- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Isi Liburan Sekolah, Wisatawan Indonesia Lebih Minati ASEAN


TS
jaguarxj220
Isi Liburan Sekolah, Wisatawan Indonesia Lebih Minati ASEAN
Bloomberg Technoz, Jakarta - Libur sekolah tahun ini membawa angin segar bagi industri pariwisata, khususnya untuk destinasi kawasan Asia Tenggara. PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) mencatat lonjakan permintaan wisata ke negara-negara seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam yang tergolong dalam kategori short haul trip atau perjalanan jarak dekat.
AB Sadewa, Corporate Secretary Panorama Sentrawisata, mengatakan bahwa musim pemesanan untuk liburan sekolah sebenarnya sudah dimulai sejak dua bulan lalu. “So far sih positif, kebanyakan juga ambil yang short haul seperti Thailand dan Malaysia. Vietnam juga booming,” ujar AB Sadewa saat diwawancarai Bloomberg Technoz, belum lama ini.
Ia menambahkan, saat ini sebagian besar wisatawan tinggal menunggu waktu keberangkatan. Sementara itu, arus wisatawan asing ke Indonesia (inbound) belum menunjukkan lonjakan berarti karena umumnya terjadi pada akhir Juli hingga Agustus.
Meski awal tahun terbilang lesu, Panorama mulai mencatat perbaikan pada kuartal kedua. “Di kuartal pertama memang agak slow, mungkin karena persepsi ekonomi yang melambat. Tapi di kuartal dua, penjualan grup tour lumayan bagus. Booking-an juga mulai banyak masuk sejak April-Mei,” ujarnya.
AB Sadewa juga mengungkap bahwa faktor eksternal seperti efisiensi anggaran pemerintah dan pemberitaan soal perlambatan ekonomi turut memengaruhi minat masyarakat untuk berlibur. Banyak yang memilih bersikap wait and see dalam mengalokasikan anggaran liburannya.
Sementara itu, dari sisi harga, inflasi liburan tidak bersifat linier dan tergantung pada tujuan negara. “Misalnya Jepang, walau tiket pesawatnya relatif stabil, nilai tukar yen yang sedang melemah membuat destinasi ini menjadi lebih menarik. Makanan dan hotel jadi lebih murah,” jelasnya.
Panorama melihat tren saat ini masih dipengaruhi oleh preferensi masyarakat terhadap destinasi yang hemat namun tetap memberikan pengalaman menarik. Kawasan Asia Tenggara menjadi pilihan utama karena dekat, terjangkau, dan relatif aman dari gejolak harga.
Dengan optimisme terhadap kondisi ekonomi di semester kedua, Sadewa berharap pasar wisata domestik dan regional akan terus menunjukkan pemulihan. “Mudah-mudahan ekonominya juga lebih baik, jadi orang punya ruang lebih untuk lifestyle, liburan, dan leisure,” pungkasnya.
Pilih Tunda Liburan ke Eropa dan Mediterania
Konflik antara Iran dan Israel yang berlangsung dalam beberapa waktu belakangan membuat wisatawan Indonesia memilih untuk melakukan penundaan perjalanan ke wilayah Mediterania dan juga di Eropa.
“Tamu cukup worry untuk masalah safety. Ada beberapa yang mengambil plan untuk reschedule, ada yang juga postpone lah pokoknya reschedule atau postpone. Tapi tidak akan cancel. Jadi ini untuk tujuan yang Mediterania dan juga Eropa.” kata AB Sadewa melanjutkan.
AB Sadewa mengatakan saat ini penerbangan ke Eropa dan juga Mediterania memiliki porsi sekitar 20% dari pendapatan tur luar negeri yang ada di Panorama. Sementarara sisanya lebih banyak berasal dari pendapatan tur ke negara-negara Asia Timur dan Tenggara.
Meski cukup tertekan dengan konflik yang ada di timur tengah tersebut, Ia menyebut bahwa hal tersebut masih bisa diantisipasi. Terlebih, kebanyakan wisatawan memilih untuk melakukan reschedule perjalanan di akhir tahun, sehingga pendapatan yang berasal dari tur luar negeri tersebut tidaklah hilang.
“Pressurenya sekitar 20%an. Tapi itu masih dalam taraf bisa manageable” tegasnya.
https://www.bloombergtechnoz.com/det...-minati-asean/
Wisatawan Indonesia kaya-kaya, ga level jalan2 ke Garut, Bandung, Dieng, Bali, Lombok..
AB Sadewa, Corporate Secretary Panorama Sentrawisata, mengatakan bahwa musim pemesanan untuk liburan sekolah sebenarnya sudah dimulai sejak dua bulan lalu. “So far sih positif, kebanyakan juga ambil yang short haul seperti Thailand dan Malaysia. Vietnam juga booming,” ujar AB Sadewa saat diwawancarai Bloomberg Technoz, belum lama ini.
Ia menambahkan, saat ini sebagian besar wisatawan tinggal menunggu waktu keberangkatan. Sementara itu, arus wisatawan asing ke Indonesia (inbound) belum menunjukkan lonjakan berarti karena umumnya terjadi pada akhir Juli hingga Agustus.
Meski awal tahun terbilang lesu, Panorama mulai mencatat perbaikan pada kuartal kedua. “Di kuartal pertama memang agak slow, mungkin karena persepsi ekonomi yang melambat. Tapi di kuartal dua, penjualan grup tour lumayan bagus. Booking-an juga mulai banyak masuk sejak April-Mei,” ujarnya.
AB Sadewa juga mengungkap bahwa faktor eksternal seperti efisiensi anggaran pemerintah dan pemberitaan soal perlambatan ekonomi turut memengaruhi minat masyarakat untuk berlibur. Banyak yang memilih bersikap wait and see dalam mengalokasikan anggaran liburannya.
Sementara itu, dari sisi harga, inflasi liburan tidak bersifat linier dan tergantung pada tujuan negara. “Misalnya Jepang, walau tiket pesawatnya relatif stabil, nilai tukar yen yang sedang melemah membuat destinasi ini menjadi lebih menarik. Makanan dan hotel jadi lebih murah,” jelasnya.
Panorama melihat tren saat ini masih dipengaruhi oleh preferensi masyarakat terhadap destinasi yang hemat namun tetap memberikan pengalaman menarik. Kawasan Asia Tenggara menjadi pilihan utama karena dekat, terjangkau, dan relatif aman dari gejolak harga.
Dengan optimisme terhadap kondisi ekonomi di semester kedua, Sadewa berharap pasar wisata domestik dan regional akan terus menunjukkan pemulihan. “Mudah-mudahan ekonominya juga lebih baik, jadi orang punya ruang lebih untuk lifestyle, liburan, dan leisure,” pungkasnya.
Pilih Tunda Liburan ke Eropa dan Mediterania
Konflik antara Iran dan Israel yang berlangsung dalam beberapa waktu belakangan membuat wisatawan Indonesia memilih untuk melakukan penundaan perjalanan ke wilayah Mediterania dan juga di Eropa.
“Tamu cukup worry untuk masalah safety. Ada beberapa yang mengambil plan untuk reschedule, ada yang juga postpone lah pokoknya reschedule atau postpone. Tapi tidak akan cancel. Jadi ini untuk tujuan yang Mediterania dan juga Eropa.” kata AB Sadewa melanjutkan.
AB Sadewa mengatakan saat ini penerbangan ke Eropa dan juga Mediterania memiliki porsi sekitar 20% dari pendapatan tur luar negeri yang ada di Panorama. Sementarara sisanya lebih banyak berasal dari pendapatan tur ke negara-negara Asia Timur dan Tenggara.
Meski cukup tertekan dengan konflik yang ada di timur tengah tersebut, Ia menyebut bahwa hal tersebut masih bisa diantisipasi. Terlebih, kebanyakan wisatawan memilih untuk melakukan reschedule perjalanan di akhir tahun, sehingga pendapatan yang berasal dari tur luar negeri tersebut tidaklah hilang.
“Pressurenya sekitar 20%an. Tapi itu masih dalam taraf bisa manageable” tegasnya.
https://www.bloombergtechnoz.com/det...-minati-asean/
Wisatawan Indonesia kaya-kaya, ga level jalan2 ke Garut, Bandung, Dieng, Bali, Lombok..







aldonistic dan 5 lainnya memberi reputasi
6
791
31


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan