Kaskus

Tech

michaeljohnr875Avatar border
TS
michaeljohnr875
Mengapa Infinix Masih Dipandang Sebelah Mata Padahal Performanya Luar Biasa?
Mengapa Infinix Masih Dipandang Sebelah Mata Padahal Performanya Luar Biasa?
Di tengah dominasi merek-merek besar seperti Samsung, Xiaomi, atau Oppo, Infinix kerap kali dipandang sebelah mata. Meskipun telah meluncurkan berbagai produk dengan spesifikasi unggulan dan harga yang kompetitif, brand ini masih belum mendapatkan pengakuan yang layak dari sebagian besar konsumen gadget, terutama di pasar Indonesia. 

Tak jarang saya menemukan sentimen ‘negatif’ terhadap produk ini diberbagai platform media sosial.Padahal jika dilihat dari performa dan fitur yang ditawarkan, Infinix layak bersaing di kelas menengah hingga flagship, namun dengan harga yang masih terjangkau.

Performa yang Tak Bisa Dianggap Remeh
Meskipun menargetkan produk mereka pada pasar entry level dan midrange, produk ini berani menawarkan kecanggihan performa yang seringkali mengungguli kelas harganya. Contohnya pada Infinix Note 50 5G Series yang baru-baru ini rilis. Dibanderol di harga 2-3 jutaan, varian ini telah ditenagai oleh chip MediaTek Dimensity 7300-Ultimate, sebuah chip yang umumnya hadir di harga 4 jutaan. 

Belum lagi jika membahas tentang Infinix GT 30 Pro yang rilis 23 Mei lalu, dibanderol di harga 3-4 jutaan, smartphone ini berani menghadirkan Dimensity 8350 Ultimate yang dipadukan dengan berbagai fitur premium lainnya. Bahkan model ini telah menjamin gaming full FPS di berbagai game berat, tanpa lag dan tanpa frame drop dengan suhu stabil. 

Meskipun telah membuktikan diri bahwa produk-produknya memang mumpuni, mengapa masih banyak orang yang meremehkan brand ini?

1. Citra sebagai Merek “Murah”
Salah satu faktor utama adalah persepsi masyarakat. Infinix sejak awal dikenal sebagai merek yang fokus di segmen entry-level dan menengah. Harga terjangkau yang ditawarkan seringkali justru menjadi bumerang, karena di mata sebagian orang, harga murah identik dengan kualitas rendah. Padahal, strategi harga kompetitif Infinix justru ditujukan agar teknologi canggih bisa diakses oleh lebih banyak pengguna.

2. Minimnya Kepercayaan terhadap Purna Jual
Konsumen Indonesia cenderung memilih brand yang punya layanan purna jual kuat dan jaringan servis yang luas. Di masa lalu, Infinix sempat dianggap belum maksimal dalam aspek ini. Walaupun kini Infinix sudah memperbaiki layanan servis dan garansi di berbagai kota besar, stigma lama masih melekat. Membentuk perspektif yang kurang baik di masyarakat.

4. Kurangnya Eksposur dari Teknologi Kamera dan Fitur Flagship
Saat merek lain memamerkan kolaborasi kamera seperti Leica (Xiaomi) atau ZEISS (vivo), Infinix masih dinilai kurang menonjolkan kemampuan kameranya dalam aspek sinematik atau profesional. Infinix lebih sering menonjolkan performa produk mereka sebagai perangkat gaming. Padahal, performa gaming bukan menjadi satu-satunya penilaian konsumen. Beberapa konsumen justru lebih memilih smartphone yang mampu menghasilkan kualitas foto mumpuni, terutama karena sosial media semakin marak digunakan.

Menurut saya, Infinix sebenarnya sudah menunjukan perbaikan luar biasa pada produk-produk mereka. Sayangnya, perspektif masyarakat yang terlanjur terbentuk sulit untuk diubah dalam waktu singkat. Banyak pengguna belum benar-benar mencoba atau memberi kesempatan pada Infinix untuk membuktikan kemampuannya secara langsung, dan justru hanya berpatokan pada opini umum atau review sepintas tanpa berusaha mencari tahu lebih lanjut.

Kalau menurut Gan dan Sis bagaimana?



0
366
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan