Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Kontras Kutuk Teror Kepala Babi terhadap Mahasiswa Papua, Desak Polisi Usut Tuntas

Konten Sensitif
Kontras Kutuk Teror Kepala Babi terhadap Mahasiswa Papua, Desak Polisi Usut Tuntas

KontraS mengutuk teror kepala babi terhadap dua aktivis mahasiswa Papua di Bali dan mendesak Polri mengusut tuntas kasus ini sebagai upaya menjamin hak atas rasa aman.
9 Juni 2025 | 11.44 WIB


Paket berisi kepala babi busuk yangn diterima Aliansi Mahasiswa Papua di Denpasar, Bali, 6 Juni 2025. Dok. AMP Papua Denpasar
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mengecam keras aksi teror berupa pengiriman bangkai kepala babi busuk kepada dua aktivis Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) di Denpasar, Bali, pada Jumat, 6 Juni 2025. Wakil Koordinator Bidang Eksternal KontraS, Andrie Yunus, menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk intimidasi yang bertentangan dengan prinsip demokrasi.

"Hal ini jelas merupakan perbuatan tercela yang bertujuan mengintimidasi aktivitas mahasiswa Papua di Bali yang hari ini getol melakukan kritik terhadap kekerasan bersenjata serta perampasan ruang hidup dan kerusakan lingkungan di Papua,” ujar Andrie melalui aplikasi perpesanan WhatsApp, Senin, 9 Juni 2025.

Dua mahasiswa yang menjadi sasaran teror tersebut adalah Wemison Enembe dan Yuberthinus Gobay, yang selama ini aktif dalam keorganisasian AMP. Wemison menjabat sebagai Ketua AMP Komite Kota Bali, sedangkan Yuberthinus merupakan salah satu pengurus di tingkat nasional.

Nama mereka tertera jelas dalam paket teror yang dikirimkan, bersama dengan keterangan buku “Papua Bergerak”. Namun saat dibuka, isinya bukan buku, melainkan bangkai kepala babi busuk dan tanah.

Andrie juga menyoroti adanya pola teror yang kian marak terhadap individu atau kelompok yang bersikap kritis terhadap pemerintahan saat ini. Ia merujuk pada kasus serupa yang menimpa jurnalis Tempo serta aktivis lingkungan Delima Silalahi di Sumatera Utara.

Kedua, belakangan terjadi rentetan teror terhadap mereka yang kritis terhadap kebijakan yang dijalankan rezim Prabowo-Gibran. Selain Tempo dan mahasiswa AMP, sebelumnya teror serupa juga dialami aktivis lingkungan Delima Silalahi di Sumatera Utara yang rumahnya dikirimi bangkai burung,” tambahnya.

Aktivis alumni Sekolah Tinggi Hukum Jentera itu menilai kegagalan aparat kepolisian dalam mengungkap pelaku teror sebelumnya telah melanggengkan budaya impunitas yang berpotensi mendorong terjadinya kasus-kasus serupa di berbagai tempat.

“Artinya, ada pola peristiwa yang berulang berkaitan dengan intimidasi ini yang pada akhirnya bermuara pada lingkaran impunitas. Kami mendesak agar Polri menuntaskan kasus rentetan teror pengiriman bangkai hewan ke sejumlah aktivis di Indonesia guna menjamin hak atas rasa aman,” ujarnya.


https://www.tempo.co/politik/kontras...tuntas-1673511
terror kepada para mahasiswa Papua yang lantang menyerukan juga kemerdekaan Papua


variolikesAvatar border
wintersldierzAvatar border
wintersldierz dan variolikes memberi reputasi
0
310
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan