- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Langkah yang Tak Pernah Sia-sia


TS
yantosau
Langkah yang Tak Pernah Sia-sia

Di tengah hiruk pikuk kota kecil bernama Lembang, tinggal seorang pria bernama Fajar, seorang pemuda berusia 31 tahun yang menjalani hidup sederhana sebagai penjaga toko retail. Dengan gaji dua juta rupiah per bulan, hidup Fajar bukanlah kisah kemewahan, tetapi penuh semangat dan keteguhan hati.
Setiap pagi, Fajar bangun sebelum matahari terbit. Ia menyiapkan diri untuk bekerja di toko dari pukul sembilan pagi hingga lima sore. Rutinitasnya sederhana: sarapan seadanya, berangkat kerja dengan berjalan kaki dari kos-kosannya yang sempit, dan kembali saat langit mulai gelap. Namun, di balik wajahnya yang kalem, ada tekad besar: Fajar ingin mengubah nasib, bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk orangtuanya yang tinggal di kampung.
Suatu hari, saat sedang beristirahat di belakang toko, Fajar membuka ponsel bututnya dan menemukan sebuah video tentang seorang pemuda biasa yang sukses membangun channel YouTube dari nol hanya dengan modal semangat dan konsistensi. Video itu menggugah semangatnya. Ia berpikir, “Kalau dia bisa, kenapa aku tidak?”
Malam harinya, Fajar mulai mencatat ide-ide konten. Ia tidak punya laptop, kamera, apalagi studio. Tapi ia punya satu hal yang tak ternilai: pengetahuan tentang parfum. Selama bertahun-tahun, Fajar menjadi pengamat setia wangi-wangian yang dijual di toko. Ia tahu mana yang tahan lama, mana yang menyebar lembut, bahkan bisa menebak inspirasi dari setiap bibit parfum hanya dengan satu semprotan.
Dari situlah, lahirlah ide: membuat channel YouTube tentang parfum — mulai dari review, tips mencampur bibit, hingga edukasi tentang fixatif dan pra-treatment alkohol. Ia menamai channel-nya “Wangi Sederhana”.
Awalnya, tak ada yang menonton. Tapi Fajar tetap semangat. Ia merekam dengan kamera ponsel, mengedit di aplikasi gratisan, dan mengunggah satu video setiap minggu. Bulan demi bulan berlalu. Hingga suatu hari, sebuah video berjudul “Parfum 20 Ribu Tapi Setara dengan Branded?” viral di media sosial. Jumlah penonton melejit, komentar berdatangan, dan subscriber-nya melonjak.
Tawaran kerja sama mulai datang. Ada produsen parfum lokal yang ingin mengiklankan produknya. Ada juga toko online yang memintanya menjadi brand ambassador. Penghasilan tambahan mulai mengalir, dan sedikit demi sedikit Fajar menabung. Ia membeli kamera bekas, lalu mikrofon kecil. Ia tetap tinggal di kos, tapi kini bisa membantu orangtuanya membayar pengobatan.
Namun, Fajar tidak terbuai. Ia tahu, langkah kecil yang ia ambil di awal bukan hanya soal mencari uang, tapi soal keberanian untuk memulai. Ia terus belajar, membaca, dan bahkan mulai meracik parfum sendiri. Tujuannya bukan hanya menjadi YouTuber parfum, tapi perfumer sejati — pembuat wewangian dengan tangan dan hatinya sendiri.
Pada tahun ketiga channel-nya berjalan, Fajar membuka toko kecil bernama “Aroma Fajar”. Di sinilah ia menjual parfum racikannya sendiri, menyambut pelanggan dengan senyum tulus, dan memberi edukasi langsung tentang dunia wangi-wangian.
Ketika wartawan lokal datang untuk mewawancarainya, Fajar hanya berkata singkat, “Hidup bukan tentang seberapa besar langkah kita, tapi seberapa sering kita bersedia melangkah, meski kecil. Yang penting, tak pernah berhenti.”
Cerita ini menggambarkan bahwa dengan ketekunan dan semangat, bahkan dari kondisi yang sangat terbatas pun, kita bisa menciptakan perubahan besar.


intanasara memberi reputasi
1
176
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan