- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jumlah Pendaftar Pendidikan di Barak Militer Depok Membludak


TS
gentongbabi
Jumlah Pendaftar Pendidikan di Barak Militer Depok Membludak
Quote:

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi didampingi Wali Kota Depok Supian Suri usai rapat koordinasi di ruang Edelweis lantai 5 Gedung Balai Kota Depok, Jawa Barat, 29 April 2025. Tempo/Ricky Juliansyah
TEMPO.CO, Depok - Wali Kota Depok Supian Suri mengatakan, pendaftar pendidikan di barak militer membludak. Dari kuota awal 50 anak, Supian mengatakan hingga 27 Mei 2025 sudah ada 378 orang yang mendaftar.
Depok akan menggelar pendidikan anak di barak militer seperti yang sudah diinisiasi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di beberapa wilayah lain. Adapun lokasi pendidikan di barak militer itu akan dilangsungkan di Divisi 1 Kostrad TNI AD Cilodong, Depok.
"Ya, kemarin kan kuota kita bayangin 50 (anak) , di sana (Yonhub TNI AD Jatijajar) kapasitasnya bisa untuk 60 orang. Tapi begitu kita naikin jadi 100, di sana yang tempatnya terbatas sehingga akhirnya kita mohon izin, coba cari alternatif," kata Supian di Cilodong, Depok, pada Rabu, 28 Mei 2025.
Supian mengaku awalnya fasilitas Kostrad Cilodong memang menjadi prioritas pertama untuk program tersebut, namun saat ini masih ada kegiatan sehingga mencoba ke Yonhub.
"Tapi begitu Yonhub enggak bisa,karena keterbatasan tempat dengan kuota yang banyak, 100 orang dalam hal ini, makanya kita balik lagi ke Divisi 1 (Kostrad Cilodong) di sini. Alhamdulillah pas bisa, gitu. jadi kita bisa memaksimalkan di sini," kata Supian.
Supian menerangkan pascapendaftaran dibuka 19 Mei hingga 27 Mei 2025, sudah ada 278 anak yang didaftarkan orang tuanya untuk mengikuti pendidikan di barak militer, sementara kuota untuk gelombang pertama hanya 100 peserta.
"Artinya, kami akan melakukan seleksi lagi siapa-siapa yang lebih prioritas untuk mengikuti kegiatan ini, dan tadi kita menambah kuota jadi 100 orang. 100 orang ini yaitu 25 orang wanita, 75 orang yang pria, jadi insyaallah seperti itu rencananya," kata Supian.
Mantan Sekretaris Daerah Depok itu menjelaskan proses seleksi terdiri dari beberapa kategori, seperti diizinkan orang tua dan sang anak berkenan mengikuti pendidikan di barak militer.
"Artinya tidak harus juga ada kondisi-kondisi tadi (pelaku tawuran atau kenakalan remaja) , tapi anaknya berkenan, orang tuanya berkenan, anaknya bersedia untuk mengikuti kegiatan ini, kita persilakan," kata Supian.
Menurut Supian, mereka tak bisa memaksa anak ikut pendidikan di barak militer jika orang tuanya tak berkenan. "Itu menjadi haknya orang tua," kata dia. Menurut Supian, anak-anak yang ikut dalam pendidikan di barak militer ini adalah mereka yang benar-benar mendapat persetujuan dari orang tua.
Ia mengatakan akan melakukan evaluasi setelah gelombang pertama ini selesai. "Apakah nanti kami mengakomodir yang sisanya atau seperti apa," kata dia.
Supian pun akan melihat di anggaran perubahan untuk membuat kegiatan yang sama, namun program pendidikan di barak militer tergantung pada tempat.
"Artinya alhamdulillah dalam kesempatan ini di Kostrad di 328 ini apa, Divisi 1 ini khususnya Batalyon 328 ini lagi bisa," kata Supian.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Depok Lienda Ratnanurdianny menambahkan, anggaran untuk program tersebut mencapai Rp120 juta.
"Iya, (anggaran) dari ada di kegiatan Kesbangpol. Kalau itu (anggaran) nanti mungkin harus lihat dulu teknis, ya. Sekitar 120-an (Rp120 juta) lah kalau enggak salah, ya, karena banyak item-item yang juga di situ," kata Lienda.
Di tempat yang sama, Aster Divisi 1 Kostrad Cilodong, Kolonel Inf Wira Muharromah mengatakan ada tiga materi kegiatan yang akan diberikan pada program tersebut. "Yang pertama, mengenai kedisiplinan. Kemudian yang kedua tentang wawasan kebangsaan. Kemudian yang terakhir adalah dari Dinas Pendidikan yaitu untuk pembelajaran," kata Wira.
Ketiga hal tersebut, lanjut Wira dikombinasikan agar setelah mengikuti pendidikan ada penguatan, pengembangan dan pembinaan karakter mereka. "Harapan kami adalah terbiasa dengan kehidupan sehari-hari," ujar Wira.
Nantinya juga ada kolaborasi dengan Dinas Pendidikan, karena untuk anak usia 13 sampai 15 tahun mereka akan menghadapi ujian sekolah. "Kita ketahui bersama, kalau tidak salah tanggal 9-10 Juni itu mereka ujian. Jadi kita fokuskan jam belajar ya jam belajar, jam istirahat ya jam istirahat, ibadah ya ibadah. Jadi tidak ada waktu untuk kegiatan yang lain-lain seperti main game, kegiatan yang tidak berguna," kata Wira.
Selain itu, peserta nantinya tidak diperkenankan membawa ponsel. Sedangkan untuk pembimbing akan disesuaikan dengan jumlah anak yang ikut program. "Nanti satu pelatih biasanya menghandle 10 orang," ucap Wira.
Sumber
kurang ajar!
ini tidak boleh dibiarkan, ..... ini depok bung!
bisa habis pesantren dan markaz kita

ayo kita habisi si raja syirik itu







said1518 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
543
29


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan