Kaskus

Entertainment

michaeljohnr875Avatar border
TS
michaeljohnr875
Laut Kaya, Hidup Tetap Sengsara: Sebuah Ironi Nelayan Indonesia
Laut Kaya, Hidup Tetap Sengsara: Sebuah Ironi Nelayan Indonesia

Setiap kali saya melihat hamparan laut Indonesia yang luas dan biru, rasanya hati ini ikut bangga. Negeri kita ini, katanya, surga maritim. Kaya akan ikan, terumbu karang, sampai potensi pariwisata bahari yang luar biasa. Tapi di balik kekayaan itu, saya sering merenung: kenapa nelayan kita justru hidupnya jauh dari kata makmur. Pikiran ini muncul ketika saya pernah ikut rekan saya membeli ikan langsung di nelayan, hanya dengan uang kurang dari 20 ribu, kami sudah dapat ikan sekantong. Murah sekali, ada gap harga yang sangat tinggi antara nelayan dengan penjual pasar. 


Berlandaskan pikiran tersebut, saya mencoba membaca data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang menyebutkan bahwa ada kurang lebih 3,03 juta nelayan di Indonesia pada tahun 2024. Namun dari jumlah itu, profesi nelayan ternyata hanya menyumbang 1,10% dari total penduduk Indonesia. Artinya? Profesi ini sebenarnya semakin terpinggirkan. Sedikit yang memilih jalan hidup sebagai nelayan, dan saya rasa wajar saja. Siapa yang mau bertahan jadi nelayan kalau hidupnya terus-menerus diselimuti ketidakpastian dan minim perlindungan?


Laut Kaya, Hidup Tetap Sengsara: Sebuah Ironi Nelayan Indonesia

Lebih sedihnya lagi, ternyata Nilai Tukar Nelayan (NTN) pada tahun 2023 semakin menurun, bahkan di Desember mencapai titik terendah, 102,51. NTN adalah indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan nelayan. Intinya NTN menunjukkan apakah pendapatan yang diperoleh nelayan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Kalau nilainya makin turun, itu artinya pendapatan mereka juga makin tipis. Belanja kebutuhan hidup jadi makin berat. Padahal mereka kerja banting tulang di laut, bertaruh nyawa.


Yang lebih bikin miris, menurut data dari Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia, sekitar 2,7 juta nelayan di negeri ini malah menyumbang 25% angka kemiskinan nasional. Setengah lebih dari keluarga mereka hidup di wilayah pesisir dalam kondisi yang sama memprihatinkan.


Jujur saya melihat kondisi ini sebagai sebuah ironi. Indonesia, negara yang tersusun dari lebih dari 17.000 pulau, dengan kekayaan maritim yang luar biasa besar, justru memiliki nelayan yang tidak makmur. Hidup bertaruh nyawa, belum lagi bergelut dengan nelayan dari negara lain yang ikut mendulang ikan di perairan kita. Lalu kemanakah peran negara? Bahkan kasus pagar laut sekarang hilang entah kemana. Selesai? Jelas tidak. 


Ini jadi pertanyaan besar untuk saya: ke mana arah kebijakan kita selama ini? Kenapa kekayaan laut yang begitu besar, tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan orang-orang yang menggantungkan hidup di sana? Saya sedih, dan rasanya juga marah. Bukan semata-mata karena nelayan kita miskin, tapi karena negara seolah tidak hadir cukup kuat untuk memperjuangkan nasib mereka. Ini bukan cuma soal angka di atas kertas, ini tentang kehidupan, tentang keluarga-keluarga di pesisir yang pantas hidup layak, seperti mayoritas dari kita.




nunuahmadAvatar border
DeviMpAvatar border
kubelti3Avatar border
kubelti3 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
216
16
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan