- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Respons TNI Dituding Tutupi Pelanggaran HAM di Intan Jaya


TS
mabdulkarim
Respons TNI Dituding Tutupi Pelanggaran HAM di Intan Jaya

TNI menyebut pola komunikasi TPNPB-OPM kerap kali provokatif dan menyebarkan informasi bohong mengenai pelanggaran HAM di Papua.
26 Juni 2025 | 18.33 WIB
Aparat gabungan TNI-Polri bersiaga saat terjadi baku tembak dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM di Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah, pada Jumat, 10 Mei 2024. Dok. Humas Polda Papua
TEMPO.CO, Jakarta - Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Cenderawasih Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) membantah tudingan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengenai dugaan rekayasa kasus penembakan yang terjadi di Intan Jaya, Papua Tengah, pada 18 Juni 2025.
Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih Kolonel Infanteri Candra Kurniawan mengatakan tindakan TNI dilakukan secara profesional dan berdasarkan data lapangan. “TNI melakukan penindakan secara profesional dan terukur. Tentunya berdasarkan pengamatan, data, dan informasi,” ujar Candra melalui keterangan tertulis pada Kamis, 26 Juni 2025.
Ia mengklaim pola komunikasi OPM kerap kali provokatif dan menyebarkan informasi bohong. “Mereka memprovokasi dan menyebar hoaks saat anggota maupun simpatisannya menjadi korban dan selalu diklaim korban adalah warga sipil,” ucap dia.
Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom sebelumnya mengatakan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayor Jenedral Rudi Puruwito berusaha menutup-nutupi pelanggaran HAM dengan merekayasa identitas korban. "Dia (Rudi Puruwito) katakan tiga warga sipil yang ditembak adalah milisi TPNPB. Kami pastikan itu tidak benar," kata Sebby melalui pesan singkat pada Rabu, 25 Juni 2025.
Sebby menyatakan, tiga warga yang tewas dalam insiden itu—Isak Kobogau, Alfons Kobogau, dan Johanes Tipagau—bukan bagian dari milisi TPNPB, begitu pula dua korban luka, Ones dan Aner Kobogau. “Mereka adalah warga sipil yang tinggal di Kampung Galunggama, Distrik Sugapa. Kami pastikan mereka bukan bagian dari Kodap VIII Intan Jaya,” ujar Sebby melalui pesan singkat.
Ia juga mengklaim temuan tim investigasi kemanusiaan di lokasi memperkuat pernyataan tersebut. Sebby menantang TNI untuk membuktikan identitas para korban.
Ia menyebut kontak senjata di Sugapa menjadi dalih militer untuk menguasai wilayah sipil, termasuk pemukiman dan tempat ibadah. “Tujuannya agar kampung dan gereja bisa dijadikan pos militer,” ujar dia.
Adapun pada 18 Juni lalu, milisi TPNPB dari Kodap VIII Intan Jaya terlibat kontak senjata dengan prajurit TNI di Kampung Galunggama, Distrik Sugapa, Intan Jaya. Akibat peristiwa ini, lima orang menjadi korban, dengan rincian tiga tewas dan dua lainnya luka-luka.
https://www.tempo.co/politik/respons...n-jaya-1815508
masalah klaim warga sipil


vasilisjelek memberi reputasi
1
167
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan