JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan kader PDI-P, Saeful Bahri, mengaku selalu melapor kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P, Hasto Kristiyanto, begitu juga setelah menerima uang Rp 850 juta dari Harun Masiku. Pengakuan ini disampaikan Saeful saat diperiksa sebagai saksi dalam sidang kasus dugaan suap dan perintangan penyidikan yang menjerat Hasto di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat.

Pada persidangan itu, jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengonfirmasi percakapannya dengan Hasto usai menerima uang dari Harun. “Ini ada percakapan WhatsApp saksi dengan Pak Hasto Kristiyanto pada 23 Desember 2019, pada saat penerimaan uang ya, ‘izin lapor Mas, hari ini Pak Harun geser delapan setengah (Rp 850 juta), dan dibalas terdakwa dengan 'ok sip',” kata jaksa membacakan bukti percakapan di persidangan, Kamis (22/5/2025).

“Iya,” jawab Saeful.



Pada persidangan itu, jaksa juga mengungkap rentetan peristiwa sebelum penyerahan uang Rp 850 juta dari Harun Masiku kepada Saeful. Pada Jumat (20/12/2025), Saeful mengirim soft file kajian hukum Harun Masiku yang akan menjadi terobosan dan yurisprudensi baru. Saeful kemudian menyampaikan kepada Harun bahwa Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan menunggu termin kedua atau penyerahan uang berikutnya.

Adapun sebelumnya penyerahan pertama, Wahyu telah menerima uang muka dp Rp 400 juta pada pertengahan Desember 2019. Dimana sebelumnya pada tanggal 16 Desember 2019 pukul 18.12 WIB bukti percakapan Donny Tri memberitahu Saeful bahwa telah menerima uang, dan sejam kemudian pukul 19.27 lewat chat Hasto mengkonfirmasikan Saeful bahwa dia telah memberi uang kepada Donny Tri sebanyak Rp 400 juta dan uang penghijauan Rp 200 juta.

“Maksudnya termin kedua adalah Wahyu menunggu penyerahan uang selanjutnya?” tanya jaksa. “Iya,” jawab Saeful.

Baca juga: PAW Harun, Saeful Bahri Membenarkan Hasto Bilang ‘Garansi Saya’ dan ‘Perintah Ibu’


Harun kemudian menjawab bahwa pada Senin, uang berikutnya akan diserahkan. Hari Ini Senin yang dimaksud adalah tanggal 23 Desember, sesuai dengan waktu penyerahan Rp 850 juta.

“Dijawab Harun Masiku, ‘insya Allah hari Senin sore penyerahan tahap berikutnya’,” kata jaksa membaca pesan Harun. “Saksi ini benar ada percakapan seperti itu?” tanya jaksa.

“Betul,” jawab Saeful. Uang Rp 850 juta tersebut kemudian dibagi Saeful antara lain untuk Geri yang bertugas menjadi kurir, pengacara PDI-P Donny Tri Istiqomah yang menyusun kajian hukum, dan dirinya sendiri. Dalam perkara ini, Hasto didakwa menyuap anggota KPU Wahyu Setiawan agar Harun Masiku menjadi anggota DPR lewat mekanisme pergantian antarwaktu.

Hasto juga didakwa merintangi penyidikan terhadap Harun Masiku yang berstatus buron sejak 2020.

https://nasional.kompas.com/read/202...lapan-setengah