- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jessica Kopi Sianida Wongso Buka Suara di Australia, Netizen Geram


TS
medievalist
Jessica Kopi Sianida Wongso Buka Suara di Australia, Netizen Geram
Jessica 'Kopi Sianida' Wongso Buka Suara di Australia, Netizen Geram
Sabtu, 31 Mei 2025 | 08:37 WIB

Wawancara Jessica Wongso dengan media Australia membuat netizen geram. (Spotlight/DOK)
Jakarta, Beritasatu.com - Jessica Wongso kini jadi sorotan lagi setelah muncul di televisi prime-time Australia membantah kedekatannya dengan Mirna Salihin. Jessica Wongso, yang kini berstatus penduduk tetap Australia, menegaskan bahwa hubungannya dengan korban, Mirna Salihin, jauh dari kata dekat.
Jessica Wongso dinyatakan bersalah atas kematian Mirna Salihin, yang diracuni sianida dalam kopi es pada 2016. Kasus ini sangat menyita perhatian publik Indonesia karena melibatkan dua wanita muda keturunan Tionghoa dari kalangan elit Jakarta. Namun, Jessica Wongso mendapat pembebasan bersyarat pada Agustus 2024 setelah menjalani delapan tahun dari vonis 20 tahun penjara.
Dalam wawancara dengan program Spotlight di Seven Network Australia yang juga telah diunggah dalam kanal YouTube resmi mereka, Jessica Wongso kali ini malah membantah tuduhan dekat dengan Mirna. Ia mengatakan mereka hanya saling mengenal karena berasal dari negara yang sama, bukan teman dekat.
“(Persahabatan itu) karena kami berasal dari negara yang sama. Kami bukan sahabat atau apa. Setelah lulus, dia kembali ke Indonesia, saya tinggal di Australia,” kata Jessica Wongso dikutip Beritasatu.com, Sabtu (31/5/2025).
Namun, pernyataan Jessica Wongso di Australia itu justru memicu kemarahan publik, terutama di Indonesia. Banyak netizen menganggap sikap Jessica yang tampil membantah dan berusaha membersihkan nama di media asing sebagai bentuk kurangnya rasa tanggung jawab atas kasus serius yang menjeratnya.
Seorang warganet Indonesia menulis di Twitter, “Jessica Wongso muncul di TV Australia seolah tidak bersalah, tapi kita tidak lupa tragedi Mirna. Ini sakit hati banget!”
Sementara itu, di Australia, netizen juga ikut geram. Seorang pengguna Facebook menulis, “Dia dihukum atas kasus serius, tapi sekarang muncul di TV dan mencoba membela diri? Ini mengecewakan dan tidak menghargai hukum,” tulisnya.
Di Instagram, komentar bernada serupa juga ramai: “Wawancara ini membuat saya meragukan sistem hukum. Jessica Wongso seharusnya fokus pada pembebasan diri secara hukum, bukan mencari simpati media.”
Jessica Wongso sendiri mengaku tidak dapat menjawab semua pertanyaan karena syarat pembebasan bersyarat dan proses hukum yang masih berjalan. Namun, kemunculannya di media Australia tetap memancing kontroversi dan perdebatan sengit di dua negara.
Apalagi dalam wawancara tersebut Spotlight menguatkan narasi pengadilan Jessica Wongso berjalan dengan tidak adil melalui pernyataan pengamat. Contohnya pernyataan Profesor hukum Indonesia dari Universitas Sydney, Simon Butt yang berpendapat Jessica Wongso tidak diberi hak praduga tak bersalah.
“Di pengadilan dan media, Wongso digambarkan sebagai orang gila, jahat, dan pembunuh. Tetapi bukti terhadap Wongso selalu bersifat tidak langsung dan tipis," ucapnya.
Sejak bebas, saat ini Jessica Wongso memang berusaha membersihkan nama sambil berkarier sebagai influencer media sosial. Namun, ia mengaku tidak bisa menjawab banyak pertanyaan terkait kasus karena pembatasan syarat pembebasan bersyarat dan proses peninjauan kembali yang masih berlangsung.
Beberapa ahli hukum seperti Tim Lindsey dari Centre for Indonesian Law, Islam and Society, menyatakan peluang Jessica Wongso untuk membatalkan putusan pengadilan sangat kecil tanpa bukti baru yang kuat. Upaya sebelumnya selalu gagal, walaupun kritik terhadap proses penuntutan yang “sangat cacat” dan bukti yang lemah masih bergema di masyarakat.
Banyak netizen dan pengamat hukum di Indonesia yang meradang setelah melihat wawancara Jessica Wongso ini. Mereka mempertanyakan mengapa wanita yang dinyatakan bersalah atas kasus pembunuhan berencana bisa mendapatkan pembebasan dan sekarang muncul membela diri di media internasional.
https://www.beritasatu.com/nasional/...-netizen-geram
Lawyernya jg udah jadi wamen
Sabtu, 31 Mei 2025 | 08:37 WIB

Wawancara Jessica Wongso dengan media Australia membuat netizen geram. (Spotlight/DOK)
Jakarta, Beritasatu.com - Jessica Wongso kini jadi sorotan lagi setelah muncul di televisi prime-time Australia membantah kedekatannya dengan Mirna Salihin. Jessica Wongso, yang kini berstatus penduduk tetap Australia, menegaskan bahwa hubungannya dengan korban, Mirna Salihin, jauh dari kata dekat.
Jessica Wongso dinyatakan bersalah atas kematian Mirna Salihin, yang diracuni sianida dalam kopi es pada 2016. Kasus ini sangat menyita perhatian publik Indonesia karena melibatkan dua wanita muda keturunan Tionghoa dari kalangan elit Jakarta. Namun, Jessica Wongso mendapat pembebasan bersyarat pada Agustus 2024 setelah menjalani delapan tahun dari vonis 20 tahun penjara.
Dalam wawancara dengan program Spotlight di Seven Network Australia yang juga telah diunggah dalam kanal YouTube resmi mereka, Jessica Wongso kali ini malah membantah tuduhan dekat dengan Mirna. Ia mengatakan mereka hanya saling mengenal karena berasal dari negara yang sama, bukan teman dekat.
“(Persahabatan itu) karena kami berasal dari negara yang sama. Kami bukan sahabat atau apa. Setelah lulus, dia kembali ke Indonesia, saya tinggal di Australia,” kata Jessica Wongso dikutip Beritasatu.com, Sabtu (31/5/2025).
Namun, pernyataan Jessica Wongso di Australia itu justru memicu kemarahan publik, terutama di Indonesia. Banyak netizen menganggap sikap Jessica yang tampil membantah dan berusaha membersihkan nama di media asing sebagai bentuk kurangnya rasa tanggung jawab atas kasus serius yang menjeratnya.
Seorang warganet Indonesia menulis di Twitter, “Jessica Wongso muncul di TV Australia seolah tidak bersalah, tapi kita tidak lupa tragedi Mirna. Ini sakit hati banget!”
Sementara itu, di Australia, netizen juga ikut geram. Seorang pengguna Facebook menulis, “Dia dihukum atas kasus serius, tapi sekarang muncul di TV dan mencoba membela diri? Ini mengecewakan dan tidak menghargai hukum,” tulisnya.
Di Instagram, komentar bernada serupa juga ramai: “Wawancara ini membuat saya meragukan sistem hukum. Jessica Wongso seharusnya fokus pada pembebasan diri secara hukum, bukan mencari simpati media.”
Jessica Wongso sendiri mengaku tidak dapat menjawab semua pertanyaan karena syarat pembebasan bersyarat dan proses hukum yang masih berjalan. Namun, kemunculannya di media Australia tetap memancing kontroversi dan perdebatan sengit di dua negara.
Apalagi dalam wawancara tersebut Spotlight menguatkan narasi pengadilan Jessica Wongso berjalan dengan tidak adil melalui pernyataan pengamat. Contohnya pernyataan Profesor hukum Indonesia dari Universitas Sydney, Simon Butt yang berpendapat Jessica Wongso tidak diberi hak praduga tak bersalah.
“Di pengadilan dan media, Wongso digambarkan sebagai orang gila, jahat, dan pembunuh. Tetapi bukti terhadap Wongso selalu bersifat tidak langsung dan tipis," ucapnya.
Sejak bebas, saat ini Jessica Wongso memang berusaha membersihkan nama sambil berkarier sebagai influencer media sosial. Namun, ia mengaku tidak bisa menjawab banyak pertanyaan terkait kasus karena pembatasan syarat pembebasan bersyarat dan proses peninjauan kembali yang masih berlangsung.
Beberapa ahli hukum seperti Tim Lindsey dari Centre for Indonesian Law, Islam and Society, menyatakan peluang Jessica Wongso untuk membatalkan putusan pengadilan sangat kecil tanpa bukti baru yang kuat. Upaya sebelumnya selalu gagal, walaupun kritik terhadap proses penuntutan yang “sangat cacat” dan bukti yang lemah masih bergema di masyarakat.
Banyak netizen dan pengamat hukum di Indonesia yang meradang setelah melihat wawancara Jessica Wongso ini. Mereka mempertanyakan mengapa wanita yang dinyatakan bersalah atas kasus pembunuhan berencana bisa mendapatkan pembebasan dan sekarang muncul membela diri di media internasional.
https://www.beritasatu.com/nasional/...-netizen-geram
Lawyernya jg udah jadi wamen

0
1.2K
43


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan