Kaskus

Automotive

th3d4rkAvatar border
TS
th3d4rk
Insiden BYD Seal Terbakar di Jakbar, Amankah EV?
Mobil listrik BYD Seal terduga terbakar di Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (13/5/2025) pukul 04.18 WIB. Kendaraan bertenaga baterai tersebut, terlihat mengeluarkan asap tebal, dan diduga terjadi korsleting di baterai.
Pihak BYD Motor Indonesia, melalui Head of PR and Government Relation, Luther Panjaitan menyampaikan turut prihatin atas insiden yang menimpa pemilik BYD Seal tersebut, dan memohon maaf atas ketidaknyamanan tersebut.
Berdasarkan informasi di lapangan, Luther juga mengatakan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
"Perlu kami klarifikasi, bahwa yang terjadi adalah insiden asap, dan bukan berasal dari api seperti beberapa foto yang beredar. Di mana, memperlihatkan pantulan lampu mobil berwarna merah pada asap tersebut," jelas Luther, dalam keterangan kepada Liputan6.com melalui pesan elektronik.
Lanjut Luther, berkat dukungan berbagai pihak, situasi sudah dapat ditangani dengan cepat, termasuk pihak BYD Motor Indonesia sudah menjemput unit tersebut.
"Saat ini, tim aftersales BYD sedang melakukan investigasi menyeluruh agar dapat melakukan identifikasi permasalah secara rinci, dan menemukan penyebab dari masalah tersebut," tegas Luther.

BYD sendiri menggunakan baterai jenis LFP, yang juga sering disebut Lithium Iron Phosphate, sendiri cuma salah satu dari beberapa jenis katoda yang lazim digunakan dalam baterai lithium. Katoda jenis lainnya adalah LNCA, LiCoO2, LiMn2O4, hingga LNCM.


Katoda adalah logam yang mengalami reduksi dengan menangkap elektron hasil dari oksidasi logam. Ini merupakan komponen penting dari baterai sekunder (isi ulang) untuk mendapatkan baterai dengan performa yang baik.

Dengan karakteristik tertentu, baterai LFP atau LiFePO4 menawarkan sejumlah kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan dan pengembangan teknologi baterai modern, antara lain:

1. Keamanan tinggi

LiFePO4 dikenal dengan keamanannya yang tinggi. Struktur kristal LiFePO4 memberikan kestabilan termal yang baik, mengurangi risiko panas berlebih atau bahkan kebakaran yang mungkin terjadi pada jenis baterai lain, bahkan dalam beberapa test melibatkan penusukan baterai menggunakan benda tajam

2. Siklus hidup panjang
Salah satu keunggulan utama dari baterai LiFePO4 adalah siklus hidup yang panjang. Baterai ini dapat menangani ribuan siklus pengisian dan pengosongan tanpa mengalami degradasi kinerja yang signifikan.
LiFePO4 memiliki siklus hidup 1.000-10.000 siklus. Litium besi fosfat memiliki laju pelepasan yang sangat baik dan degradasi yang lebih sedikit pada suhu tinggi. 
Karena fitur masa pakainya yang lebih lama, Anda dapat menggunakan baterai ini untuk berbagai aplikasi. Baterai LiFePO4 standar yang memenuhi syarat tetap memiliki DOD 80 persen hingga 2000 siklus pengosongan dan pengisian daya.

3. Daya keluar stabil
LiFePO4 memberikan daya keluar yang stabil selama pemakaian, membuatnya cocok untuk aplikasi yang memerlukan keluaran daya yang konsisten seperti kendaraan listrik (Electric Vehicle) dan sistem penyimpanan energi. Yes, konsisten. voltase baterai LFP hanya akan berkurang sedikit, meskipun sudah 10% daya. Tidak seperti tipe lain yang akan menjadi lemot ketika tinggal 30% atau bahkan 50% daya. ini menimbulkan potensi masalah sebenarnya, karena voltmeter tidak dapat mendeteksi ketika baterai sudah lowbat, lalu ketika akhirnya terdeteksi lowbat, berarti baterainya sudah benar-benar habis daya. mungkin hanya beberapa puluh meter sebelum mogok, solusinya harus menggunakan ampere meter, atau seperti TS, hitung jarak tempuh saja. metodenya: charge sampai full, lalu pakai sampai mogok, hitung berapa KM jaraknya.

4. Ketersediaan fosfat
LiFePO4 menggunakan fosfat sebagai salah satu bahan utamanya, yang lebih melimpah dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan yang digunakan dalam beberapa jenis baterai lithium-ion lainnya.

5. Penyimpanan yang baik 
Baterai LiFePO4 dapat digunakan untuk berbagai aplikasi seperti mesin elektronik, militer, aplikasi medis, dan motor listrik. Bahan kimia besi fosfat yang aman dan tidak adanya prosedur daur ulang membuat baterai ini lebih murah dibandingkan baterai LiPo dan Li-ion. Daya simpan tidak akan drop seperti baterai jenis lain.

Namun, ada juga kekurangan Baterai LiFePO4, antara lain:
1. Energi spesifik rendah
Meskipun memiliki siklus hidup yang panjang, baterai LFP memiliki energi spesifik yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan beberapa jenis baterai lithium-ion lainnya, akibatnya, untuk daya yang sama, baterai LFP akan lebih berat bobotnya.

2. Harga relatif tinggi
Baterai LiFePO4 memiliki harga yang relatif tinggi dalam perbandingan dengan beberapa teknologi baterai lainnya.
Proses manufaktur dan penggunaan bahan berkualitas tinggi berkontribusi terhadap biaya yang lebih tinggi. Namun, penting untuk mempertimbangkan siklus hidup dan keselamatannya yang panjang ketika mengevaluasi efektivitas biaya secara keseluruhan. Harga sekian untuk 2000x charge, lumayan lah, ketimbang baterai lain yang biasanya 800x charge, atau kurang. TS charge di PLN hanya habis rp 10.000 untuk charge baterai 50AH 72volt. tapi daya di PLN agak besar, charging hanya 3 jam untuk penuh, biasanya 5-7 jam. Efek sampingnya jadi lebih panas aja sih chargernya. BTW, ini bukan tipe fast charging ya, hanya 830watt.

3. Debit yang dalam dan kepadatan rendah
Kelemahan LiFePO4 yang terakhir  adalah debit yang dalam dan kepadatan yang rendah. Kekurangan ini membuat baterai ini tak cocok untuk perangkat kecil seperti ponsel pintar. Oleh karena itu, baterai LiFePO4 ini terutama digunakan pada LEV (kendaraan rendah emisi) dan sepeda listrik. Lebih awet dalam konteks umur dan charging cycle, tapi lebih berat dan rendah daya. Butuh ukuran fisik lebih besar untuk memberikan daya yang sama dengan lithium ion


Insiden BYD Seal Terbakar di Jakbar, Amankah EV?



TS sendiri sudah setahun menggunakan molis dengan baterai tipe LFP dengan daya lumayan besar. Dengan mode berkendara santuy, paling cepat hanya 55 km/h, TS bisa menjangkau 160km dengan mudah dan tanpa deg-degan (mungkin bisa lebih jauh, tapi TS tidak berani ambil resiko dorong motor). Tidak pernah ada insiden dengan baterai.
160 km sekali charge menghabiskan 10ribu, berapa hari sekali ya kalau pemakaian jakarta-bekasi atau depok bekasi?

Lalu, amankah EV?

Sejauh pengalaman TS, aman. Tapi ada syarat yang harus dipenuhi, antara lain:
1. Menggunakan tipe LFP, bukan lithium ion, atau lead acid
2. Matikan sakelar kendaraan jika tidak akan digunakan dalam waktu lama
3. Gunakan charger yang bagus dan stabil
4. Hindari fast charging
5. Gunakan, atau upgrade dengan suku cadang yang lebih bagus (biasanya saklar atau konektor bawaan kurang bagus, tapi ini mungkin hanya motor TS saja).

Gimana menurut agan-agan? ada yang sudah menggunakan EV? Share pengalaman dong.

(sumber: Penyebab Mobil BYD Terbakar di Palmerah Diduga dari Baterai - News Liputan6.com
Internal photos of BYD blade battery disassembly.
BYD Indonesia Angkat Bicara soal Insiden BYD Seal Terbakar di Jakbar)
si.matamalaikatAvatar border
jlampAvatar border
mukagedekAvatar border
mukagedek dan 3 lainnya memberi reputasi
4
952
34
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan