- Beranda
- Komunitas
- News
- Citizen Journalism
Kisah Haru Mariyati: Guru Honorer 22 Tahun Mengabdi Kini Diangkat ASN


TS
moh.yasin22
Kisah Haru Mariyati: Guru Honorer 22 Tahun Mengabdi Kini Diangkat ASN

Kebahagiaan terpancar jelas dari wajah Mariyati, guru honorer asal Desa Widoro, Kecamatan Pacitan, Jawa Timur. Setelah lebih dari dua dekade mengabdi di dunia pendidikan, penantian panjangnya akhirnya berakhir manis. Perempuan berusia 41 tahun ini resmi diangkat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui skema Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
“Saya sangat bersyukur. Ini penantian panjang yang penuh perjuangan,” ucap Mariyati dengan mata berkaca-kaca usai menerima Surat Keputusan (SK) pengangkatan dari Bupati Pacitan, di Pendopo Kabupaten, Senin (27/5/2025).
Perjuangan Mariyati tidaklah mudah. Sejak 2003, ia memulai karier sebagai guru bantu di SMP Ma’arif Kalikuning, Kecamatan Tulakan. Kemudian, ia melanjutkan pengabdiannya di SDN 1 Gangsang. Setiap hari, ia harus menempuh perjalanan sejauh 60 kilometer pulang-pergi dari rumahnya di Dusun Ngetol demi menjalankan tugasnya sebagai pendidik.
Bahkan di awal masa mengajarnya, Mariyati belum memiliki kendaraan pribadi. Ia harus naik angkutan umum dua kali hanya untuk sampai ke sekolah. Namun, semua keterbatasan itu tak pernah menghalanginya untuk mendidik anak-anak pelosok dengan sepenuh hati.
Tahun 2007 menjadi salah satu momen paling menyesakkan bagi Mariyati. Saat banyak guru seangkatannya diangkat sebagai Honorer Daerah, namanya tidak tercantum dalam daftar. Lebih menyedihkan lagi, formasi guru Bahasa Inggris — mata pelajaran yang ia ampu — selalu terbatas. Bahkan dua mantan siswanya sudah lebih dulu menjadi ASN pada tahun 2022 dan 2023.
“Ya, saya sempat merasa sedih. Tapi saya percaya, setiap orang punya waktu dan jalannya masing-masing,” tuturnya penuh makna.
Meskipun berkali-kali dikecewakan, Mariyati tak pernah menyerah. Ia tetap setia mendidik siswa di pelosok dengan penuh dedikasi. Kini, status PPPK yang ia sandang menjadi bukti bahwa kesabaran dan pengabdian tak pernah sia-sia.
“Semoga ini jadi penyemangat untuk teman-teman guru lainnya. Jangan pernah menyerah. Tuhan pasti melihat,” pungkas ibu tiga anak ini.
Kisah Mariyati menjadi cerminan nyata dari perjuangan para guru honorer di pelosok Indonesia. Mereka bekerja dalam sunyi, menjadi tulang punggung pendidikan tanpa pamrih. Kini, pengabdian itu mulai mendapat pengakuan yang layak dari negara.
INFO LENGKAPNYA DI SINI






bimshartanto dan 7 lainnya memberi reputasi
8
570
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan