Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Pemerintah Tulis Ulang Sejarah, PDIP: Tolong Sesuai Fakta, Jangan Ditutup-tutupi

Pemerintah Tulis Ulang Sejarah, PDIP: Tolong Sesuai Fakta, Jangan Ditutup-tutupi
Tayang: Minggu, 1 Juni 2025 12:37 WIB
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Theresia Felisiani
zoom-inlihat fotoPemerintah Tulis Ulang Sejarah, PDIP: Tolong Sesuai Fakta, Jangan Ditutup-tutupi
Tribunnews.com/Fersianus Waku
TULIS SEJARAH PDIP - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Djarot Saiful Hidayat, seusai peringatan Hari Lahir Pancasila di halaman Masjid At Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (1/6/2025). (Fersianus Waku)
PDIP, Gerindra, hingga PAN Masuk 5 Partai Terpopuler Versi Survei IPO
Baca Selanjutnya:
PDIP, Gerindra, hingga PAN Masuk 5 Partai Terpopuler Versi Survei IPO

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Djarot Saiful Hidayat, meminta penulisan ulang sejarah yang tengah dilakukan pemerintah harus transparan.

Djarot mencontohkan ketika Pemerintahan Presiden Soeharto atau yang dikenal Orde Baru melarang peringatan Hari Lahir Pancasila.

"Karena pemerintah waktu itu berdasarkan tulisan dari Prof. Nugroho Notosusanto, mengatakan Hari Lahir Pancasila bukan 1 Juni, itu dilawan dan itu diluruskan oleh para sejarawan," kata Djarot seusai peringatan Hari Lahir Pancasila di halaman Masjid At Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (1/6/2025).

Oleh karena itu, Djarot mengingatkan agar penulisan ulang sejarah yang tengah dilakukan pemerintah harus berdasarkan fakta.

"Maka dari pada itu penulisan sejarah itu tolong benar-benar sesuai dengan fakta sejarah, bukan history bukan story mereka yang menang tetapi betul-betul story cerita perjuangan bangsa kita ini," ujarnya.

Lebih lanjut, mantan anggota DPR RI ini meminta agar penulisan sejarah harus dilakukan secara terbuka.

"Janganlah kemudian sejarah itu ditutup-tutupi, janganlah sejarah itu disimpang-simpangkan, maka kita harus benar-benar ketika ada penulisan sejarah itu harus dilakukan dengan terbuka," ucap Djarot.

Sebanyak 113 sejarawan dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia dalam proyek penulisan ulang sejarah nasional.


Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan, proyek ini bertujuan membangun kembali penulisan sejarah nasional yang selama ini dinilai masih banyak dipengaruhi perspektif kolonial.

Dengan melibatkan akademisi dari berbagai daerah, dia berharap sejarah dapat ditulis dengan pendekatan Indonesia sentris.

“Jadi kita ingin sejarah ini ditulis secara inklusif dengan Indonesia sentris. Jadi perspektif Indonesia, kalau perspektifnya Belanda tidak ada penjajahan, ya mereka melihatnya beda,” kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2025).


https://www.tribunnews.com/nasional/...itutup-tutupi.
PDIP mengingatkan

kakekane.cellAvatar border
smersh64Avatar border
smersh64 dan kakekane.cell memberi reputasi
2
414
19
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan