- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
BEM UGM Nyatakan Mosi Tidak Percaya kepada Rektor


TS
medievalist
BEM UGM Nyatakan Mosi Tidak Percaya kepada Rektor
BEM UGM Nyatakan Mosi Tidak Percaya kepada Rektor
BEM UGM menuntut agar rektor mereka menyatakan mosi tidak percaya kepada lembaga negara.
24 Mei 2025 | 12.43 WIB

Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Ova Emilia, terlibat desak-desakan pasca walk out dari diskusi dengan massa aksi Okupasi Balairung di Yogyakarta, 21 Mei 2025. Dok. Aliansi Mahasiswa UGM
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada secara terbuka menyatakan mosi tidak percaya terhadap Rektor UGM Ova Emilia. Sikap itu disampaikan Ketua BEM KM UGM, Tiyo Ardianto, dalam pernyataan resmi yang beredar pada Sabtu, 25 Mei 2025.
"Kami hanya ingin mengembalikan marwah UGM sebagai kampus kerakyatan, yang artinya harus berpihak semata-mata demi kepentingan rakyat dan bukan kepentingan penguasa," kata Tiyo saat dikonfirmasi melalui aplikasi perpesanan, Sabtu, 24 Mei 2025.
Dalam pernyataan tersebut, BEM KM UGM menilai UGM telah turut berperan dalam membesarkan kekuasaan mantan presiden, Joko Widodo (Jokowi), yang kala itu masih menjabat. Menurut Tiyo, Jokowi merupakan pembunuh demokrasi.
Menurut Tiyo, meski kini pemerintahan dipimpin Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, kekuasaan hari ini tetap merupakan kelanjutan dari kehendak politik Jokowi. "UGM mestinya turut bertanggung jawab dengan menegaskan keberpihakannya," ucap Tiyo.
Pernyataan ini disampaikan sebagai respons atas sikap kampus yang dinilai tidak tegas menyikapi dinamika politik nasional. BEM UGM menuntut agar rektor mereka menyatakan mosi tidak percaya kepada lembaga negara. Mereka menilai penyelenggaraan diskusi akademik saja tidak cukup.
"UGM telah menyelenggarakan kegiatan diskusi yang mengkritik realitas politik hari ini yang tidak lebih dari sebuah akrobat dalam panggung media sementara ketidakadilan dan penindasan terus tetap serta senantiasa terjadi di mana-mana," ujarnya.
Tiyo mengatakan mahasiswa tidak akan mencabut sikap mosi tidak percaya mereka kepada Rektor Ova Emilia selama kampus tidak menyatakan sikap politik yang jelas terhadap rezim hari ini.
"BEM KM UGM menyatakan mosi tidak percaya kepada Rektor UGM Ova Emilia. Mosi ini tidak akan kami cabut dan kami akan tetap tidak percaya sampai Rektor UGM menyatakan Mosi Tidak Percaya ke Rezim Prabowo-Gibran atau yang setara dengannya sebagai penegasan keberpihakan kepada rakyat," tutur Tiyo.
Tempo telah berupaya untuk menghubungi Rektor UGM Ova Emilia. Hingga berita ini ditulis, pihak Rektorat UGM belum memberikan tanggapan atas pernyataan mosi tidak percaya dari BEM KM UGM tersebut.
https://www.tempo.co/politik/bem-ugm...rektor-1533812
Trus maunya yg berkuasa Anies atw gak Ganjar gitu
Kan sama2 alumni UGM jg
BEM UGM menuntut agar rektor mereka menyatakan mosi tidak percaya kepada lembaga negara.
24 Mei 2025 | 12.43 WIB

Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Ova Emilia, terlibat desak-desakan pasca walk out dari diskusi dengan massa aksi Okupasi Balairung di Yogyakarta, 21 Mei 2025. Dok. Aliansi Mahasiswa UGM
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada secara terbuka menyatakan mosi tidak percaya terhadap Rektor UGM Ova Emilia. Sikap itu disampaikan Ketua BEM KM UGM, Tiyo Ardianto, dalam pernyataan resmi yang beredar pada Sabtu, 25 Mei 2025.
"Kami hanya ingin mengembalikan marwah UGM sebagai kampus kerakyatan, yang artinya harus berpihak semata-mata demi kepentingan rakyat dan bukan kepentingan penguasa," kata Tiyo saat dikonfirmasi melalui aplikasi perpesanan, Sabtu, 24 Mei 2025.
Dalam pernyataan tersebut, BEM KM UGM menilai UGM telah turut berperan dalam membesarkan kekuasaan mantan presiden, Joko Widodo (Jokowi), yang kala itu masih menjabat. Menurut Tiyo, Jokowi merupakan pembunuh demokrasi.
Menurut Tiyo, meski kini pemerintahan dipimpin Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, kekuasaan hari ini tetap merupakan kelanjutan dari kehendak politik Jokowi. "UGM mestinya turut bertanggung jawab dengan menegaskan keberpihakannya," ucap Tiyo.
Pernyataan ini disampaikan sebagai respons atas sikap kampus yang dinilai tidak tegas menyikapi dinamika politik nasional. BEM UGM menuntut agar rektor mereka menyatakan mosi tidak percaya kepada lembaga negara. Mereka menilai penyelenggaraan diskusi akademik saja tidak cukup.
"UGM telah menyelenggarakan kegiatan diskusi yang mengkritik realitas politik hari ini yang tidak lebih dari sebuah akrobat dalam panggung media sementara ketidakadilan dan penindasan terus tetap serta senantiasa terjadi di mana-mana," ujarnya.
Tiyo mengatakan mahasiswa tidak akan mencabut sikap mosi tidak percaya mereka kepada Rektor Ova Emilia selama kampus tidak menyatakan sikap politik yang jelas terhadap rezim hari ini.
"BEM KM UGM menyatakan mosi tidak percaya kepada Rektor UGM Ova Emilia. Mosi ini tidak akan kami cabut dan kami akan tetap tidak percaya sampai Rektor UGM menyatakan Mosi Tidak Percaya ke Rezim Prabowo-Gibran atau yang setara dengannya sebagai penegasan keberpihakan kepada rakyat," tutur Tiyo.
Tempo telah berupaya untuk menghubungi Rektor UGM Ova Emilia. Hingga berita ini ditulis, pihak Rektorat UGM belum memberikan tanggapan atas pernyataan mosi tidak percaya dari BEM KM UGM tersebut.
https://www.tempo.co/politik/bem-ugm...rektor-1533812
Trus maunya yg berkuasa Anies atw gak Ganjar gitu
Kan sama2 alumni UGM jg






xcheon dan 3 lainnya memberi reputasi
4
820
48


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan