- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Instruksi Kementan: Sawah Ditanami Padi, Bukan Komoditas Lain


TS
nadaramadhan20
Instruksi Kementan: Sawah Ditanami Padi, Bukan Komoditas Lain

Potret hamparan sawah di Kelurahan Babat Jerawat, Kecamatan Pakal Surabaya, Minggu (08/12/2024). tirto.id/Akbar Darojat
Kementerian Pertanian (Kementan) menginstruksikan agar seluruh lahan sawah di Indonesia ditanami padi bukan komoditas lain. Instruksi ini disampaikan Sekjen Kementerian Pertanian (Kementan), Ali Jamil, dalam Rapat Koordinasi Percepatan Swasembada Pangan Menghadapi Musim Kemarau 2025 yang digelar, Selasa (3/6/2025).
Menurut Ali, pengalihan fungsi sawah saat ini seringkali terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan menanam komoditas lain seperti jagung, tembakau, dan kacang tanah. Ia menilai, praktik tersebut harus diubah agar indeks pertanaman padi bisa meningkat.
"Itu yang kita gerakkan semua kedaerah-daerah, teman-teman para kepala dinas, baik dari provinsi maupun kabupaten mengawal itu, kegiatan itu, untuk bisa kita, tadi, bagaimana meningkatkan Indeks Pertanaman padi di sawah tadah hujan," ujar Ali, dalam keterangan tertulis pada Selasa (3/6/2025).
Sebagai bentuk dukungan, Ali mengaku telah menyalurkan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), termasuk pompa air dan pipa. Bantuan ini, kata dia ditujukan untuk memaksimalkan sawah-sawah yang berada di sekitar sungai melalui skema pompanisasi dan irigasi perpipaan.
"Bahkan relatif tidak pakai pompa kalau irigasi perpipaan ini, tapi pipa yang kita berikan nanti alirannya melalui gravitasi. Jadi gravitasi dari puncak bukit atau gunung nanti ke bawah melalui pipa, tidak melalui permukaan tanah lagi," tutur Ali.
Lebih jauh, Ali mengatakan saat ini pemerintah juga tengah mendorong pemanfaatan lahan rawa dan pengembangan padi gogo sebagai bagian dari diversifikasi ekosistem pertanian. Hal ini dilakukan karena dia menilai masih banyak lahan rawa di berbagai wilayah seperti Aceh, Sumatera Selatan, dan Papua Selatan yang belum dioptimalkan.
"Ada program kita juga optimasi lahan, optimasi lahan namanya itu juga di lahan rawa. Tahun 2024 kita punya program ini Pak, Bapak-Ibu semua para Gubernur, Bupati, Wali Kota, itu ada sekitar 349.000 hektare. Di rawa kita juga, lahan sawah kita yang di rawa, itu luasnya kira-kira lebih dari 1 juta [hektare]," ungkapnya.
Selain itu, menurut dia sawah tadah hujan juga dapat ditingkatkan produktivitasnya dari satu kali tanam di musim hujan menjadi dua hingga tiga kali tanam dalam setahun. Hal ini, kata Ali agar hasil panen lebih banyak.
"Artinya, tidak sama dengan yang dulu-dulu itu Pak, maka produksi beras kita harapannya, baik di Juni, Juli ini dan seterusya, nanti sampai September, mudah-mudahan bisa kita bertanam, para petani kita bisa bertanam," tandasnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Tomsi Tohir menyampaikan, program irigasi dan pompanisasi akan digencarkan sebagai antisipasi musim kemarau. Dia menilai dalam realisasi ini penting adanya kejelasan teknis di lapangan, termasuk terkait bentuk bantuan, waktu pelaksanaan, serta penanggung jawab program dari masing-masing kementerian/lembaga.
"Hal-hal yang tentunya akan dibantu dari Kementan dan Kementerian PU ini ke daerah berupa apa, kemudian nilainya berapa, kapan akan dilaksanakan, kemudian siapa yang bertanggung jawab. Apakah pelaksananya diserahkan kepada daerah atau ke pusat," tegasnya.
Sebagai informasi, pemerintah menggelar Rapat Koordinasi Percepatan Swasembada Pangan Menghadapi Musim Kemarau 2025 di Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Rapat tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Kemendagri, Kementerian Pertanian (Kementan), dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU), serta secara daring oleh para kepala daerah dan jajaran Dinas Pertanian masing-masing.
Sumber: Tirto
0
606
32


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan