- Beranda
- Komunitas
- Sports
- Sundul Bola
Dibantai 6-0 di Tokyo, Tapi Indonesia Gak Sepenuhnya Kalah


TS
kuri214
Dibantai 6-0 di Tokyo, Tapi Indonesia Gak Sepenuhnya Kalah

Dibantai. Satu kata yang paling cocok buat menggambarkan hasil akhir laga Jepang vs Indonesia. Skor akhir 6-0, bukan 6-1, bukan 6-2. Enam kosong, dan itu bukan skor futsal 2x10 menit, bro. Ini laga resmi Kualifikasi Piala Dunia. Dan Indonesia? Kayak masuk kandang samurai, tapi bawa golok plastik dari pasar malam.
Taktikal Breakdown (dari seorang yang pernah ngopi bareng scout Liga Inggris)
Gue gak akan basa-basi. Nih masalah utama:
[ol][li]Mental Start-Up Terlalu Lama Loading
Begitu peluit babak pertama dibunyikan, kelihatan banget pemain kita kayak masih kaget. High press Jepang itu udah kayak tsunami kecil, dan kita malah main build-up pendek dari bawah. Apa kabar?[/li][li]Formasi Gak Fleksibel
Shin Tae-yong pasang 3-4-3 hybrid. Tapi problemnya, gak ada transisi ke 5-4-1 saat defense. Hasilnya? Sayap bocor, dua gol pertama Jepang lahir dari overload flank. Yakin masih cocok main ball-playing keeper pas lawan Jepang?[/li][li]Blunder Individual dan Gak Komunikatif
Kesalahan di lini belakang udah kayak sinetron sore hari: banyak drama, minim hasil. Back kita lebih sering komunikasi pake tatapan kosong. Keeper pun kayak lagi ikut lomba tebak arah bola.[/li][li]Lini Tengah? Libur Hari Itu
Gak ada yang bisa tahan bola, gak ada yang bisa deliver vertical pass. Bahkan sekelas Marselino pun kayak lagi diajak main speed chess sama pemain Jepang — gak dikasih napas.[/li][/ol]
Tapi Jangan Salah, Supporter Kita Gak Ikutan Kalah
Bro, yang namanya Bonek, Jakmania, Aremania, Viking, dan fans-fans lain yang ada di Jepang itu… gokil abis. Di luar stadion Saitama, sebelum kick-off, udah kayak pasar malam rasa Nusantara. Ada yang jual cilok frozen, ada yang nyanyi "Garuda di Dadaku" pakai ukelele, bahkan ada emak-emak ngebentang spanduk "Anak Medan Dukung Timnas". Gila, bangga banget gue liatnya.
Dan pas Indonesia kebobolan gol keempat? Gak ada yang pulang. Mereka tetap nyanyi. Tetap kibarin merah putih. Ini bukan soal menang atau kalah. Ini soal hadir.
Fakta Unik di Balik Laga Ini:
[ul][li]Tiket suporter Indonesia sold out dalam 3 jam di Tokyo. Bahkan ada yang rela naik kereta malam dari Osaka demi nonton.[/li][li]Banyak penonton Jepang kagum sama koreo mini dadakan dari tribun suporter kita — katanya, "Indonesia kalah skor, tapi menang aura".[/li][li]Salah satu banner paling nyentil: “Menang Kalah Biasa, Asal Jangan Kalah Semangat.”[/li][/ul]
Netizen Indonesia? Yah, Seperti Biasa, Terbelah Dua Alam
[ul][li]Pro (kaum realistis):
"Ya wajarlah kalah, Jepang itu peringkat 17 dunia, bro. Mereka main di Eropa semua. Timnas kita masih muda, ini proses. Jangan disamain."
"STY udah bawa kita ke level yang gak pernah kita capai 10 tahun terakhir. Sabar."[/li][li]Kontra (kaum kadrun bola & keyboard warrior):
"Udah ganti pelatih , tapi tetap kebobolan 6 biji? Out lah!"
"Gaya main bagus, tapi kok hasil begini? Gak ada perbaikan!"[/li][/ul]Sebagai pelatih bersertifikasi FIFA (yang dulu pernah hampir jadi asisten tim u-17 Portugal — hampir doang sih), gue cuma bisa bilang: ini bukan soal menang hari ini, tapi soal siap gak kita bertarung 5-10 tahun ke depan. Negara kayak Jepang itu bangun fondasi dari 90-an. Kita baru punya liga stabil aja belum.
Kesimpulan dari gue:
[ul][li]Timnas kita kalah, iya. Tapi bukan berarti bodoh. Yang bodoh itu yang gak belajar dari kekalahan.[/li][li]Suporter kita luar biasa. Kalau federasi dan pemain bisa belajar dari mereka soal totalitas dan cinta, kita gak akan lama di titik ini.[/li][li]Shin Tae-yong butuh dukungan dan evaluasi. Jangan cuma disanjung pas menang dan dicaci pas kalah. Evaluasi harus nyambung ke sistem: regenerasi pemain, pembinaan usia dini, dan kompetisi lokal.[/li][/ul]Karena sepak bola itu bukan cuma tentang hari ini. Tapi tentang hari esok yang mau kita bentuk — bareng-bareng.
Diubah oleh kuri214 11-06-2025 14:36
0
75
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan