- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pemerintah Tak Pakai Istilah Orde Lama di Penulisan Sejarah, Ini Alasannya


TS
medievalist
Pemerintah Tak Pakai Istilah Orde Lama di Penulisan Sejarah, Ini Alasannya
Pemerintah Tak Pakai Istilah Orde Lama di Penulisan Sejarah, Ini Alasannya
Senin, 26 Mei 2025 18:12 WIB

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon (Adrial/detikcom)
Jakarta - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengungkap alasan pemerintah tak ada istilah Orde Lama (Orla) dalam 10 jilid buku penulisan ulang sejarah Indonesia yang sedang dikerjakan. Alasannya, selama ini pemerintah sebelum Orde Baru (Orba) tidak pernah mengatakan sebagai Orde Lama.
"Jadi sebenarnya itu para sejarawan yang membuat ya, kalau kita lihat istilah Orde Lama, pemerintahan Orde Lama, tidak pernah menyebut dirinya Orde Lama, kalau Orde Baru memang menyebut itu adalah Orde Baru," kata Fadli seusai rapat di Komisi X DPR kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2025).
Fadli menuturkan perubahan istilah itu dilakukan agar perspektif yang digunakan dalam sejarah baru lebih netral dan inklusif. Perubahan istilah itu juga dinilai membuat konotasinya lebih positif.
"Jadi sebenarnya itu juga perspektif yang kita ingin membuat lebih inklusif, lebih netral," ungkapnya.
"Iya. Jadi kita justru lebih bagus kan, bener nggak? Yang menyebut Orde Lama itu siapa? Orde Baru ya kan?" tambahnya.
Fadli Zon dalam rapat Komisi X DPR mengungkap ada 6 faktor yang membuat penulisan ulang sejarah Indonesia harus dilakukan. Fadli Zon juga mengungkapkan sejumlah judul dalam buku penulisan sejarah ini.
"Yang pertama adalah menghapus bias kolonial dan menegaskan perspektif Indonesia-sentris, apalagi sekarang ini kita 80 tahun Indonesia merdeka sudah saya kira waktunya kita memberikan satu pembebasan total dari bias kolonial ini dan menegaskan perspektif Indonesia sentris," kata Fadli dalam rapat Komisi X DPR.
Kedua, sejarah Indonesia akan ditulis ulang untuk menjawab tantangan terbaru. Alasan selanjutnya, untuk membentuk identitas nasional yang kuat.
"(Alasan keempat) menegaskan otonomi sejarah, sejarah otonom. (Kelima) kemudian relevansi untuk generasi muda," sebutnya.
"Dan (keenam) reinventing Indonesian identity," lanjut dia.
Fadli Zon juga mengungkap jilid-jilid yang terdapat dalam buku penulisan sejarah ini. Dalam slide yang ditampilkan, ada 11 jilid.
1. Sejarah Awal Nusantara
2. Nusantara dalam Jaringan Global: India dan Cina
3. Nusantara dalam Jaringan Global: Timur Tengah
4. Interaksi dengan Barat: Kompetisi dan Aliansi
5. Respons terhadap Penjajahan
6. Pergerakan Kebangsaan
7. Perang Kemerdekaan Indonesia
8. Masa Bergejolak dan Ancaman Integrasi
9. Orde Baru (1967-1998)
10. Era Reformasi (1999-2024)
11. Indeks
https://news.detik.com/berita/d-7933...-ini-alasannya
Istilah buatannya mertua wowok padahal
Senin, 26 Mei 2025 18:12 WIB

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon (Adrial/detikcom)
Jakarta - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengungkap alasan pemerintah tak ada istilah Orde Lama (Orla) dalam 10 jilid buku penulisan ulang sejarah Indonesia yang sedang dikerjakan. Alasannya, selama ini pemerintah sebelum Orde Baru (Orba) tidak pernah mengatakan sebagai Orde Lama.
"Jadi sebenarnya itu para sejarawan yang membuat ya, kalau kita lihat istilah Orde Lama, pemerintahan Orde Lama, tidak pernah menyebut dirinya Orde Lama, kalau Orde Baru memang menyebut itu adalah Orde Baru," kata Fadli seusai rapat di Komisi X DPR kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2025).
Fadli menuturkan perubahan istilah itu dilakukan agar perspektif yang digunakan dalam sejarah baru lebih netral dan inklusif. Perubahan istilah itu juga dinilai membuat konotasinya lebih positif.
"Jadi sebenarnya itu juga perspektif yang kita ingin membuat lebih inklusif, lebih netral," ungkapnya.
"Iya. Jadi kita justru lebih bagus kan, bener nggak? Yang menyebut Orde Lama itu siapa? Orde Baru ya kan?" tambahnya.
Fadli Zon dalam rapat Komisi X DPR mengungkap ada 6 faktor yang membuat penulisan ulang sejarah Indonesia harus dilakukan. Fadli Zon juga mengungkapkan sejumlah judul dalam buku penulisan sejarah ini.
"Yang pertama adalah menghapus bias kolonial dan menegaskan perspektif Indonesia-sentris, apalagi sekarang ini kita 80 tahun Indonesia merdeka sudah saya kira waktunya kita memberikan satu pembebasan total dari bias kolonial ini dan menegaskan perspektif Indonesia sentris," kata Fadli dalam rapat Komisi X DPR.
Kedua, sejarah Indonesia akan ditulis ulang untuk menjawab tantangan terbaru. Alasan selanjutnya, untuk membentuk identitas nasional yang kuat.
"(Alasan keempat) menegaskan otonomi sejarah, sejarah otonom. (Kelima) kemudian relevansi untuk generasi muda," sebutnya.
"Dan (keenam) reinventing Indonesian identity," lanjut dia.
Fadli Zon juga mengungkap jilid-jilid yang terdapat dalam buku penulisan sejarah ini. Dalam slide yang ditampilkan, ada 11 jilid.
1. Sejarah Awal Nusantara
2. Nusantara dalam Jaringan Global: India dan Cina
3. Nusantara dalam Jaringan Global: Timur Tengah
4. Interaksi dengan Barat: Kompetisi dan Aliansi
5. Respons terhadap Penjajahan
6. Pergerakan Kebangsaan
7. Perang Kemerdekaan Indonesia
8. Masa Bergejolak dan Ancaman Integrasi
9. Orde Baru (1967-1998)
10. Era Reformasi (1999-2024)
11. Indeks
https://news.detik.com/berita/d-7933...-ini-alasannya
Istilah buatannya mertua wowok padahal




hhendryz dan waloni memberi reputasi
2
536
32


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan