- Beranda
- Komunitas
- News
- Militer
Tidak Mudah, Rusia Ingin Modifikasi Pesawat Sipil Tu-214 Jadi Peluncur Rudal Jelajah


TS
si.matamalaikat
Tidak Mudah, Rusia Ingin Modifikasi Pesawat Sipil Tu-214 Jadi Peluncur Rudal Jelajah
Quote:
Rusia dikabarkan ingin mengoprek pesawat komersial Tu-214 sebagai platform peluncur rudal jelajah Kh-101 dan Kh-22, ide ini muncul pada awal Juni 2025 di kalangan pejabat di kementerian pertahanan Rusia. Menurut artikel yang ditulis bulgarianmilitary.com, proposal tersebut bertujuan untuk menggunakan Tu-214 untuk melengkapi atau bahkan menggantikan armada pembom strategis Rusia yang sudah tua, termasuk Tu-22M3, Tu-95MS, dan Tu-160.
Masih dari artikel yang sama, gagasan tersebut telah memicu intrik dan skeptisme, karena berupaya mengatasi tekanan yang meningkat pada kemampuan penerbangan jarak jauh Rusia di tengah kerugian yang terus-menerus dialami akibat serangan drone Ukraina melalui Operasi Jaring Laba-Laba pada 1 Juni 2025 lalu. Rusia juga menghadapi masalah produksi, karena pesawat pembom seperti Tu-95 dan Tu-22M3 tidak lagi diproduksi. Hanya Tu-160 yang masih diproduksi, tapi kemampuan produksinya sangat terbatas.
Sementara Pabrik Penerbangan Kazan, produsen Tu-214 dan pesawat strategis lainnya, kemungkinan akan mendukung inisiatif semacam itu. Tapi, kendala teknis dan logistik yang signifikan menimbulkan keraguan atas kelayakannya
Di masa lalu, Tu-214 juga telah diadaptasi untuk peran-peran khusus, termasuk varian pengintaian seperti Tu-214R, yang dilengkapi dengan radar canggih dan sensor elektro-optik untuk pengumpulan data intelijen. Ada juga varian Tu-214ON, yang digunakan untuk misi-misi observasi berdasarkan perjanjian-perjanjian internasional. Namun, varian-varian militer ini diproduksi dalam jumlah terbatas, dan desain inti pesawat ini tetap berakar pada asal-usulnya sebagai pesawat sipil.
Quote:
Sebagai pengingat bagi Agan, Tu-214 adalah pesawat jet bermesin ganda yang dirancang oleh Tupolev pada tahun 1990-an. Pesawat punya berat lepas landas maksimum 110,7 ton dan kapasitas muatan 25 ton. Awalnya dikembangkan sebagai evolusi dari Tu-204 era Soviet, pesawat ini dimaksudkan untuk bersaing dengan pesawat penumpang Barat, seperti Boeing 737 dan Airbus A320.
Pesawat ini memiliki jangkauan sekitar 5.650 km dengan kondisi penumpang penuh. Sementara kapasitas mengangkut maksimal adalah 210 penumpang dalam konfigurasi standar. Desainnya mengutamakan efisiensi untuk rute komersial jarak menengah, dengan kecepatan jelajah sekitar 869 km per jam dan ketinggian terbang 39.000 kaki.
Untuk rudal jelajah Kh-101 yang akan dipasang pada Tu-214 adalah rudal jelajah subsonik dengan desain siluman (stealth), yang punya jangkauan hingga 2.500 km. Rudal dirancang untuk menghajar target bernilai tinggi dan biasanya dibawa oleh Tu-95 dan Tu-160.
Sementara, Kh-22 adalah rudal anti-kapal supersonik dengan jangkauan 595 km, biasanya dibawa oleh Tu-22M3. Kedua rudal telah sering digunakan dalam perang di Ukraina.
Quote:
Saat ini armada pesawat pengebom strategis Rusia menghadapi tantangan yang berat, terutama dari sisi perawatan dan jumlahnya. Tu-95MS, adalah pesawat pengebom bermesin turboprop yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1950-an, merupakan salah satu pesawat tertua di gudang senjata Rusia.
Meski telah di-upgradeuntuk membawa rudal jelajah modern seperti Kh-101, rangka pesawatnya sudah ketinggalan zaman, dan perawatannya semakin sulit karena usianya yang terus menua, pesawat ini tidak lagi diproduksi. Menurut laporan International Institute for Strategic Studies “Military Balance 2025”, Rusia mengawali tahun 2025 dengan sekitar 57 pesawat Tu-95MS.
Sementara Tu-22M3, merupakan pesawat pengebom supersonik yang dirancang di tahun 1970-an, ini adalah platform utama untuk membawa rudal anti-kapal Kh-22, hanya sekitar 55 pesawat yang beroperasi pada awal tahun 2025.
Yang terakhir ada Tu-160, pesawat ini masih diproduksi dalam jumlah terbatas. Ukuran armadanya juga sangat kecil, dengan hanya 20 unit yang bertugas pada awal 2025. Pesawat ini bisa membawa 12 unit rudal anti-kapal Kh-22.
Quote:
Bentuk rudal jelajah yang panjang, biasanya perlu suspensi internal yang besar. Artinya Tu-214 harus dirubah desainnya untuk bisa membawa rudal jelajah. Masalah lainnya ada di struktur pesawat sipil yang tidak dibuat untuk meluncurkan senjata dari bawah sayap. Hal lain yan perlu dipikirkan adalah tentang integrasi sistem peluncuran dan penargetan, stabilitas, serta kecepatan pelepasan rudal.
Beberapa hal tersebut adalah tantangan yang tak mudah untuk diakali, tentu juga akan memakan waktu lama untuk modifikasi pesawat sipil menjadi pesawat pembawa rudal. Masalah utama yang jadi kendala adalah lambatnya produksi Tu-124.
Pada 2014 misalnya, Pabrik Kazan diberi kontrak untuk membuat 20 pesawat, tapi hanya dua unit yang bisa diselesaikan pada tahun itu. Rusia sendiri menargetkan produksi 70 unit Tu-214 sampai 2030, tetapi tingkat produksi saat ini menunjukkan bahwa tujuan ini tidak dapat dicapai.
Kendala produksi ini menimbulkan pertanyaan tentang kelayakan mengadaptasi Tu-214 untuk penggunaan militer, terutama dalam memenuhi rencana ambisius sebagai platform pembawa rudal jelajah yang dirancang untuk penyebaran cepat dalam krisis.
Referensi Tulisan: bulgarianmilitary.com
Sumber Foto: sudah tertera






gonugraha76 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
626
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan