- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Berkelamin Ganda, Remaja di Karawang Minta Bantuan Dedi Mulyadi untuk Operasi


TS
gentongbabi
Berkelamin Ganda, Remaja di Karawang Minta Bantuan Dedi Mulyadi untuk Operasi

Sarta, kakek remaja di Karawang yang derita genitalia ambigua, Rabu (21/5/2025)
KARAWANG, KOMPAS.com – Seorang kakek di Karawang bernama Sarta (69) memohon bantuan kepada Gubernur Dedi Mulyadi dan Bupati Karawang Aep Syaepuloh agar cucunya yang berinisial AP (16) mendapat penanganan medis atas kondisi kelamin ganda yang dialaminya sejak lahir.
Permintaan itu disampaikan Sarta di rumahnya yang berada di wilayah Karawang, Kamis (22/5/2025).
Rumah tersebut dihuni lima orang, termasuk AP, serta dalam kondisi tak layak dengan beberapa bilik bambu yang sudah jebol.
AP tinggal bersama kakek, nenek, dan dua pamannya.
Ia diasuh sejak bayi oleh kakek dan neneknya karena kedua orangtuanya telah bercerai.
"Harapan saya supaya anak incu saya seperti anak lalaki sebaya, supaya bisa dipercepat.
Minta bantuannya Pa Bupati, Pa Dedi," kata Sarta.
Menurut Sarta, penampilan cucunya menunjukkan ciri fisik laki-laki, seperti adanya jakun, dada yang datar, serta suara yang berat seperti pria.
Sebelumnya, AP dikabarkan mengalami perubahan alat kelamin dari perempuan menjadi laki-laki.
Ia kini mengganti nama dari RA menjadi AP dan duduk di kelas 3 Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Namun, Sarta menegaskan bahwa kondisi alat kelamin cucunya tidak berubah, melainkan sudah tidak jelas sejak kecil.
"Harapan saya supaya cepat ada penanganan, supaya jelas," ujar Sarta.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang menyebut bahwa AP didiagnosis mengalami hipospadia penoskrotal, bifid skrotum, disorder of sex development (DSD), serta genitalia ambigua.
Kondisi tersebut ditandai dengan keberadaan testis, jakun, serta tidak ditemukannya rahim, yang secara medis mengindikasikan jenis kelamin pria.
Hingga saat ini, keluarga masih berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk melakukan tindakan medis lanjutan guna memastikan kondisi dan masa depan AP.
Sumber
Derita Remaja di Karawang Berkelamin Ganda, Butuh Bantuan untuk Operasi
KARAWANG, KOMPAS.com - Rabu (21/5/2025) siang, suasana di sebuah rumah reyot di Karawang tampak sepi.
Sarta, seorang kakek, duduk di balai kayu yang sudah lapuk, memandang rumahnya yang terbuat dari bilik bambu dan gypsum, di mana beberapa bagian dindingnya telah jebol.
Lantai tanah yang retak dan perabotan rumah yang sederhana menambah kesan keterbatasan hidupnya.
Sarta tinggal di rumah ini bersama istri, anak, dan cucunya, AP, seorang remaja berusia 16 tahun yang alat kelaminnya mengalami perubahan dari perempuan menjadi laki-laki.
"AP kadang di kamar, kadang tidur di sini (balai layu)," ujar Sarta, mengungkapkan kesehariannya dalam merawat cucunya.
Sarta dan istrinya telah mengasuh AP sejak bayi karena orangtua AP bercerai dan kini telah menikah lagi, tinggal di Subang.
"Dari kecil sama saya," tambah Sarta.
Perjalanan identitas AP Dengan mata berkaca-kaca, Sarta membagikan cerita tentang perjalanan hidup cucunya, AP.
Ia menjelaskan bahwa alat kelamin AP awalnya terlihat lebih mirip perempuan, tetapi saat memasuki usia PAUD, ciri-ciri laki-laki semakin terlihat jelas.
"Tapi lama-lama tambah keliatan. Pas PAUD mulai keliatan jelas," ungkapnya.
Sarta mengungkapkan bahwa AP masih pipis melalui celah mirip vagina, sementara zakarnya tidak berlubang dan tidak bisa digunakan untuk buang air kecil.
Setelah mengeluh sakit, Sarta membawa cucunya ke puskesmas, di mana AP akhirnya dirujuk ke RS Intan Barokah dan kemudian ke RSUD Karawang.
Sejak saat itu, AP dinyatakan sebagai laki-laki dan menerima identitas barunya.
"Alhamdulilah anaknya tegar, tidak minder," Sarta menyatakan kebanggaannya pada cucunya yang kini tidak lagi memakai kerudung dan berpakaian seperti anak laki-laki.
AP, yang sekarang dikenal dengan nama baru, telah duduk di kelas 3 Madrasah Tsanawiyah, menunjukkan perawakan laki-laki dengan jakun, dada, suara yang lebih dalam, serta kekuatan fisik yang mencolok.
Harapan untuk masa depan
Sarta sangat berharap cucunya mendapatkan penanganan medis yang tepat, termasuk kemungkinan operasi pada alat vitalnya.
Ia mengungkapkan bahwa AP telah bolak-balik ke RSUD Karawang sekitar lima kali.
"Cucu saya laki-laki," tegas Sarta, mengekspresikan keinginannya agar ada perhatian dan bantuan dari Bupati Karawang Aep Syaepuloh dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
"Mohon dibantu supaya secepatnya, cucu saya," pintanya.
Kehidupan sehari-hari yang sulit Sarta sehari-hari bekerja sebagai buruh tani.
Pada musim panen, ia bisa mendapatkan upah sekitar Rp 60.000 per hari.
Namun, di luar musim panen, pendapatannya tidak menentu.
"15 hari ini saya kayak gini aja (menganggur)," keluhnya.
AP juga sering ikut membantu Sarta bekerja sebagai buruh angkut, mengangkat gabah hingga 12 karung.
Namun, setelah itu, AP mengeluh sakit dan dibawa kembali ke puskesmas.
Selain itu, AP menunjukkan semangat kewirausahaan dengan berjualan bakso dan jajanan setelah pulang sekolah, menjajakan barang dagangan menggunakan sepeda.
Rumah yang memprihatinkan
Kondisi rumah Sarta cukup memprihatinkan.
Beberapa bagian rumahnya mengalami kerusakan, termasuk jendela dan dinding yang tampak bolong.
"Kalau hujan airnya masuk ke dalam, jadi banjir," kata Sarta, menggambarkan betapa sulitnya mereka menjalani kehidupan sehari-hari dalam kondisi yang serba kekurangan.

===============
Quote:




kakekane.cell memberi reputasi
1
170
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan