- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
KAI Korea Selatan Gembira Perjanjian Tingkat Tinggi Revisi Pembayaran KF-21


TS
beacuka1
KAI Korea Selatan Gembira Perjanjian Tingkat Tinggi Revisi Pembayaran KF-21
KAI Korea Selatan Gembira Perjanjian Tingkat Tinggi Revisi Pembayaran KF-21 Boramae Dibocorkan Informan Sudah Diteken Indonesia

ZONAJAKARTA.COM- Indonesia mengurangi kontribusi awalnya sebesar 1,6 triliun won menjadi 600 miliar won dalam proyek jet tempur KF-21 Boramae bersama Korea Selatan dengan alasan kesulitan keuangan.
Akibat pengurangan kontribusi Indonesia dalam proyek ini dibutuhkan untuk merevisi perjanjian dasar, termasuk ruang lingkup transfer teknologi KF-21 Boramae yang akan diberikan oleh Korea Selatan.
Tapi situasi sempat menjadi sulit setelah insiden kebocoran data KF-21 Boramae yang melibatkan teknisi Indonesia yang dikirim ke Korea Aerospace Industries (KAI) di Korea Selatan.
Beruntung teknisi kiriman PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Korea Aerospace Industries (KAI) yang dituduh Korea Selatan (Korsel) mencuri data KF-21 Boramae akhirnya dibebaskan dari semua tuduhan.
Dikutip Zonajakarta.com dari YNA edisi 2 Juni 2025, kelima teknisi Indonesia yang sedang diselidiki atas tuduhan membocorkan informasi terkait pengembangan jet tempur Korea KF-21, dibebaskan dari tuduhan atau diberi dakwaan yang ditangguhkan.
"Menurut pejabat pemerintah pada tanggal 2, jaksa penuntut memutuskan untuk tidak menuntut lima insinyur Indonesia karena melanggar Undang-Undang Perlindungan Teknologi Pertahanan, Undang-Undang Industri Pertahanan, dan Undang-Undang Perdagangan Luar Negeri pada akhir bulan lalu, dan memutuskan untuk menangguhkan penuntutan karena melanggar Undang-Undang Pencegahan Persaingan Tidak Sehat," jelas media Korsel itu.
Telah dilaporkan bahwa keputusan tersebut diambil untuk menghindari hukuman pidana karena data terkait pengembangan KF-21, yang mereka ketahuan coba bocorkan secara eksternal selama berada di KAI, tidak mengandung informasi rahasia yang penting.
"Karena penyelidikan terhadap para insinyur Indonesia telah berakhir dengan vonis tidak bersalah dan dakwaan yang ditangguhkan, pemerintah Indonesia kemungkinan besar juga akan menunjukkan sikap positif terhadap diskusi mengenai revisi perjanjian pengembangan bersama KF-21," jelas YNA.
Hankyung Magazine edisi 2 Juni 2025 menduga, ada ketakutan dari negaranya terhadap Indonesia sehingga teknisi PTDI dibebaskan.
"Keputusan pemerintah untuk tidak meminta pertanggungjawaban pidana pemerintah Indonesia atas insiden ini tampaknya merupakan keputusan yang dibuat karena kekhawatiran bahwa hal itu akan menyebabkan kesulitan dalam pengembangan dan ekspor KF-21 lebih lanjut.
Karena penyelidikan terhadap staf teknis Indonesia berakhir dengan vonis tidak bersalah dan dakwaan yang ditangguhkan, ada analisis bahwa pemerintah Indonesia juga cenderung menunjukkan sikap positif terhadap pembahasan revisi perjanjian pengembangan bersama KF-21," jelas media Korea Selatan itu seperti dikutip Zonajakarta.com.
Benar saja, dikutip Zonajakarta.com dari Fnnews edisi 12 Juni 2025, Pemerintah Korea dan Indonesia telah mencapai kesepakatan akhir untuk mengurangi biaya pengembangan pesawat tempur Korea (KF-21) dari 1,6 triliun won menjadi 600 miliar won.
"Presiden Korea Aerospace Industries (KAI) Kang Koo-young, yang baru-baru ini mengumumkan pengunduran dirinya, melakukan perjalanan bisnis ke Indonesia untuk mendukung penyesuaian praktis pembagian biaya KF-21.
Menurut pemerintah dan industri pertahanan pada tanggal 12, Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea dan Kementerian Pertahanan Nasional Indonesia menandatangani perjanjian pembagian biaya untuk mengurangi bagian Indonesia sebesar 1 triliun won dari jumlah yang ada.
Oleh karena itu, Presiden Kang melakukan perjalanan ke Jakarta, Indonesia sehari sebelumnya untuk menghadiri 'Indo Defence 2025 Expo & Forum,' pameran industri pertahanan terbesar di Asia Tenggara, dan untuk mendukung penyesuaian praktis pembagian biaya KF-21 dengan pihak Indonesia.
Setelah menyelesaikan jadwalnya di Indonesia, Presiden Kang akan berangkat ke Paris, Prancis untuk menghadiri Paris Air Show, yang akan diselenggarakan mulai tanggal 16," jelas media Korea Selatan itu.

KAI Korea Selatan Gembira Perjanjian Tingkat Tinggi Revisi Pembayaran KF-21 Boramae Dibocorkan Informan Sudah Diteken Indonesia
Informan Fnnews membocorkan adanya perjanjian tingkat tinggi penyesuaian biaya KF-21 Boramae Indonesia dan Korea Selatan.
"Seorang informan industri mengatakan, 'Pemerintah Korea dan Indonesia telah selesai menandatangani perjanjian tingkat tinggi untuk menyesuaikan pembagian biaya KF-21,' sementara seorang pejabat pemerintah menjelaskan, 'Indonesia pada akhirnya akan menyelesaikannya dengan hanya membayar biaya pengembangan sistem sebesar 600 miliar won'," jelas media Korea Selatan itu.
Penyelesaian ini dilakukan oleh Presiden KAI, Kang Koo-young yang menyatakan pengunduran dirinya pada tanggal 4 Juni 2025 saat Korea Selatan mengumumkan pemerintahan Presiden Baru Lee Jae-myung.
"Presiden Kang, yang mengumumkan pengunduran dirinya pada tanggal 4 saat pemerintahan Lee Jae-myung diluncurkan, berencana untuk tetap menjabat hingga pemilihan penggantinya selesai.
Baca Juga: KAI Korea Selatan Marah Besar Proposal KF-21 Boramae Miliknya 'Ditendang' Peru dari Tender Lelang Pesawat Baru
Dilaporkan bahwa Presiden Kang akan menangani masalah ekspor melalui perjalanan bisnis ke Indonesia dan Prancis.
Setelah menyelesaikan pekerjaan praktis untuk menyesuaikan pembagian biaya KF-21 di Indonesia, Presiden Kang akan menuju Paris, Prancis pada tanggal 16 untuk menghadiri Paris Air Show dan membahas masalah ekspor," terang Fnnews.
Benar saja, Presiden KAI Kang Goo-young tampak menghadiri kesepakatan kerja sama strategis Korea Aerospace Industries dengan PTDI di ajang Indo Defence Expo & Forum.
Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari rilis Kemhan pada 12 Juni 2025, saat Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Wamenhan RI) Donny Ermawan Taufanto menyaksikan penandatanganan kerja sama strategis antara PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dengan Korea Aerospace Industries (KAI), bertempat di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Kamis (12/6/2025). Kegiatan ini berlangsung di sela-sela pelaksanaan Indo Defence 2025 Expo & Forum.
"Penandatanganan kerja sama strategis dilakukan langsung oleh Direktur Utama PT DI Gita Amperiawan dan CEO KAI Kang Goo-young.
Baca Juga: KAI Korea Selatan Jadikan UEA Batu Loncatan Saat Jakarta Belum Setujui Revisi KF-21 Boramae Tapi Sudah Idamkan Pesawat Turki KAAN
Kerja sama ini menandai langkah maju dalam kolaborasi pengembangan industri dirgantara kedua negara.
Di akhir acara dilaksanakan pertukaran cendera mata antara CEO KAI dan Wamenhan Donny, yang mencerminkan komitmen dan penghormatan kedua pihak terhadap kerja sama jangka panjang ini," terang Kemhan dalam rilisnya.
***
https://www.zonajakarta.com/nasional...donesia?page=3
Sip

ZONAJAKARTA.COM- Indonesia mengurangi kontribusi awalnya sebesar 1,6 triliun won menjadi 600 miliar won dalam proyek jet tempur KF-21 Boramae bersama Korea Selatan dengan alasan kesulitan keuangan.
Akibat pengurangan kontribusi Indonesia dalam proyek ini dibutuhkan untuk merevisi perjanjian dasar, termasuk ruang lingkup transfer teknologi KF-21 Boramae yang akan diberikan oleh Korea Selatan.
Tapi situasi sempat menjadi sulit setelah insiden kebocoran data KF-21 Boramae yang melibatkan teknisi Indonesia yang dikirim ke Korea Aerospace Industries (KAI) di Korea Selatan.
Beruntung teknisi kiriman PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Korea Aerospace Industries (KAI) yang dituduh Korea Selatan (Korsel) mencuri data KF-21 Boramae akhirnya dibebaskan dari semua tuduhan.
Dikutip Zonajakarta.com dari YNA edisi 2 Juni 2025, kelima teknisi Indonesia yang sedang diselidiki atas tuduhan membocorkan informasi terkait pengembangan jet tempur Korea KF-21, dibebaskan dari tuduhan atau diberi dakwaan yang ditangguhkan.
"Menurut pejabat pemerintah pada tanggal 2, jaksa penuntut memutuskan untuk tidak menuntut lima insinyur Indonesia karena melanggar Undang-Undang Perlindungan Teknologi Pertahanan, Undang-Undang Industri Pertahanan, dan Undang-Undang Perdagangan Luar Negeri pada akhir bulan lalu, dan memutuskan untuk menangguhkan penuntutan karena melanggar Undang-Undang Pencegahan Persaingan Tidak Sehat," jelas media Korsel itu.
Telah dilaporkan bahwa keputusan tersebut diambil untuk menghindari hukuman pidana karena data terkait pengembangan KF-21, yang mereka ketahuan coba bocorkan secara eksternal selama berada di KAI, tidak mengandung informasi rahasia yang penting.
"Karena penyelidikan terhadap para insinyur Indonesia telah berakhir dengan vonis tidak bersalah dan dakwaan yang ditangguhkan, pemerintah Indonesia kemungkinan besar juga akan menunjukkan sikap positif terhadap diskusi mengenai revisi perjanjian pengembangan bersama KF-21," jelas YNA.
Hankyung Magazine edisi 2 Juni 2025 menduga, ada ketakutan dari negaranya terhadap Indonesia sehingga teknisi PTDI dibebaskan.
"Keputusan pemerintah untuk tidak meminta pertanggungjawaban pidana pemerintah Indonesia atas insiden ini tampaknya merupakan keputusan yang dibuat karena kekhawatiran bahwa hal itu akan menyebabkan kesulitan dalam pengembangan dan ekspor KF-21 lebih lanjut.
Karena penyelidikan terhadap staf teknis Indonesia berakhir dengan vonis tidak bersalah dan dakwaan yang ditangguhkan, ada analisis bahwa pemerintah Indonesia juga cenderung menunjukkan sikap positif terhadap pembahasan revisi perjanjian pengembangan bersama KF-21," jelas media Korea Selatan itu seperti dikutip Zonajakarta.com.
Benar saja, dikutip Zonajakarta.com dari Fnnews edisi 12 Juni 2025, Pemerintah Korea dan Indonesia telah mencapai kesepakatan akhir untuk mengurangi biaya pengembangan pesawat tempur Korea (KF-21) dari 1,6 triliun won menjadi 600 miliar won.
"Presiden Korea Aerospace Industries (KAI) Kang Koo-young, yang baru-baru ini mengumumkan pengunduran dirinya, melakukan perjalanan bisnis ke Indonesia untuk mendukung penyesuaian praktis pembagian biaya KF-21.
Menurut pemerintah dan industri pertahanan pada tanggal 12, Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea dan Kementerian Pertahanan Nasional Indonesia menandatangani perjanjian pembagian biaya untuk mengurangi bagian Indonesia sebesar 1 triliun won dari jumlah yang ada.
Oleh karena itu, Presiden Kang melakukan perjalanan ke Jakarta, Indonesia sehari sebelumnya untuk menghadiri 'Indo Defence 2025 Expo & Forum,' pameran industri pertahanan terbesar di Asia Tenggara, dan untuk mendukung penyesuaian praktis pembagian biaya KF-21 dengan pihak Indonesia.
Setelah menyelesaikan jadwalnya di Indonesia, Presiden Kang akan berangkat ke Paris, Prancis untuk menghadiri Paris Air Show, yang akan diselenggarakan mulai tanggal 16," jelas media Korea Selatan itu.

KAI Korea Selatan Gembira Perjanjian Tingkat Tinggi Revisi Pembayaran KF-21 Boramae Dibocorkan Informan Sudah Diteken Indonesia
Informan Fnnews membocorkan adanya perjanjian tingkat tinggi penyesuaian biaya KF-21 Boramae Indonesia dan Korea Selatan.
"Seorang informan industri mengatakan, 'Pemerintah Korea dan Indonesia telah selesai menandatangani perjanjian tingkat tinggi untuk menyesuaikan pembagian biaya KF-21,' sementara seorang pejabat pemerintah menjelaskan, 'Indonesia pada akhirnya akan menyelesaikannya dengan hanya membayar biaya pengembangan sistem sebesar 600 miliar won'," jelas media Korea Selatan itu.
Penyelesaian ini dilakukan oleh Presiden KAI, Kang Koo-young yang menyatakan pengunduran dirinya pada tanggal 4 Juni 2025 saat Korea Selatan mengumumkan pemerintahan Presiden Baru Lee Jae-myung.
"Presiden Kang, yang mengumumkan pengunduran dirinya pada tanggal 4 saat pemerintahan Lee Jae-myung diluncurkan, berencana untuk tetap menjabat hingga pemilihan penggantinya selesai.
Baca Juga: KAI Korea Selatan Marah Besar Proposal KF-21 Boramae Miliknya 'Ditendang' Peru dari Tender Lelang Pesawat Baru
Dilaporkan bahwa Presiden Kang akan menangani masalah ekspor melalui perjalanan bisnis ke Indonesia dan Prancis.
Setelah menyelesaikan pekerjaan praktis untuk menyesuaikan pembagian biaya KF-21 di Indonesia, Presiden Kang akan menuju Paris, Prancis pada tanggal 16 untuk menghadiri Paris Air Show dan membahas masalah ekspor," terang Fnnews.
Benar saja, Presiden KAI Kang Goo-young tampak menghadiri kesepakatan kerja sama strategis Korea Aerospace Industries dengan PTDI di ajang Indo Defence Expo & Forum.
Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari rilis Kemhan pada 12 Juni 2025, saat Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Wamenhan RI) Donny Ermawan Taufanto menyaksikan penandatanganan kerja sama strategis antara PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dengan Korea Aerospace Industries (KAI), bertempat di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Kamis (12/6/2025). Kegiatan ini berlangsung di sela-sela pelaksanaan Indo Defence 2025 Expo & Forum.
"Penandatanganan kerja sama strategis dilakukan langsung oleh Direktur Utama PT DI Gita Amperiawan dan CEO KAI Kang Goo-young.
Baca Juga: KAI Korea Selatan Jadikan UEA Batu Loncatan Saat Jakarta Belum Setujui Revisi KF-21 Boramae Tapi Sudah Idamkan Pesawat Turki KAAN
Kerja sama ini menandai langkah maju dalam kolaborasi pengembangan industri dirgantara kedua negara.
Di akhir acara dilaksanakan pertukaran cendera mata antara CEO KAI dan Wamenhan Donny, yang mencerminkan komitmen dan penghormatan kedua pihak terhadap kerja sama jangka panjang ini," terang Kemhan dalam rilisnya.
***
https://www.zonajakarta.com/nasional...donesia?page=3
Sip



rizkync108 memberi reputasi
-1
205
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan