- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Aktivis HAM Papua Kecam TPNPB-OPM karena Penembakan di Area Rumah Sakit


TS
mabdulkarim
Aktivis HAM Papua Kecam TPNPB-OPM karena Penembakan di Area Rumah Sakit

Theo Hesegem meminta TPNPB-OPM tidak menyerang ke tempat-tempat umum karena melanggar hukum humaniter internasional.
31 Mei 2025 | 09.54 WIB
Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) Theo Hesegem (kedua dari kiri) menggelar konferensi pers mengenai dugaan pelanggaran HAM di Sekretariat YKKMP pada Selasa, 22 April 2025. Dalam konferensi pers itu, Theo memaparkan kasus penculikan dan pembunuhan warga di Kampung Yuguru, Distrik Mebarok, Kabupaten Nduga, dan perusakan buku di kantor SDN Yuguru. Foto: YKKMP
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua Theo Hesegem mengecam serangan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM di area rumah sakit. Menurut Theo, serangan terhadap polisi yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua pada Rabu malam, 28 Mei 2025 melanggar ketentuan hukum humaniter internasional.
Theo berujar tempat-tempat umum tidak boleh diganggu meski dalam kondisi konflik sekalipun. "Saya sebagai pembela HAM sangat prihatin terhadap penembakan yang terjadi terhadap anggota polisi di Rumah Sakit Umum Wamena," kata Theo dalam keterangan tertulis pada Sabtu, 31 Mei 2025.
Dia menyampaikan bahwa area rumah sakit, sekolah, gereja, masjid tidak boleh diganggu dengan cara apapun. "Sekalipun musuh, yang sedang berada di wilayah area rumah sakit harus dilindungi," ucap Theo.
Theo berujar serangan di fasilitas kesehatan akan mengganggu psikologi seluruh pasien dan petugas rumah sakit. Maka dari itu, dia menilai penembakan di area RSUD Wamena adalah pelanggaran HAM karena hukum humaniter internasional telah melarang serangan di obyek yang vital terhadap kelangsungan hidup manusia.
Theo berkata hukum humaniter internasional menjamin perlindungan khusus bagi rumah sakit selama konflik bersenjata. Rumah sakit, termasuk fasilitas dan unit kesehatan, tidak boleh diserang. "Pihak yang berperang juga dilarang menyerang tenaga medis."
Maka dari itu, Theo meminta TPNPB-OPM untuk tidak lagi melakukan penembakan di area rumah sakit. "Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat agar menghargai dan meghormati serta tunduk pada hukum humaniter internasional," kata Theo.
Insiden penembakan terjadi di depan RSUD Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua pada Rabu malam, 28 Mei 2025. Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengklaim ada dua aparat yang menjadi korban penembakan.
Dia menyebut polisi yang menjadi korban sebagai aparat militer. "Diduga telah meninggal dunia karena jarak tembak sekitar 10 meter," kata Sebby dalam keterangan tertulis.
Kepala Operasi Damai Cartenz Brigadir Jenderal Faizal Ramadhani menyebut korban tertembak adalah Brigadir Polisi Kepala Marsidon Debataraja. Berbeda dengan Sebby, Faizal hanya menyebut satu korban dari insiden penembakan itu.
Menurut Faizal, Marsidon ditembak orang tak dikenal saat berada dalam mobil patroli setelah selesai mengantar korban kecelakaan ke RSUD Wamena. "Hal ini merupakan tindakan kriminal keji yang tidak bisa ditoleransi," kata Faizal dalam keterangan tertulis pada Kamis, 29 Mei 2025.
https://www.tempo.co/politik/aktivis...-sakit-1603162
Bupati Jayawijaya Desak KKB Angkat Kaki dari Wamena Imbas Penembakan Polisi

Tim detikcom - detikSulsel
Jumat, 30 Mei 2025 14:00 WIB
Foto: Mobil Satlantas Polres Jayawijaya rusak ditembak OTK hingga satu personel luka. (dok. Istimewa)
Jayawijaya - Bupati Jayawijaya Atenius Murib geram dengan ulah kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya yang diduga dalang penembakan anggota polantas, Bripka Marsidon Debataraja di depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wamena. Atenius pun mendesak KKB segera angkat kaki dari Wamena.
"Ini adalah peringatan terakhir. Tidak ada tempat untuk kejahatan di Wamena. Kalau Anda ada di sini, segera angkat kaki," tegas Atenius usai menggelar pertemuan darurat di kantor Bupati Jayawijaya, Kamis (29/5/2025).
Atenius menjelaskan pertemuan itu melibatkan Pemprov Papua Pegunungan, tokoh masyarakat, tokoh adat hingga perwakilan aparat keamanan serta lembaga sipil. Pertemuan itu menyikapi insiden penembakan anggota polisi.
"Kejadian di RSUD Wamena sangat kami sesalkan, namun saat ini situasi telah aman dan terkendali. Masyarakat bisa kembali beraktivitas seperti biasa," tuturnya.
Dia menegaskan, aksi KKB tidak bisa ditolerir. Atenius menyebut Wamena yang merupakan ibu kota dari Jayawijaya bukan tempat untuk aksi kriminal bersenjata, melainkan tempat bagi pendidikan dan kesehatan serta masa depan masyarakat.
"Wamena adalah kota kehidupan, bukan kota kekacauan. Tempat orang mendapatkan pendidikan, pengobatan, dan mencari penghidupan yang layak. Kami tidak akan biarkan kelompok bersenjata merusaknya," tegas Atenius.
Atenius mengakui pelaku penembakan merupakan KKB pimpinan Egianus Kogoya berdasarkan pesan yang beredar di media sosial. Dalam pesan tersebut, kelompok Egianus dan Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom mengaku bertanggung jawab atas penembakan polantas.
"Pernyataan kelompok tersebut sudah dibacanya sebanyak dua kali, bahwa kelompok tersebut bertanggung jawab atas insiden tersebut. Saya sudah membaca pernyataan dari kelompok Egianus Kogoya," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, anggota Satlantas Polres Jayawijaya Bripka Marsidon ditembak di depan RSUD Wamena pada Rabu (28/5) sekitar pukul 19.14 WIT. Korban ditembak usai mengantar korban kecelakaan lalu lintas ke rumah sakit.
"Pelaku melepaskan tembakan dari luar pagar RSUD yang berada di sisi Jalan Trikora dan mengenai korban. Pelaku diduga menggunakan senjata api laras panjang," ujar Kaops Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani dalam keterangannya, Kamis (29/5).
https://www.detik.com/sulsel/hukum-d...mbakan-polisi.
serangan KKB diam-diam di Wamena






tepsuzot dan 2 lainnya memberi reputasi
3
181
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan