Kaskus

Entertainment

yantosauAvatar border
TS
yantosau
Labu’ala: Cahaya dari Danau Limboto
Labu’ala: Cahaya dari Danau Limboto

Di sebuah desa kecil di tepi Danau Limboto, tinggal seorang anak muda bernama **Ilham**, seorang pengrajin perahu keturunan suku Gorontalo. Sejak kecil, Ilham tumbuh bersama cerita-cerita rakyat yang disampaikan oleh kakeknya tentang zaman kejayaan kerajaan Gorontalo, tentang Pahlawan Nani Wartabone, dan tentang “**Labu’ala**”—roh penjaga danau yang hanya menampakkan diri kepada jiwa yang tulus menjaga tanah leluhur.

Ilham tidak pernah mempercayai dongeng-dongeng itu. Baginya, kehidupan di desa adalah tentang realita: bekerja keras, menjual perahu kepada para nelayan, dan bertahan di tengah perubahan zaman. Danau Limboto yang dulu luas dan dalam, kini menyusut perlahan, dikelilingi enceng gondok dan sampah. Banyak pemuda pergi ke kota, meninggalkan desa dan warisan leluhur mereka. Ilham pun sempat berpikir untuk pergi.

Namun semuanya berubah ketika kakeknya meninggal dunia. Sebelum mengembuskan napas terakhir, sang kakek berkata, *“Jaga tanah ini, Ilham. Danau ini akan bicara padamu jika kau mendengarnya.”*

Malam itu, Ilham duduk di perahunya di tengah danau yang sunyi. Tiba-tiba, danau menjadi tenang seolah waktu berhenti. Kabut turun perlahan, dan dari kejauhan muncul cahaya biru kehijauan yang membentuk sosok perempuan berpakaian adat Gorontalo lengkap dengan hiasan kepala Bulalo Lo Boute.

“Aku adalah Labu’ala,” katanya, “penjaga danau ini. Airku menangis, tanahku lelah. Tapi harapan belum mati. Kau bisa menjadi penghubung antara leluhur dan masa depan.”

Ilham tidak percaya. Tapi ketika dia kembali ke rumah, ia menemukan kotak kayu tua milik kakeknya. Di dalamnya, terdapat peta kuno, gulungan naskah berbahasa Gorontalo lama, dan catatan tentang mata air suci yang dulu menjadi sumber kekuatan danau.

Mulai saat itu, Ilham berubah. Ia mulai mengumpulkan warga, bercerita tentang kisah kakeknya, tentang Labu’ala, dan tentang pentingnya menjaga danau. Ia mengajak pemuda untuk membersihkan enceng gondok, menanam pohon di sekitar danau, dan mempromosikan perahu tradisional Gorontalo sebagai warisan budaya.

Awalnya banyak yang menertawakannya, tapi satu demi satu warga mulai ikut. Ilham juga bekerja sama dengan akademisi dan aktivis lingkungan untuk memulihkan ekosistem danau.

Lima tahun berlalu, Danau Limboto perlahan mulai bersih. Wisatawan datang, tertarik dengan cerita Labu’ala dan perahu tradisional buatan Ilham. Pemerintah mulai memperhatikan potensi wisata budaya dan alam di Gorontalo. Anak-anak muda tak lagi bermimpi hanya tentang kota, tapi juga tentang masa depan di tanah mereka sendiri.

Suatu malam, Ilham duduk lagi di atas perahunya. Kabut datang, dan cahaya biru itu muncul kembali. Tapi kali ini Labu’ala hanya tersenyum.

“Kau sudah menjawab panggilan tanahmu, Ilham,” katanya sebelum perlahan menghilang dalam danau yang tenang.

Ilham tahu, ini bukan akhir. Ini adalah awal dari kisah baru: kisah seorang anak Gorontalo yang memilih untuk tinggal, dan menyalakan kembali cahaya yang nyaris padam.

---
theicebergAvatar border
widi0407Avatar border
intanasaraAvatar border
intanasara dan 7 lainnya memberi reputasi
8
262
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan