Kaskus

News

gentongbabiAvatar border
TS
gentongbabi
Alasan Teman Kuliah Tak Memedulikan Larangan Jokowi Menyikapi Isu Ijazah Palsu


Alasan Teman Kuliah Tak Memedulikan Larangan Jokowi Menyikapi Isu Ijazah Palsu
ISU IJAZAH PALSU - Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi) melaporkan soal tudingan ijazah palsu ke Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (30/4/2025).


Terungkap alasan teman kuliah tak memedulikan larangan mantan Presiden RI Joko Widodo ( Jokowi) menyikapi isu ijazah palsu.
Diketahui isu ijazah palsu Jokowi telah membuat sejumlah rekan kuliah mantan Presiden RI tersebut ikut angkat bicara.
Padahal sebelumnya Jokowi sudah melarang teman-temannya menyikapi isu ijazah palsu tersebut.
Salah satu teman Jokowi yang turut dilarang menanggapi isu ijazah palsu itu adalah Mustoha Iskandar.
Mustoha mengaku sempat dilarang mantan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), untuk turut menyikapi soal tudingan ijazah palsu.
Mustoha merupakan rekan seangkatan Jokowi semasa masih berkuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dia mengatakan larangan tersebut disampaikan Jokowi karena tidak ingin rekan seangkatannya terseret dalam kasusnya.
Namun, Mustoha mengatakan dirinya dan beberapa rekan seangkatan Jokowi tetap ingin membantu membuktikan bahwa mantan Wali Kota Solo itu memang lulusan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Pasalnya, sambung Mustoha, rekan seangkatan Jokowi jengkel atas tudingan ijazah palsu tersebut.
"Akhirnya, saya kawan-kawan itu mencoba mengumpulkan teman-teman untuk bersikap. Karena kalau Pak Jokowi itu melarang (rekan seangkatan ikut campur) karena menganggap kurang kerjaan mengurusi hal seperti itu."
"Tapi, kita sebagai teman-temannya itu, ikut jengkel, masak teman digitukan masa terus diam saja. Kalau Pak Jokowi itu santai saja gitu," katanya dikutip dari YouTube tvOne, Minggu (18/5/2025).
Mustoha mengatakan untuk membantu Jokowi, dirinya dan beberapa rekan seangkatan lalu menggelar konferensi pers.
Lalu, dalam konferensi pers tersebut, rekan-rekan seangkatan juga membawa ijazah sebagai bukti bahwa ijazah milik Jokowi memiliki desain yang sama.
"Akhirnya kita berkumpul membuat suatu press conference, mengumpulkan teman-teman coba tunjukkan ijazah teman-teman kita semua dan mengundang beberapa wartawan untuk membuktikan bahwa Pak Jokowi benar-benar lulusan Fakultas Kehutanan UGM," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Mustoha juga mengaku dekat dengan Jokowi karena kerap bermain bersama seperti mendaki gunung.
"Saya masuk tahun 1980, seangkatan dengan Pak Joko Widodo, teman kuliah bareng, camping bareng, pernah juga naik motor bareng," katanya.
Namun, Iskandar mengatakan dirinya tidak diwisuda bersama dengan Jokowi yang lulus tahun 1985. Dia mengaku baru diwisuda setahun setelahnya.
Lalu, dia menceritakan bahwa satu angkatan di Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1980 berjumlah sekitar 90 orang.
Kemudian, Iskandar menceritakan Jokowi semasa masih menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan UGM di mana mantan Wali Kota Solo itu adalah sosok yang sederhana dan pendiam.
Dia mengatakan Jokowi juga tidak terlalu aktif di kampus dan hanya mengikuti kegiatan mendaki gunung.
Iskandar turut menuturkan bahwa Jokowi sempat memakai kacamata ketika masih berkuliah meski saat ini tidak pernah mengenakan lagi.
Ia lantas memperlihatkan foto ketika Jokowi tengah memakai kacamata saat rangkaian acara wisuda.
"Kok sekarang ada yang meragukan itu, memang dulu itu pakai kacamata," katanya.
"Ini saat wisuda ini, lalu ada dikasih selamat itu. Itu pakai kacamata Pak Jokowi," sambung Iskandar.

Kasus Ijazah Jokowi Belum Naik Penyidikan
Di sisi lain, proses hukum terkait tudingan ijazah Jokowi masih terus berlanjut di Polda Metro Jaya.
Namun, penyidik belum menaikan kasus tersebut ke tahap penyidikan.
Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan penyelidik telah mengambil keterangan saksi untuk mengumpulkan dan memastikan peristiwa yang dilaporkan.
Menurutnya sudah 24 saksi yang diperiksa sejauh ini.
"Kita lihat nanti apakah masih perlu klarifikasi orang-orang atau cukup dengan yang sudah memberikan keterangan klarifikasi bisa langsung dinaikkan ke tahap penyidikan," tuturnya, pada Sabtu (17/5/2025).
AKBP Reonald menyebut beberapa saksi yang dipanggil sepekan kemarin untuk mengklarifikasi perihal tudingan ijazah palsu.
"Kita tunggu," imbuhnya singkat.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menuturkan peluang pelapor diperiksa kembali sangat dimungkinkan.
Menurutnya pemanggilan pelapor sesuai pertimbangan dari penyelidik.
"Penyelidik yang akan mempertimbangkan berdasarkan fakta-fakta yang dikumpulkan," ucap Ade Ary.
Kepolisian memastikan laporan dugaan pencemaran nama baik yang dilaporkan Joko Widodo masih dalam tahap penyelidikan.
Sejumlah fakta-fakta terus dikumpulkan sebelum nantinya dilakukan gelar perkara.
"Jadi tahapan penyelidikan itu diperiksa klarifikasi. Nanti ditentukan hasil gelar perkara berdasarkan alat bukti dan barang bukti apakah ada atau tidaknya dugaan tindak pidana," ujarnya.
Apabila ditemukan dugaan tindak pidana seperti yang dilaporkan oleh pelapor, akan ditingkatkan statusnya menjadi penyidikan. 
"Setelah penyidikan, pelapor diperiksa lagi, di-BAP namanya, diambil keterangan berita acara pemeriksaan sebagai saksi dalam tahap penyidikan. Diulangi lagi nanti, semua saksi diperiksa lagi," ujar Ade Ary.
"Jadi penyelidikan dan penyidikan ini harus kami lakukan sesuai SOP secara proporsional dan profesional berdasarkan ketentuan yang berlaku dengan prinsip kehati-hatian," ucapnya.
Mantan Kapolres Jakarta Selatan itu menegaskan bahwa setiap laporan yang diterima selalu tahapannya akan seperti itu, tanpa terkecuali.
Sebelumnya, kuasa hukum Jokowi, Yakup Hasibuan menuturkan pihaknya melaporkan sejumlah pasal terkait tudingan ijazah palsu.
"Pasal yang kita duga dilakukan itu ada 310 dan 311 KUHP tentang pencemaran nama baik, ada juga beberapa pasal di Undang-Undang ITE, antara lain 27A dan juga pasal 32 dan pasal 35," ungkap Yakup kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Pihaknya sudah menyampaikan kepada para penyidik perihal barang bukti hingga peristiwa-peristiwanya berupa pencemaran nama baik.
Sebanyak puluhan video telah diserahkan ke penyidik untuk diselidiki lebih lanjut.
"Ada 24 video ya, sekitar 24 objek yang Pak Jokowi sudah melaporkan juga, ya itu juga diduga dilakukan oleh beberapa pihak," imbuhnya.
Yakup menyebut beberapa orang yang dilaporkan di antaranya inisial RS, RS, ES, T, dan K. 
Dari beberapa inisial nama yang sebelumnya dilaporkan pendukung Jokowi merujuk pada Roy Suryo, Rismon Sianipar, Dokter Tifa, Eggi Sudjana, dan Kurnia Tri Royani.
"Kami tentunya sudah menyerahkan ini kepada para penyidik, dan penyelidik mungkin masih sekarang tahapannya sehingga kami hormati dan kami akan menyerahkannya kepada pihak koalisi untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai pokok perkaranya," ujar Yakup.



Sumber


permainan yg cantik emoticon-thumbsup
emoticon-Leh Uga

0
802
38
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan