karena sejumlah perusahaan khawatir dengan perkembangan ekonomi global.
“Penurunan pemesanan membuat dunia usaha mengurangi karyawan dan pembelian bahan baku. Ke depan, kini dunia usaha menjadi kurang bullish. Keyakinan dunia usaha jatuh ke level terlemah dalam 8 bulan,” papar dia.
https://www.bloombergtechnoz.com/det...nufaktur-lesu/
Menterinya mulai siap2 menghadapi gelombang PHK.
Tapi bajjer2 masih kekeh denial ekonomi meroket September, entah September tahun berapa.... 2030 mungkin.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengatakan, Kementeriannya memastikan telah menyiapkan sejumlah mitigasi, salah satunya pemberian jaminan kehilangan pekerjaan (JKP).
"PHK ini kan kita melihat sebagai suatu kerja dari hulu ke hilir. Yang sudah jelas ada sekarang kita punya JKP. Itu antisipasi dari awal, manfaatnya kita perbesar," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, dikutip Kamis (3/7/2025).
Kemudian, lanjut dia, langkah selanjutnya yakni rencana pembentukan satuan tugas (satgas) PHK, sebagai salah satu inisiasi Presiden Prabowo Subianto sebagai bentuk pemberian hadiah pada perayaan Hari Buruh awal Mei lalu.
Hanya saja, pembentukan satgas tersebut hingga masih belum menemui titik terang. Hal itu, kata Yassierli, merupakan keputusan yang melibatkan berbagai Kementerian dan Lembaga.
"[Tetapi], sebagian dari tugas satgas PHK itu yang sekarang sudah dilakukan oleh Kemnaker. Ketika ada early warning system mengatakan kuning, akan terancam PHK, kami turun," tutur dia.
"Kita juga monitor ke dinas, kita rapat koordinasi dengan dinas [daerah]. Kemudian kita terkait dengan mitigasi risikonya seperti apa, ada mediasi. Itu semua kita lakukan."
Selasa kemarin, S&P Global dalam rilis terbarunya melaporkan aktivitas manufaktur Indonesia yang diukur melalui Purchasing Managers’ Index (PMI) yang berada di level 46,9 untuk periode Juni, turun 0,5 poin dibanding bulan sebelumnya atau Mei.
PMI di bawah 50 menunjukkan aktivitas yang berada di zona kontraksi, bukan ekspansi. Sejak April, skor PMI manufaktur Indonesia juga selalu di bawah 50.
“Aktivitas pasar lesu, klien menahan diri untuk melakukan pemesanan. Penurunan ini lebih didorong oleh penjualan domestik, karena di sisi ekspor tidak ada perubahan,” ungkap laporan S&P Global.
Penurunan pemesanan tersebut turut membuat produksi ikut berkurang. Kapasitas produksi pun terpangkas, dan dunia usaha diperkirakan harus mengurangi penyerapan tenaga kerja. Laju penurunan tenaga kerja juga jadi yang tercepat dalam hampir 4 tahun.
Usamah Bhatti, Ekonom S&P Global Market Intelligence juga mengatakan, level optimisme terkait prospek 12 bulan mendatang juga mulai menurun dan kini berada di bawah rata-rata.
Level keyakinan dunia usaha juga menjadi yang terendah sejak Oktober tahun lalu karena sejumlah perusahaan khawatir dengan perkembangan ekonomi global.
“Penurunan pemesanan membuat dunia usaha mengurangi karyawan dan pembelian bahan baku. Ke depan, kini dunia usaha menjadi kurang bullish. Keyakinan dunia usaha jatuh ke level terlemah dalam 8 bulan,” papar dia.
https://www.bloombergtechnoz.com/det...nufaktur-lesu/
Menterinya mulai siap2 menghadapi gelombang PHK.
Tapi bajjer2 masih kekeh denial ekonomi meroket September, entah September tahun berapa.... 2030 mungkin.






brucebanner23 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
471
33


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan